SOLOPOS.COM - Warga Balong, Sudiroprajan, Jebres, Solo, Donny Mahesa Widjaja, mengerjakan pembuatan jodang berbentuk miniatur Gedung Djoeang 45 Solo di rumahnya, Rabu (11/1/2023). (Solopos/Putut Hartanto)

Solopos.com, SOLO — Dua jodang utama yang dihias ribuan kue keranjang bakal diarak saat kirab budaya Grebeg Sudiro 2023 di kawasan Pasar Gede Solo, Minggu (22/1/2023). Jodang itu unik karena berbentuk miniatur Stadion Manahan Solo dan Gedung Djoeang 45 Solo.

Dua jodang itu dibuat oleh warga Kampung Balong, Kelurahan Sudiroprajan, Jebres, Solo, bernama Donny Mahesa Widjaja. Solopos.com mencoba melihat langsung proses pembuatan jodang itu, Rabu (11/1/2023).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Seperti diketahui Grebeg Sudiro merupakan agenda tahunan yang digelar menjelang hingga sesudah Tahun Baru Imlek. Event itu merupakan simbol pluralisme dan toleransi yang diperlihatkan lewat gunungan kue keranjang, pawai kesenian, dan kirab budaya.

Grebeg Sudiro juga merupakan akulturasi budaya Jawa dengan Tionghoa di Kota Solo. Puncak acara Grebeg Sudiro adalah kirab budaya yang menampilkan dua jodang gunungan kue keranjang.

Seusai kirab, ribuan kue keranjang itu lantas dibagikan kepada masyarakat. Pada Grebeg Sudiro 2023, jodang utama gunungan kue keranjang berbentuk miniatur Stadion Manahan dan Gedung Djoeang ’45 Solo.

Kepada Solopos.com, Donny menceritakan proses pembuatan jodang tersebut. Ia mengaku dihubungi panitia Grebeg Sudiro 2023 untuk membuat jodang itu pada 19 Oktober 2022 lalu.

“Proses pembuatan dua jodang ditambah lampion berbentuk teko sekitar 2,5 bulan. Sekarang, jodang miniatur Gedung Djoeang 45 sudah rampung, sedangkan jodang Stadion Manahan tinggal tahap finishing,” katanya.

Ia berencana membawa dua jodang itu ke Kantor Kelurahan Sudiroprajan untuk dihias gunungan kue keranjang. Lelaki berusia 40 tahun itu memang memiliki skill dalam membuat karya kerajinan kayu.

10 Tahun Dipercaya Membuat Jodang Grebeg Sudiro

Sejak belia, ia sudah membuat karya-karya kerajinan berbahan kayu. Berkat keterampilannya itu, Donny selalu didapuk membuat jodang setiap Grebeg Sudiro Solo digelar menyambut Tahun Baru Imlek.

Dia kali pertama membuat jodang untuk kirab Grebeg Sudiro pada 2012 atau sekitar satu dekade lalu. Setiap tahun, Donny tak pernah absen membuat jodang dengan bentuk bangunan yang berbeda-beda.

“Dahulu jodang yang dibuat berbentuk ikon bangunan di dunia. Kemudian, ada yang usul agar diubah ikon bangunan di Kota Solo sampai sekarang. Terakhir saya buat jodang Tugu Keris dan Loji Gandrung pada Grebeg Sudiro sebelum muncul pandemi Covid-19. Jadi saya sudah 10 tahun membuat jodang untuk Grebeg Sudiro,” ujar dia.

Jodang yang dibuat Donny berbahan kayu tripleks. Dia harus melakukan observasi terlebih dahulu ke lokasi bangunan untuk menggambar detail bangunan. Hasil observasi disinkronkan dengan beragam dokumentasi yang didapat di Internet.

“Saya potret setiap ruangan di Gedung Djoeang 45. Ada ruangan yang sudah direnovasi dengan pintu baru. Ada pula ruangan tanpa daun pintu. Jadi kemungkinan belum tersentuh renovasi. Hal-hal sedetail itu saya coba gambarkan dengan membuat jodang,” paparnya.

Dia berharap muncul sosok penerus pembuat jodang Grebeg Sudiro. Donny mengaku siap mengajari dan membimbing kalangan pemuda yang memiliki talenta dan bakat di bidang seni agar ada regenerasi pembuat jodang Grebeg Sudiro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya