SOLOPOS.COM - Water boom Jambangan Permai yang dikelola BUMDes Karya Mandiri Kaliwedi, di Dukuh Toro, Desa Kaliwedi, Gondang, Sragen, Minggu (10/3/2024) sore. (Solopos.com/Ika Yuniati)
Solopos.com, SRAGEN — Gelak tawa anak-anak terdengar jelas saat Solopos.com berkunjung ke kompleks Waterboom Jambangan Permai di Dukuh Toro, Desa Kaliwedi, Gondang, Sragen, Minggu (10/3/2024).
Mereka asyik berenang dan main air di area tersebut. Sementara, para orang tua memantau dari gazebo yang ada di pinggir kolam.
Promosi
Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Destinasi wisata ini memiliki sejumlah fasilitas seperti dua waterslide dengan ketinggian masing-masing 5 meter dan 7 meter, wahana air tumpah, kolam renang anak, gazebo kios kuliner dan lain-lain. Tiket yang dipatok juga relatif murah, yakni hanya Rp10.000 gratis semangkuk soto.
Direktur BUMDes Kaliwedi, Hartono, kemudian mengajak Solopos.com menuju lokasi taman yang juga ditanami buah kelengkeng. Lokasi taman indah itu juga berada di kompleks Waterboom Jambangan Permai.
Ke depan, BUMDes berencana membangun restauran untuk menjadikan wilayah tersebut sebagai pusat kuliner. Agar menarik pengunjung, bahkan akan dibuat dalam bentuk rumah makan apung.
Sejarah
Hartono kemudian mengingat-ingat momen beberapa tahun silam Ketika lokasi tersebut masih berupa kebun terbengkalai. Sejak berpuluh-puluh tahun, tanah kas desa itu tak pernah dimanfaatkan dengan maksimal.
Sampai akhirnya pada 2021 lalu, di bawah pengelolaan BUMDes Karya Mandiri Kaliwedi, tanah kas itu dibangun menjadi wahana wisata waterboom.
“Pengunjungnya lumayan, kalau pas Minggu [akhir pekan] bisa 800-an per hari,” kata dia.
Hartono menjelaskan, BUMDes Karya Mandiri yang menjadi cikal bakal pertumbuhan ekonomi baru di Kaliwedi ini diinisiasi mulai 2014.
Namun, mulai serius didirikan pada 2017 hingga 2019. Pada medio 2017-2019 itu mereka memulai dengan mendirikan Lembaga Keuangan Desa (LKD) yang menjadi Lembaga simpan pinjam.
Setelah itu, pada masa Pandemi Covid-19, mereka merambah usaha Internet desa yang saat ini memiliki 119 pelanggan dengan biaya hanya Rp100.000/bulan.
Pada 2021 mereka kemudian mendirikan perusahaan air minum (PAM) untuk memfasilitasi air bersih di wilayah Dukuh Toro. Pendirian PAM kemudian dikembangkan menjadi wisata air waterboom.
Selain itu, ada dua unit usaha lainnya yang juga cukup berhasil, yakni agrowisata kelengkeng dengan luas hampir 4 hektare, dan peternakan seratusan domba.
“Kalau Internet-nya dulu dimanfaatkan anak-anak yang sekolah karena pas belajar di rumah. Sampai saat ini masih banyak nasabahnya. Dimanfaatkan juga oleh para UMKM untuk jualan online. Ini semua ya pengembangan dari dana desa melalui BUMDes ini,” kata dia.
Total ada enam unit usaha yang saat ini mereka Kelola.
Saat dikonfirmasi ulang, Kamis (28/3/2024), Hartono, menyebut omzet mereka mencapai Rp1,7 miliar per tahun.
Angka tersebut kemudian digunakan untuk membiayai operasional, hingga gaji karyawan. Sisanya mereka setorkan ke kas desa sebagai tambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Kerja Sama BRI
Hartono mengakui manfaat yang dirasakan untuk desa setempat belum terlalu signifikan. Namun yang pasti, mereka sudah berhasil memberdayakan warga setempat dengan merekrut jadi karyawan. Misalnya karyawan di BUMDes, petani kelengkeng, pekerja di waterboom dan lainnya.
Salah satu unit usaha mereka yang digarap secara kolaboratif bahkan mampu menggandeng para petani milenial. Unit usaha agrowisata berupa penanaman melon dengan green house tersebut bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Sragen.
Penanaman melon hidroponik ini mendapatkan bantuan pengembangan dari Yayasan Baitul Maal (YBM) BRILian Regional Yogyakarta hingga Rp90 juta lebih. Mereka kali pertama melakukan panen raya pada, Jumat (23/2/2024) lalu.
Bantuan diberikan kepada kelompok petani milenial Sumber Tani sebagai modal budidaya melon dengan sistem greenhouse, mulai dari persiapan awal hingga panen.
Kandang peternakan domba di Desa Kaliwedi, Gondang, Sragen, Minggu (10/3/2024). (Solopos.com/Ika Yuniati)
BUMDes Kaliwedi juga menggandeng petani muda Gilang Indarmaga Putra yang juga pemilik Agrimaga sebagai pendamping. Gilang merupakan warga setempat yang sebelumnya sukses mengembangkan penanaman melon hidroponik melalui green house.
Melalui kerja sama secara masif dengan BRI tersebut, Desa Kaliwedi, menurut Hartono, kian terbantu. Ditambah Mantri BRI yang bertugas di wilayahnya cukup proaktif mendukung sejumlah program desa.
Tak hanya membantu permodalan melalui pinjaman melalui sejumlah produk perbankan, melainkan juga membantu pengembangan lainnya.
Misalnya membantu pembukuan yang baik LKD Kaliwedi, pelatihan petani milenial maupun ibu-ibu UMKM, hingga membantu promosi Kaliwedi secara langsung maupun melalui situs Localoka.
Digitalisasi perbankan melalui BRIMo, QRIS, hingga BRILink, juga cukup merata di Kaliwedi. Hal itu cukup memudahkan warga setempat Ketika bertransaksi.
Berkat kolaborasi yang baik itu pula, Kaliwedi pernah dinobatkan sebagai Desa BRILian. Pada akhir 2023 lalu Kaliwedi diajak pameran produk unggulan perdesaan di Taman Kantor Pusat BRI bersama delapan desa lainnya di Tanah Air.
“Katanya kami juga akan dapat bantuan CSR dari BRI. Akan kami gunakan untuk menyelesaikan proses Pembangunan taman,” kata Hartono.
Target BUMDes Kaliwedi
Berbagai pengembangan di BUMDes Kaliwedi ini tak lepas dari tangan dingin Daryono sebagai Kepala Desa.