SOLOPOS.COM - Kawasan pabrik Modern Rice Milling Plant Sragen yang menggunakan teknologi canggih dalam pengolahan berasnya. Foto diambil baru-baru ini. (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SRAGEN — Perum Bulog membangun 10 pabrik penggilingan padi dengan memanfaatkan teknologi canggih atau modern rice milling plant (MRMP). Pabrik ini bisa menghasilkan beras kualitas premium.

Salah satu penggilingan padi berteknologi modern itu berada di Kabupaten Sragen. Tim Ekspedisi Pangan 2022 Solopos Media Group (SMG) mengunjungi pabrik yang dilengkapi mesin pengering berkapasitas 120 ton per hari, dan RMU enam ton per jam itu belum lama ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Pangan 2022 SMG didukung oleh Pupuk Indonesia Holding Company, PLN, Syngenta Indonesia, Bulog, Perhutani, PT Perkebunan Nusantara dan Nasmoco. Tim beranggotakan empat orang ini mengeksplorasi sektor pangan di wilayah Jatim, Jateng dan Jogja.

“MRMP Sragen punya vertical drying center berkapasitas 120 ton sekali input dalam waktu pengeringan 8-10 jam. Jadi anggap saja kami dalam sehari bisa mengeringkan gabah basah 120 ton. Kami juga punya penampungan gabah atau SILO 6.000 ton,” ujar Willy Adi Purba, Operation Manager MRMP Sragen, saat ditemui di kantornya.

Baca Juga: Tim Ekspedisi Pangan Intip Dapur Produksi Pupuk Terbesar di Tanah Air

SILO atau tempat penampungan gabah itu berupa tandon raksasa yang terdiri tiga unit. Masing-masing unit SILO bisa menampung 2.000 ton gabah.

Keunggulan MRMP Sragen juga dari teknologi modern yang digunakan dalam penggilingan padi. Seperti tidak lagi digunakannya bahan bakar minyak (BBM) untuk operasionalnya. Mereka memakai listrik secara penuh.

“Bahan baku untuk kompor dryer kami pakai sekam. Jadi lebih hemat dan ramah lingkungan. Kami juga punya kapasitas mesin produksi MRU tujuh ton per jam. Ada juga colour sutter untuk memisahkan beras kuning, beras mati. Jadi kami bisa jamin beras yang kami hasilkan benar-benar beras yang premium, bagus,” tutur dia.

Baca Juga: Lebih Hemat dan Efisien, Petani Sragen Pilih Pakai Sumur Tenaga Listrik

Willy lantas menjelaskan cara kerja MRMP Sragen, yang dimulai dari pre cleaner untuk memisahkan hampa gabah. Setelah itu gabah masuk ke destoner untuk memisahkan batu kerikil dan benda-benda kecil lainnya.

Proses selanjutnya gabah masuk ke husker untuk dilakukan pemisahan ata dikupas, antara beras dengan kulitnya.

“Kemudian whitener untuk memoles, memutihkan. Lalu pemutihan lagi dengan pengkabutan air, colour sutter untuk memisahkan beras yang kuning, hitam. Setelah itu mixer untuk penuhi standar kualitas yang pasar harapkan, seperti beras pecah berapa persen. Kami juga punya mesin packaging jahit biasa, sealer atau vakum,” urai dia.

Baca Juga: Ekspedisi Pangan Kunjungi Petrokimia Gresik, Produsen Pupuk Terbesar Indonesia

Walau tetap melayani petani perorangan, tapi menurut Willy bidikan utama MRMP Sragen adalah sektor hulu. Dia mencontohkan ketika petani kesulitan saat panen raya yang disebabkan harga jual yang rendah.

Dalam situasi seperti itu, gabah para petani bisa diakomodasi MRMP Sragen sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP).

“Gabah petani kami beli dengan harga sesuai dengan ketentuan Inpres tentang HPP,” tegas dia.

Baca Juga: Tim Ekspedisi Pangan Kunjungi Gudang Pupuk Sragen, Lihat Mekanisme Distribusi

Namun MRMP Sragen juga melayani petani perseorangan dengan jumlah gabah yang ada. MRMP Sragen siap melayani pengeringan padi petani maupuan penggilingan gabah dengan tarif yang sesuai dengan tarif pasaran di wilayah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya