SOLOPOS.COM - Gerakan Jurnalis Peduli Pendidikan (Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Posisi Indonesia dalam peringkat pendidikan dunia 2018 yang disusun International Student Assessment (PISA) berada pada posisi 74 dari 79 negara. Di ASEAN, Indonesia masih tertinggal dari negara tetangga dekatnya, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Sementara itu, permasalahan pendidikan di Indonesia sangat kompleks. Di antaranya keterbatasan pada sumber daya manusia (pengajar), tidak meratanya pendidikan, biaya yang mahal, dan sebagainya. Kondisi ini kemudian diperburuk dengan munculnya pandemi Covid-19 yang dampaknya tidak hanya dirasakan Indonesia, nampun hampir semua negara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kemudian masalah-masalah dalam dunia pendidikan ini kalah gaung dibandingkan isu lainnya seperti isu politik dan isu ekonomi. Sehingga di permukaan, pendidikan ini seolah baik-baik saja.

Agar pendidikan Indonesia bisa lebih maju-setidaknya jika harus bertolak dari posisi perangkingan PISA-dibutuhkan semangat dan keterlibatan pemerintah, swasta, masyarakat, industri, dan semua anggota ekosistem pendidikan untuk bekerja bersama-sama.

Dari unsur industri/swasta, PT Paragon Technology and Innovation memantik semangat ini melalui corporate social responsibility (CSR) yang dialokasikan pada bidang pendidikan.

CEO PT Paragon Technology and Innovation, Salman Subakat menggagas Gerakan Jurnalis Peduli Pendidikan (GJPP) dengan berbagai kegiatan. Salah satunya Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP). Yakni sebuah pelatihan kepada wartawan dari berbagai media, khususnya yang bertugas di bidang pendidikan.

Membuat Perubahan

Menurut Salman, wartawan melalui medianya memegang peranan penting dalam memunculkan permasalahan-permasalahan di masyarakat, khususnya pendidikan.

“Melalui tulisan, wartawan atau media ini dapat membuat perubahan. Artinya, untuk membuat sebuah perubahan ini wartawan atau media juga harus berubah. Kami ingin mendorong teman-teman di media untuk lebih peduli terhadap penulisan-penulisan pendidikan. Sehingga semua ekosistem pendidikan akan tergugah,” ujarnya, Senin (25/1/2021).

Sementara itu, Ketua Pelaksana Harian GJPP, Nurcholis MA Basyari menambahkan, FJP 2021 akan berlangsung dalam empat angkatan. Masing-masing angkatan akan mengikuti pelatihan secara intensif selama lima hari. Kemudian dilanjutkan dengan mentoring secara berkala dalam tiga bulan.

Pelatihan intensif FJP angkatan I berlangsung SeninJumat (25-29/1/2021) secara virtual dan diikuti 15 wartawan dari 15 media berbeda. Yakni Solopos, Kompas.com, Pikiran Rakyat, Tugujatim.id, Surya/TribunJatim, IDN Times. Lalu Tribun Jateng, Sindonews.com, Detik.com, Padang Ekspres, Kumparan.com, Fajarbanten.com, Liputan6.com, Merdeka.com, dan LKBN Antara.

“Kami menghadirkan narasumber atau mentor dari GJPP. Mereka menyajikan banyak hal dari berbagai perspektif. Sehingga kami harapkan bisa menambah wawasan khususnya dunia pendidikan. Misi utama kami adalah mengarusutamakan bidang pendidikan dalam liputan dan pemberitaan media massa menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya