SOLOPOS.COM - Leo Agung S. (Istimewa/Dokumen pribadi).

Solopos.com, SOLO -- Tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila. Hari lahir Pancasila memang memiliki sejarah panjang. Pada 76 tahun yang lalu, tepatnya 1 Juni 1945, di salah satu ruangan yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila, Soekarno berpidato menawarkan gagasan mengenai dasar negara Indonesia merdeka.

Di hadapan para anggota sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPI) saat itu, Soekarno kali pertama menawarkan istilah Pancasila sebagai dasar negara. Makna ”sila” berarti asas atau dasar.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Di atas lima dasar kita mendirikan negara Indonesia merdeka dan berdaulat, yakni (1) Kebangsaan Indonesia, (2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan, (3) Mufakat atau Demokrasi, (4) Kesejahteraan Sosial, dan (5) Ketuhanan yang Maha Esa (Risalah Sidang BPUPK).

Membuka tabir sejarah adalah keharusan untuk menapaki jalan menuju kemajuan. Saat itu ada dua pembicara yang memaparkan pandangan tentang rancangan dasar negara, yaitu Moh. Yamin (29 Mei 1945) dan Soepomo (31 Mei 1945), namun pandangan Soekarno yang dianggap paling tepat dijadikan dasar negara Indonesia.

Gagasan Soekarno tentang lima prinsip dasar negara itu diterima secara aklamasi oleh semua anggota BPUPKI. Selanjutnya BPUPKI membentuk Panitia Sembilan untuk merumuskan dan menyusun undang-undang dasar atau UUD, dengan Soerkano sebagai ketua dan Moh. Hatta sebagai wakil ketua.

Panitia Sembilan ini merumuskan ulang Pancasila yang telah dicetuskan oleh Soekarno, yang selanjutnya menjadi pencipta sejarah lahirnya Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia ketika perumusan Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945. Dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI tanggal 18 Agustus 1945, Pancasila kemudian ditetapkan sebagai dasar negara.

Pernah Dilarang

Tanggal sakral 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila sebagai dasar negara, yang menjadi pemersatu bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dulu pernah dilarang menjadi hari peringatan. Pada tahun 1970, pemerintah Orde Baru melalui Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) pernah melarang peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni.

Sejarah rumusan awal tentang Pancasila didasarkan pada penelusuran Nugroho Notosusanto melalui buku yang berjudul Naskah Proklamasi jang Otentik dan Rumusan Pancasila jang Otenti. Bersumber dari tulisan-tulisan Moh. Yamin, Nugroha mempersoalkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.

Menurut Nugroho, Pancasila dirumuskan bersama oleh Moh. Yamin, Soepomo, dan Soekarno. Selanjutnya Nugroho menyimpulkan bahwa 1 Juni bukan hari lahir Pancasila sebagai dasar negara, namun Pancasila (versi) Bung Karno.

Hasil penelusuran Nugroho ini bukan tanpa polemik. Buku Nugroho yang terbit tahun 1981 berjudul Perumusan Pancasila Dasar Negara pernah menuai kritik hingga sekarang. Setelah gerakan reformasi tahun 1998, muncul banyak gugatan tentang hari lahir Pancasila yang sebenarnya.

Setidaknya ada tiga tanggal yang berkaitan dengan hari lahir Pancasila, yaitu tanggal 1 Juni 1945, tanggal 22 Juni 1945, dan tanggal 18 Agustus 1945. Mengingat dan menimbang berbagai hal secara komprehensif, akhirnya pemerintah menetapkan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.

Argumentasinya adalah pada tanggal tersebut kata ”Pancasila” dicetuskan oleh Soekarno dalam sidang BPUPKI. Selanjutnya Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan menjadi hari libur nasional yang berlaku sejak tahun 2017 hingga sekarang.

Refleksi dan Aktualisasi

Para pendiri bangsa (founding fathers) Indonesia dari berbagai kelompok, golongan, dan latar belakang saat itu duduk bersama menetapkan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, sebagai pemersatu segala perbedaan. Yang terjadi kemudian, tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan hari libur nasional.

Seyogianya peringatan Hari Lahir Pancasila menjadi anugerah bagi segenap masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke untuk bergandengan tangan, bergotong royong, bahu-membahu dalam menghadapi masalah bangsa dan negara dewasa ini yang masih dilanda berbagai masalah, khususnya terkait dengan mengatasi pandemi Covid-19.

Hari Lahir Pancasila layak menjadi momentum untuk mengembalikan spirit kebangsaan dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sepantasnya peringatan Hari Lahir Pancasila menjadi tonggak mengamalkan butir-butir Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik kehidupan individu, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

Momentum kelahiran Pancasila menjadi pupuk untuk menjaga kerukuman, merajut kebinekaan dari berbagai golongan, suku, agama, dan kepercayaan di negara Indonesia yang tercinta dengan dasar Pancasila. Kelahiran Pancasila juga menjadi refleksi dan aktualisasi bagi bangsa Indonesia untuk menggemakan nila-nilai Pancasila ke seluruh penjuru Nusantara.

Seiring dinamika politik di tanah air saat kini, kiranya tanggal 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila jangan hanya sebatas dimakni sebagai hari libur nasional. Meminjam istilah anggota Satuan Tugas Khusus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Benny Susetyo, tanggal merah peringatan Hari Lahir Pancasila jangan hanya dimaknai sebagai hari libur.

Jadikan hari itu menjadi inspirasi membangkitkan kekuatan menyatukan bangsa dan masyarakat dengan terus menggemakan prestasi bangsa Indonesia dalam keseharian. Refleksi peringatan Hari Lahir Pancasila menjadi titik tolak bagi semua komponen bangsa meneguhkan semangat bersatu, berbagi, dan berprestasi.

Dalam menjaga kebinekaan Indonesia, menjaga nilai-nilai Pancasila harus terus dilakukan. Sesungguhnya Pancasila merupakan berkah yang dimiliki bangsa dan negara Indonesia di tengah keragaman dan kekayaan suku, budaya, dan agama.

Tugas utama generasi masa kini dan masa depan Indonesia adalah terus menggaungkan nilai-nilai Pancasila supaya terus bergema di seluruh penjuru Nusantara. Menggemakan Pancasila ibarat menghidupkan kembali napas kebinekaan menuju Indonesia jaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya