SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi didampingi Wakil Presiden JK berbincang-bincang sesaat sebelum memimpin Sidang Kabinet sebelum sidang kabinet di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (30/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Kekompakan Jokowi-JK sempat dipertanyakan selama Pilkada Jakarta yang mempertemukan Ahok-Djarot vs Anies-Sandi.

Solopos.com, JAKARTA — Pilkada Jakarta 2017 memunculkan isu perbedaan antara dua pucuk pemimpin pemerintahan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Jusuf Kalla (JK). Sejak awal, banyak pihak yang menebak peran keduanya dalam mendukung kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Muncul isu bahwa Presiden Jokowi berada di belakang Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot). Isu ini selain karena pernah berpasangan dengan Ahok hingga 2014 di DKI, Jokowi berasal dari PDIP yang notabene merupakan partai pengusung Ahok-Djarot. Padahal, Presiden telah menyatakan pemerintah netral.

Di sisi lain, banyak pihak yang langsung menarik kesimpulan bahwa JK berada di pihak seberang, yakni Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Kendati tidak berafiliasi secara politik, Anies memang dikenal dekat dengan JK sejak lama. Belum lagi bila dikaitkan dengan dukungan muslim, yang sangat lekat dari pribadi JK. Wapres sendiri sampai saat ini merupakan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI).

Rumor tersebut semakin jelas setelah Ketua Umum PAN yang juga Ketua MPR, Zulkifli Hasan, membeberkan adanya peran JK dalam mendukung Anies untuk menduduki kursi DKI 1. Zulkifli mengaku mendengar pembicaraan telepon antara JK dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto pada malam hari untuk mengawinkan Anies dengan calon yang diusung Gerindra, yakni Sandi.

Terlepas dari pengakuan Zulkifli, sinyal dukungan sendiri sudah terlihat kental saat JK menyaksikan hasil hitung cepat pelaksanaan Pilkada Putaran II lalu, di pendapa rumah dinasnya.

Saat itu, JK mengatakan sempat menebak skor akhir hasil hitung cepat antara kedua calon, bersama dengan orang-orang terdekatnya. Dia sudah menebak bahwa Anies-Sandi akan menang atas Ahok-Djarot dalam mayoritas lembaga survei yang menyelenggarakan quick count dengan capaian persentase 56%.

Waktu itu, dia berujar bahwa tebakannya tidak sejitu perkiraan Juru Bicara Wakil Presiden Husain Abdullah atau yang sering dipanggil Uceng, yang menebak persentase suara Anies-Sandi mencapai 58%. “Yang paling mendekati ini Uceng ini, dia sebut 58%, paling mendekati,” katanya, di Rumah Dinas Wapres seusai menontong hitung cepat, Rabu (19/4/2017).

Selain itu, tak lama Anies-Sandi menang versi hasil hitung cepat, Anies langsung sowan ke rumah JK, atau satu hari setelah pencoblosan, Kamis (20/4/2017). Momen itu juga bertepatan dengan silahturahmi yang dilakukan Anies ke Balaikota untuk menemui Ahok yang masih menjabat sebagai Gubernur DKI aktif.

Sinyal dua kubu yang berseberangan dari orang nomor satu dan nomor dua di Indonesia tersebut sepertinya sempat jadi “bahan” bagi pihak-pihak yang ingin memanfaatkan keadaan. Arahnya, ingin menunjukkan adanya kerenggangan antar dua pemimpin pemerintahan saat ini.

Salah satunya, berita bohong sempat menimpa Wapres, yang seakan-akan menyindir fenomena hebohnya karangan bunga yang didapatkan Ahok-Djarot. Dalam fitnah itu, dia mengimbau masyarakat agar tidak mengirimkan karangan bunga saat pelantikan Anies-Sandi dan berujar bahwa lebih baik untuk bersedekah ke anak yatim dibandingkan menghamburkan uang untuk karangan bunga.

“Kapan saya ngomong begitu,” ujarnya belum lama ini. “Kebetulan saya tidak pernah membaca begituan [meme]. Trennya, presiden suka membaca itu, jadi memang mengetahui apa yang terjadi. jadi hati-hati membikin hoax, pasti dibaca oleh Bapak Presiden,” tuturnya sambil bercanda.

Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi mengatakan hubungan Jokowi-JK baik-baik saja pascapilkada, tidak ada gap seperti yang banyak orang bicarakan. “Baik-baik saja kok habis pilkada, biasa saja,” ujar Sofjan, kemarin (2/5/2017).

Presiden Jokowi sendiri dalam kunjungan kerjanya ke Hong Kong, awal pekan ini sudah mendeclare bahwa Anies-Sandi yang memang belum diresmikan KPU sebagai pemenang tersebut capable dalam memimpin Jakarta. Hal tersebut diucapkan Presiden saat forum dengan Investor di Hongkong.

Jadi, seharusnya tidak perlu cemas. Sebelum menatapi 2019 nanti, seharusnya Jokowi-JK tetap kompak untuk mencapai target-target pembangunan yang dicanangkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya