SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

    Dalam proses Pemilihan Umum ada 3 aspek yang harus dicermati, yaitu pertama aspek one man, dua aspek one vote dan ketiga aspek one value.  Aspek one man dan one vote adalah menyangkut nilai-nilai mekanisme prosedur dari pemilihan umum sedangkan one value adalah menyangkut aspek substansi dari pemilihan umum itu sendiri.

    Aspek one man adalah bagaimana setiap warga negara yang mempunyai hak pilih itu dapat menggunakan hak pilihnya. Hal ini menyangkut dari proses pendataan pemilih dan segala proses bagaimana rakyat dapat memilih dengan semudah-mudahnya dari sisi waktu, biaya, jarak, dsb.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

    Kemudian dari aspek one vote, yaitu bagaimana rakyat yang sudah punya hak pilih itu menggunakan hak pilihnya dengan sebaik-baiknya. Jika dua hal tersebut berjalan dengan baik maka dapat dikatakan proses pemilihan umum sukses, tetapi hanya sukses dari aspek mekanisme prosedurnya.

    Bila pertanyaan dilanjutkan, apakah substansi dari demokrasi itu sendiri sudah berjalan dengan sukses, maka aspek ketiga yang harus kita nilai yaitu aspek one value. Yang disebut aspek one value adalah rasionalitas, alasan dari pemilih didalam menentukan pilihannya apakah masih bersifat hanya karena sebatas diberi imbalan tertentu atau  sebatas hanya karena kultur .   Apakah dia benar-benar secara rasional memahami konsekuensi dari pilihannya bahwa pilihannya itu sangat menentukan kehidupan bangsa lima tahun ke depan? Juga  apakah caleg yang dipilih dapat dipercaya untuk menjalankan amanah itu dari berbagai analisa dan rekam jejaknya.

Ekspedisi Mudik 2024

    Namun menurut pengamatan saya, proses Pemilu 2009 ini mungkin kalaupun sukses masih sebatas sukses prosedurnya. Walaupun saya sendiri juga sangsi apakah sukses prosedur ini dapat diraih dalam Pemilu 2009 ini, mengingat banyaknya berbagai persoalan dari daftar pemilih, kesulitan pemilih, kesulitan rakyat dalam menggunakan hak pilihnya. Ada pula beberapa kesulitan misalnya masalah formulir A5 yang tidak mudah untuk diperoleh.

    Tapi dari sisi one value,  saya  pesimis bahwa value substansi demokrasi ini ada di dalam Proses Pemilu 2009 ini. Kenapa saya menilai seperti itu? Karena memang saya melihat partai politik tidak pernah atau tidak ada yang benar-benar mempunyai program berkelanjutan selama 5 tahun sejak Pemilu 2004.

    Apakah ada partai  politik yang memberikan  program pendidikan politik untuk masyarakat dalam bentuk komunikasi politik yang transparan dan akuntabel? Yang ada semua partai melakukan proses komunikasi politik instan dengan berbagai format kampanye yang sama sekali tidak ada unsur pendidikan politik. Hanya ada unsur heboh, glamour, menghibur, membagi materi yang menjadikan rakyat tidak bertambah pemahaman politiknya dan apa risiko dari salah pilih.

    Lebih banyak  rakyat diajak berpikir instan, cash and carry, ataupun diajak untuk percaya melakukan pilihannya tidak dengan rasionalitas/kesadaran rasional tinggi tapi dalam pemikiran yang bersifat meninabobokan atau pembiusan sesaat.

    Lihat saja fenomena format kampanye terbuka yang diadakan sejak 17 Maret yang lalu, saya lihat tidak ada satu partaipun yang membuat terobosan yang di detik-detik terakhir bagaimana mencoba untuk berkomunikasi politik dengan format mencerdaskan masyarakat.

    Yang saya lihat adalah format kampanye terbuka, yang selalu targetnya hanyalah satu: bagaimana menarik pengunjung  sebanyak-banyaknya dalam kampanye terbuka itu dengan cara/format lebih menonjolkan menyenangkan pengunjung dengan hiburan ada, dari musik pop, musik dangdut, atraksi lain-lain atau bentuk hura-hura yang lain pokoknya serba menyenangkan, heboh, bukan mencerdaskan.

    Tidak ada yang membuat suatu terobosan, misalkan dimana partai politik dalam kampanye terbuka di sana semua caleg dibuat counter-counter. Di counter-counter tersebut caleg diberi meja dan kursi, menyiapkan brosur dan lainnya, untuk berani berdialog langsung dengan masyarakat, membuat komitmen langsung dengan masyarakat, menjawab berbagai pertanyaan masyarakat, diuji  masyarakat pemikirannya dan lainnya.

    Lantas, juga perlu ditambah satu lagi counter besar, khusus untuk partai, untuk menjelaskan program partai secara nasional, dan secara lokal. Jadi di situ akan ada interaksi yang positif sekali, pembelajaran bagi rakyat untuk berhak menanyakan apa yang menjadi pemikirannya, apa yang harus diketahui oleh rakyat terhadap suatu partai atau terhadap seorang caleg sedalam-dalamnya, lewat cara membuka komunikasi dua arah, dialog, diskusi.

    Saya tidak tahu kenapa format kampanye dari pemilu ke pemilu tidak ada perubahan. Ada dua kemungkinan: pertama, partai masih menganggap rasionalitas rakyat Indonesia belum berkembang, sehingga terobosan-terobosan itu tidak diperlukan karena tidak sesuai dengan kondisi masyarakat dan partai politik senang dengan kondisi itu dan tidak tergugah untuk mencoba mencerdaskan kehidupan politik bangsa ini. 

    Kedua, kita bangsa yang tidak inovatif,  terlalu takut untuk membuat perubahan, sehingga semua partai tidak ada yang berani menjadi pelopor dalam format pendidikan politik. Akhirnya memang bangsa kita selalu menjadi bangsa follower, pengikut.

    Ya.. waktu sudah berlalu, tanpa terasa people judgment day atau hari penghakiman rakyat akan tiba, 9 April mendatang hari dimana rakyat berkuasa penuh, menentukan siapa yang berhak dan layak mewakili dirinya. 

    Akhirnya saya tutup dengan pepatah, tidak ada yang abadi di dunia ini selain perubahan itu sendiri. Jika ternyata masyarakat berubah paradigmanya, rasionalitasnya dan bahkan mungkin akhirnya ada ketidakpercayaan yang tinggi terhadap semua partai karena memang partai tidak berusaha memandang rakyat dengan cerdas, maka jangan-jangan nanti banyak yang surprise dengan kekecewaan karena banyak hal yang diprediksi, ternyata tidak terjadi. Selamat berdemokrasi.

Oleh Herry Zudianto
Walikota Jogja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya