SOLOPOS.COM - Ilustrasi mutasi virus corona (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN -- Situasi penambahan jumlah kasus dan angka kematian pasien positif Covid-19 Kabupaten Sragen cukup mengkhawatirkan. Setiap hari dalam beberapa waktu terakhir selalu ada pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

Meningkatnya kasus kematian pasien Covid-19 ini diduga disebabkan adanya varian baru dari virus corona yang bermutasi sehingga memiliki tingkat keganasan tertentu. Namun, peningkatan kasus baru yang fluktuatif di angka 40 orang ke bawah dinilai masih wajar dalam kondisi Sragen sebagai zona kuning.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Wakil Bupati (Wabup) Sragen Dedy Endriyatno mengungkapkan hal itu saat ditemui wartawan di Balai Desa Mojorejo, Karangmalang, Sragen, Rabu (28/4/2021). Dedy menerangkan lewat surat edaran Kementerian Agama dan surat edaran Pemkab Sragen sudah mengimbau untuk mewaspadai Covid-19.

Baca Juga: Muncul Klaster Layatan di Sragen, 17 Orang Positif Covid-19 1 Meninggal dunia

Ekspedisi Mudik 2024

Untuk menekan penambahan kasus dan jumlah kematian pasien Covid-19, Dedy meminta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) dan camat memastikan Satgas Jogo Tonggo setiap desa benar-benar aktif untuk mengawasi perantau dan pemudik.

Ia mengatakan pengawasan ini dilakukan untuk kepentingan masyarakat supaya pelaksanaan Idulfitri terbebas dari Covid-19. “Sebenarnya kenaikan kasus baru, 30 orang per hari, 40 orang per hari, 16 orang per hari, itu masih wajar di tengah kelonggaran aktivitas ekonomi. Pemkab tidak mungkin membiarkan masyarakat di rumah terus tanpa ada kegiatan ekonomi produktif. Hal itu sama saja membunuh mereka pelan-pelan,” ujarnya.

Daya Tahan Tubuh

Dedy memastikan sektor ekonomi jalan tetapi perkembangan Covid-19 juga harus bisa ditekan. Ia tak memungkiri bila terjadi penambahan kasus baru yang fluktuatif dan kasus itu tetap harus diminimalkan.

Baca Juga: Suami-Istri Tokoh Agama dan Seorang Takmir Masjid Di Sragen Positif Covid-19

“Nah, banyaknya kasus pasien meninggal dunia ini karena adanya varian baru Covid-19. Hal ini juga terjadi di luar Sragen. Virusnya semakin bertambah ganas dan mengkhawatirkan,” ujar Dedy.

Dedy menambahkan tingkat keganasan Covid-19 yang bisa meningkatkan kasus kematian termasuk di Sragen itu tergantung pada daya tahan tubuh penderita. Ada yang asimtomatik tetapi ada yang simtomatik sampai meninggal dunia.

"Kasus meninggalnya empat guru di Gondang itu harus menjadi bahan evaluasi secara menyeluruh. Terutama guru-guru dari luar Sragen itu diperketat protokol kesehatannya sebagai upaya penyekatan," jelasnya.

Baca Juga: Positif Covid-19, Ibu & Anak di Sragen Meninggal

Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, dr. Sri Subekti, menerangkan kasus kematian pasien Covid-19 bertambah dua orang pada per Rabu sore.

Ia menyampaikan jumlah kasus baru bertambah 44 orang per Rabu. Sementara kasus yang sembuh, ia menyebut ada lima orang dan pasien yang dirawat sebanyak 378 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya