SOLOPOS.COM - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga Uno saat hadir sebagai pembicara dalam talkshow virtual Solopos Media Group menggelar talkshow virtual tema Wisata Rasa Kuliner Nusantara, Jumat (5/8/2022).(Tangkapan Layar Youtube)

Solopos.com, SOLO – Indonesia menjadi negara dengan potensi ekonomi dan wisata berbasis kuliner.  Solo merupakan salah destinasi wisata kuliner populer di Tanah Air. Beberapa waktu lalu terakhir, Solo juga dinobatkan menjadi Kota Nasi Liwet.

Dalam rangka menjelajah potensi wisata kuliner, Solopos Media Group menggelar talkshow virtual bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga Uno, Owner Spesial Sambal Yoyok Hery Wahyono, Presiden Indonesian Chef Association (ICA) Susanto Santos, Penyelenggara SICF 2022 Daryono, dengan tema Wisata Rasa Kuliner Nusantara, Jumat (5/8/2022). Talkshow dimoderatori oleh Redaktur Pelaksana Solopos.com, Danang Nur Ihsan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menteri Parekraf, Sandiaga Uno mengatakan setidaknya sektor kuliner menyumbang 42 persen penyumbang produk domestik bruto (PDB). 

“Selama ini pengembangan pariwisata sangat bersinergi dengan produk ekonomi kreatif. Kuliner penyumbang lapangan kerja dan PDB ada di posisi 42 persen kontribusi ekonomi kreatif,” papar Menteri Parekraf, Sandiaga dalam webinar.

Ekspedisi Mudik 2024

Wisata kuliner dianggap lengkap bila memenuhi beberapa faktor. Di antaranya, makanan atau kuliner menjadi bagian dari lifestyle. Kedua, penggunaan bahan pangan lokal. Ketiga, kuliner mempunyai latar historis dan budaya. Terakhir, kandungan di balik masakan. Menurutnya, kuliner di Indonesia telah mampu memenuhi kelengkapan tersebut.

“Narasi di balik makanan. Jadi harus memiliki ceritanya, ini makanan dari mana, siapa yang mempopulerkan, dimakan saat apa, sejarahnya seperti apa gitu,” jelas Sandi.

Baca Juga: Lethok Khas Ngawi, Kuliner dari Tempe Busuk & Jeroan Sapi

SICF ketujuh berlangsung dari Kamis (4/8/2022) hingga Minggu (7/8/2022) di Halaman Benteng Vastenburg Solo. Penyelenggara SICF 2022, Daryono mengatakan, sambal menjadi satu dari tiga kuliner ikonik Nusantara. Karenanya SICF 2022 mengangkat tema Pesona Citarasa Sambal Nusantara.

Indonesia mempunyai 1.500 jenis sambal. Penyelenggara juga membagikan 20.000 porsi sambal dari 16 macam sambal, seperti sambal gami, sambal matah, sambal ganja, sambal bajak, dan sambal lotis.

“Bersama Forum Kuliner Indonesia, kita tetapkan tiga kekhasan dari Sabang sampai Merauke, soto itu macam soto ada. Kedua sate, ketiga sambal. Khusus bersamaan ASEAN Paragames 2022, kami gelar dengan tema sambal. Sekarang ini sambel menjadi satu hal penting bahkan di tengah [kelompok] milenial,” papar Daryono.

Daryono menambahkan SICF menjadi bukti Solo menjadi salah satu destinasi wisata kuliner yang pernah ditetapkan oleh Kemenpar bersama Bali, Yogyakarta, Semarang, dan Bandung. Diharapkan sektor kuliner dapat membantu menggerakan sektor ekonomi kreatif di Kota Bengawan.

“Setidaknya tiga unggulan sub sektor ekonomi kreatif, yaitu fashion, seni pertunjukan, dan kuliner,” imbuh dia.

Baca Juga: Ejekan Masa Kecil di Balik Kesuksesan Ayam Bakar Pak Shentit Boyolali

Sementara, Presiden ICA, Susanto mengatakan ada beberapa poin yang bisa diangkat dalam memopulerkan kuliner Nusantara. Di antaranya kuliner Nusantara dilengkapi bumbu dan rempah, proses pembuatan yang alamiah, dan menjadi salah satu warisan budaya.

“Keistimewaan kuliner Nusantara ada beberapa poin menggunakan rempah yang banyak, variasinya [makanan] banyak, prosesnya alami, rasa dasarnya tidak berubah. Di beberapa daerah kuliner menjadi budaya dan agama,” papar Santo.

Santo menambahkan, ada dua sektor yang mampu menopang kemajuan kuliner di berbagai daerah. Yaitu sektor sosial masyarakat dan pariwisata. Masyarakat menjadi garda promotor dan penjaga kelestarian kuliner yang ada di Nusantara.

“Kalau di Solo siapa sih yang tidak kenal tengkleng. Wisata kuliner didukung oleh masyarakat itu sendiri. Artinya menurut saya peran masyarakat yang akan menjaga dan mengekpos makanan. Lalu selanjutnya sektor pariwisata,” terang dia.

Baca Juga: Tengkleng Solo: Dulu Makanan Sampingan, Kini Jadi Menu Berkelas

Potensi sambal yang dinilai dekat dengan selera lidah masyarakat menjadi satu ekonomi baru. Owner Spesial Sambal, Yoyok mengatakan ada tiga gelombang perjalanan bisnis kuliner sambal. Pada 2002, Yoyok menilai belum ada bisnis kuliner yang berani menjual sambal secara khusus sebab sambal dinilai hanya menjadi makanan pelengkap.

Baru pada 2009, Yoyok melihat  rumah makan mulai banyak  yang menjual sambal sebagai menu utama. Pada 2011, Yoyok mengistilahkan tahun tersebut menjadi kebangkitan kuliner sambal ditandai dengan produk sambal dalam kemasan.

“Dari tiga gelombang tadi, sambal membuktikan diri sebagai industri baru. Setelah itu ada rubrik dan konten yang membahas khusus tentang sambal, koran, televisi, banyak,” jelasnya.

Seperti yang diungkapkan Santo, rasa dasar kuliner yang cenderung tidak berubah menjadi salah satu ciri kuliner Nusantara. Hal itu juga menjadi bekal SS dalam mempromosikan kuliner sambal di mancanegara.

“Secara nasional, kekhasan rasa kuliner Nusantara itu tidak kalah dan bisa bersaing di luar negeri. Saya tidak mau mengakomodir karakter lokal, namun yang saya bawa karakter utuh,” papar Yoyok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya