SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com,&nbsp;JAKARTA</strong> — <a href="http://news.solopos.com/read/20180911/496/939111/rupiah-melemah-sri-mulyani-penerimaan-negara-masih-tinggi" target="_blank" rel="noopener">Kurs rupiah</a> ditutup menguat setelah dolar Amerika Serikat (AS) melemah karena Trump mengajukan negosiasi dagang dengan China. Pada penutupan perdagangan Jumat (14/9/2018), rupiah tercatat menguat 40 poin atau 0,27% menjadi Rp14.800 per dolar AS.</p><p>Namun, posisi ini lebih rendah dari posisi setahun sebelumnya atau mencatatkan pelemahan 7,84% secara year-to-date (ytd). Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa ajakan negosiasi terkait dengan perang dagang AS dan China membuat dolar AS melemah.</p><p>"Ini kan pertama kalinya Trump duluan yang mengajukan negosiasi dengan China, makanya investor banyak yang melepas dolar AS, sehingga indeks dolar melemah," ujar Ibrahim kepada <em>Bisnis/JIBI</em>, Jumat (14/9/2018).</p><p><a href="http://news.solopos.com/read/20180910/496/938979/ancaman-donald-trump-pukul-rupiah-kembali-melemah" target="_blank" rel="noopener">Presiden AS Donald Trump</a> dan pemerintahnya telah mengajukan negosiasi dagang dengan China setelah Negeri Panda itu melaporkan perbuatan AS dalam sistem perdagangan kepada Organisasi Dagang Dunia (WTO). China&nbsp;meminta agar AS diberi sanksi.</p><p>Bank sentral Eropa (ECB) pada pekan depan juga akan melakukan pertemuan yang membahas akan menaikkan suku bunga dan stimulus. ECB diketahui akan mempertahankan suku bunganya, sehingga membawa sentimen negatif bagi dolar AS.</p><p>Selain itu, indeks harga konsumen (CPI) AS secara <em>month-to-month</em> pada Agustus 2018 hanya tumbuh 0,2%, atau lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 0,3%. Adapun, indeks dolar AS tercatat merosot tipis 0,07% ke 94,45.</p><p>Ibrahim menyebutkan bahwa tren rupiah untuk saat ini sedang menguat. Hal ini karena intervensi dari pemerintah yang dinilai berhasil, tahun politik yang tidak terlalu bergejolak, dan pertemuan International Monetary Fund (IMF) yang akan diselenggarakan di Indonesia pada Oktober mendatang.</p><p>"Kemarin kan pemerintah dan BI [Bank Indonesia] sudah melakukan penyelidikan kapada spekulan agar mereka segera menukar dolar AS-nya menjadi rupiah dan kemudian kebijakan impor. Lalu pertemuan IMF dengan Indonesia sebagai tuan rumah nanti membuat Indonesia mendapat pandangan positif dari pasar," lanjut Ibrahim.</p><p>Direktur PT Garuda Berjangka itu memproyeksikan <a href="http://news.solopos.com/read/20180907/496/938505/rupiah-kembali-stabil-menguat-bi-ini-karunia-allah" target="_blank" rel="noopener">nilai rupiah</a> akan berada di kisaran Rp14.770 – Rp14.820 per dolar AS dalam sepekan kedepan.</p>

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya