Solopos.com, SOLO – Persis Solo memiliki sebuah maskot berbentuk burung alap-alap kawah. Maskot ini sempat rutin berada di pinggir lapangan saat Laskar Sambernyawa bermain.
Maskot burung alap-alap itu diluncurkan Persis Solo pada 18 Agustus 2017 silam. Menariknya, peluncuran itu dilakukan saat jeda pertandingan Persis Solo melawan Persipon Pontianak dalam lanjutan Liga 2017 di Stadion Manahan, Solo.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Maskot itu diperkenalkan langsung kepada sekitar 17.000 suporter Persis Solo yang hadir di stadion. Manajemen menyebut maskot itu bernama Arjuna dengan nama panggilan juna. Nama tokoh pewayangan itu disematkan karena dianggap sebagai pemilik dari panah Pasoepati.
Baca Juga: Duh! Eks Striker Persis Solo Beto Goncalves Jadi Korban Penjambretan
Maskot Persis Solo itu menggunakan nomor punggung 12 sebagai penghormatan kepada suporter yang dianggap sebagai pemain ke-12 Persis Solo. Namun, pada Liga 2 musim 2021 ini, Juna si Alap-Alap tak nampak. Padahal, Persis Solo keluar sebagai juara. Faktor pertandingan tanpa penonton mungkin menjadi alasan tak munculnya sang maskot.
Di sisi lain, kemunculan maskot itu sempat mendapat kritik. Anggota Pasoepati senior, Prapto Koting, menyebut maskot itu lebih menyerupai bung penguin ketimbang burung alap-alap. Prapto juga mengkritisi penamaan Arjuna pada maskot. Dia mengganggap maskot itu tidak perlu diberi nama Arjuna karena tokoh pewayangan itu tidak ada kaitannya dengan sejarah berdirinya Persis Solo.
“Lebih baik cukup dipanggil burung alap-alap saja. Atau kalau mau tetap pakai nama, lebih baik dipanggil R.M. Said karena tokoh ini yang punya julukan alap-alap sambernyawa. Itu ada nilai historisnya. Kalau Arjuna, nilai historisnya di mana?” ujar Prapto Koting kala itu.
Baca Juga: Pengelolaan Balai Persis Solo, Gibran: Harus Profesional dan Bermanfaat
Sekretaris Jenderal Persis Solo kala itu, Langgeng Jatmiko, sempat menanggapi munculnya kritikan terhadap si maskot. Dia mengakui nama Arjuna memang tidak ada hubungannya dengan sejarah Persis Solo. Nama panggilan Juna dipakai untuk merujuk jenis senjata panah yang dipakai Pasoepati.
“Maskot itu dikerjakan selama tiga pekan. Memang desainnya agak rumit. Tapi, ke depan masih bisa diperbaiki,” terang Langgeng.
Maskot Persis Solo, Juna si Alap-Alap. #LASKARSAMBERNYAWA pic.twitter.com/QTJG7kyc8v
— PERSIS (@persisofficial) March 31, 2017