SOLOPOS.COM - Pekerja membuat lampion dan rangka lampion berdiameter 2 meter di tempat usaha milik Marbeno di Kepatihan Wetan, Jebres, Solo, Kamis (20/1/2022). (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO – Pemasangan lampion sudah menjadi tradisi menyambut perayaan Tahun Baru Imlek dan menjadi daya tarik tersendiri bagi warga dan wisatawan yang berkunjung ke Kota Solo. Lampion biasanya dipasang di atas jalan depan Pasar Gede Solo.

Bahkan beberapa tahun belakangan ini pemasangan lampion sampai sepanjang Jl Jenderal Sudirman hingga Bundaran Gladak. Pemasangan lampion yang indah menaungi jalan dengan nyala yang indah menjadikan kawasan pusat Kota Solo itu menjadi spot foto yang populer.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Solopos.com menyambangi salah satu tempat usaha pembuatan lampion di Kepatihan Wetan, Kecamatan Jebres, Solo. Sang pemilik, Marbeno Deka Marimba, mengatakan pesanan lampion untuk menyambut Hari Raya Imlek 2022 menurun.

Baca Juga: Asyik! Imlek di Solo Tahun ini Kembali Dimeriahkan 1.000 Lampion

Jika pada 2021 ia dan pekerjanya memproduksi sekitar 70 lampion, pada Imlek 2022 ia hanya mendapat pesanan 30-an lampion. “Kalau pesanan Imlek tahun kemarin ya sekitar 70 lampion, kalau sekarang mungkin 30-an saja lah,” terangnya saat ditemui Solopos.com, Kamis (20/1/2022).

Pelaku usaha di Solo itu mengatakan penurunan jumlah pesanan lampion Imlek di tempatnya dikarenakan situasi pandemi yang belum usai. Marbeno mengaku sudah menjalankan usaha pembuatan lampion Imlek itu selama 10 tahun. Awalnya, usaha lampion itu bermula dari usaha dekorasi.

Kemudian perlahan memasuki lini produksi lampion dan bertahan hingga sekarang. Marbeno menambahkan ia meneruskan usaha yang dirintis ayahnya. “Sudah 10 tahun, saya meneruskan usaha bapak. Sebelumnya dekorasi, terus coba-coba masuk [produksi] lampion,” katanya.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru Imlek, Bangunan Pasar Gede Solo Dihias Lampion

Empat Karyawan

Marbeno mempekerjakan empat orang untuk membantu produksi lampion Imlek di Kepatihan Wetan, Solo. Sejauh ini, Marbeno mengaku telah memproduksi lampion dari berbagai macam ukuran. Mulai dari diameter 20 cm hingga 2 meter.

Ada pun jangkauan pembeli lampion miliknya tak hanya warga Soloraya, namun hingga ke luar Jawa. Proses pengiriman pesanan lampion dari luar Jawa tentunya dengan pengemasan dan proteksi yang terjamin. Yaitu dilapisi dengan rangka kayu agar rangka lampion tidak patah.

“Untuk pengiriman enggak hanya di Soloraya, sudah ke luar Jawa. Ini [pesanan] dibungkus pakai kayu,” jelasnya sambil menunjuk pesanan dari Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Baca Juga: Pernik-Pernik Imlek Mulai Ramai Diburu Pembeli di Pasar Gede Solo

Ben menambahkan saat perayaan Imlek tahun-tahun sebelumnya, usaha pembuatan lampion Imlek miliknya turut memproduksi beberapa lampion di kawasan Pasar Gede, Solo. Usahanya juga telah memasuki segmen penjualan online dengan memanfaatkan media sosial seperti Instagram, sehingga tak heran jika pesanan lampion miliknya sudah sampai ke luar Pulau Jawa.

Salah satu karyawan Marbeno, Rehami, mengatakan produksi satu lampion berukuran 20 cm biasanya menghabiskan waktu dua jam. “Dari proses penyusunan rangka, sampai pasang kain [luarnya], ya paling butuh waktu dua jam,” jelas Rehami.

Selain momen Hari Raya Imlek, Rehami menambahkan pesanan lampion biasanya melimpah saat Hari Kemerdekaan 17 Agustus. “Paling ramai pas 17 Agustusan, lampion-lampion merah putih itu, buat berapa saja pasti laku,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya