SOLOPOS.COM - Tarsius, primata terkecil di dunia (Wikipedia)

Solopos.com, SOLO -- Primata terkecil di dunia ini bernama tarsius. Ukurannya sekitar segenggaman tangan orang dewasa. Menariknya, satwa yang menggemaskan ini adalah asli Sulawesi.

Satwa ini punya tubuh mungil. Tarsius jantan memiliki lingkar kepala sekitar 8,5 cm, panjang tubuh tak lebih dari 16 cm. Uniknya primata terkecil di dunia ini memiliki ekor dengan panjang 13,5 cm sampai 27,5 cm atau hampir dua kali lipat panjang badannya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebagaimana dikutip dari laman indonesia.go.id, Sabtu (19/12/2020), Sulawesi merupakan surga bagi tarsius. Di sana terdapat 11 jenis tarsius, yaitu T. tarsier, T. fuscus, T. sangirensis, T. pumilus, T. dentatus, T. pelengensis, T. lariang, T. tumpara, dan T. wallacei.

Masih ada juga dua spesies tarsius lainnya yang ditemukan pada Mei 2017, yaitu Tarsius spectrumgurskyae dan Tarsius supriatnai.

Habitat tarsius berada di antara pepohonan besar di tengah hutan rimba sebagai tempat ia hinggap. Salah satu wilayah yang banyak didiami tangkasi, bahasa setempat untuk tarsius, adalah kawasan biosfer Cagar Alam Tangkoko Batuangus, Kecamatan Bitung Utara, Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Di cagar alam seluas sekitar 8.745 hektare itulah tinggal si mungil Tarsius tarsier atau dikenal juga dengan nama Tarsius spectrum.

Kata Fengsui Kendaraan di Depan Rumah Pengaruhi Energi Positif

Tarsius jenis itu juga mudah ditemui di Suaka Margasatwa Tandurusa di Aer Tembaga, yang lokasinya masih di kawasan Bitung juga, atau sekitar tiga jam perjalanan dari Kota Manado. Tarsius banyak menghabiskan waktu di ketinggian pohon-pohon besar.

Primata terkecil di dunia ini merupakan satwa nokturnal atau sangat aktif pada malam hari. Mereka mulai beraktivitas dan keluar dari sarangnya di pohon-pohon beringin pada sore hari untuk memulai penjelajahan di daerah jelajah mereka.

Kegiatan itu dilakukan sepanjang malam dan kembali ke sarang menjelang pagi. Mereka begitu lincah menjelang peralihan waktu dari siang kepada malam. Pada saat-saat tersebut, antara pasangan tarsius jantan dan betina akan mengeluarkan suara bersahut-sahutan yang biasa disebut duet call.

Cara Tidur Unik

Pada siang hari, tarsius menjadi lebih pasif dan menghabiskan waktu dengan bersembunyi atau tidur. Tidak seperti mamalia lainnya, tarsius tidur dengan cara menempel di dahan.

Ketika tidur, tarsius bisa memejamkan hanya sebelah matanya dan satu matanya terbuka. Ia memiliki mata yang besar dan bercahaya.

Tanpa Disadari, 3 Hal Ini Bisa Terjadi Setelah Kita Melepaskan Balon Gas ke Udara

Berbeda dengan hewan nokturnal lain, tarsius tidak memiliki daerah pemantul cahaya atau tapetum lucidum di matanya.

Tapetum lucidum adalah lapisan yang terletak tepat di belakang retina, atau pada beberapa spesies terletak di dalam retina.

Lapisan ini merefleksikan cahaya yang masuk melalui retina, sehingga menambah jumlah cahaya yang masuk ke dalam sel fotoreseptor.

Dengan kondisi mata serupa itu, kemampuan melihat dalam kondisi gelap lebih tinggi. Itu menjadi keistimewaan primata terkecil di dunia ini karena membuat penglihatannya pada malam hari menjadi lebih tajam.

Mata tarsius merupakan organ terbesar dibanding organ kepala lainnya, dengan diameter bola mata hingga sekitar 16 mm.

Selain itu, tarsius juga dapat memutar kepalanya hingga 180 derajat ke arah manapun untuk melihat mangsanya, mirip seperti burung hantu. Mereka juga menggunakan vokalisasi (suara) yang efektif untuk berkomunikasi di antara anggota kelompok maupun dengan individu dari kelompok lainnya.

Merinding! Toko di Jepang Jualan Topeng Mirip Wajah Manusia

Tarsius memiliki rambut tebal dan halus yang menutupi tubuhnya. Warna rambut bervariasi, tergantung dari jenis, yaitu merah tua, cokelat, atau keabu-abuan.

Piawai Melompat

Tarsius memiliki ciri khas yaitu adanya rambut warna putih di belakang telinga dan rambut penutup telinganya berwarna abu-abu.

Primata terkecil di dunia ini merupakan satwa pelompat ulung. Dengan kaki belakang yang panjangnya dua kali lipat panjang badan dan kepala, ia mempunyai kekuatan untuk melompat hingga jarak tiga meter dengan pola lompatan secara vertikal.

Tarsius berburu mangsa dengan cara melompat ke arah buruannya. Dengan kecepatan lompat yang dimilikinya, tarsius bahkan mampu menangkap burung yang sedang terbang.



Meski demikian, tarsius termasuk satwa insektivora atau pemangsa serangga. Hanya terkadang tarsius juga memakan vertebrata kecil, seperti kelelawar kecil, ular daun, dan cicak.

Meski belum diketahui jumlah pasti dari tarsius saat ini, maraknya perburuan oleh manusia telah menyebabkan populasi tarsius menjadi makin langka. Bahkan salah satu spesiesnya, Tarsius pumilus sempat dinyatakan punah.

Mengapa Liburan Sebaiknya di Rumah Saja? Ini Penjelasannya

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti Nanda Grow dari Texas University pada 2013, Tarsius pumilus kembali ditemukan di habitatnya di kawasan hutan di kaki Gunung Rore Katimbu di perbatasan Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Menurut peneliti hewan langka dan perubahan iklim dari Universitas Indonesia, Mochamad Indrawan, tarsius adalah satwa romantis karena ia hanya memilih satu pasangan. Jika pasangannya itu mati, maka ia akan kembali membujang seumur hidupnya.

Seluruh spesies primata terkecil di dunia ini masuk dalam daftar fauna langka dan dilindungi seperti tercantum di dalam UU 5/1990 tentang Konservasi dan Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya