SOLOPOS.COM - Ilustrasi tembakau srintil dari Temanggung. (Dok. Harianjogja.com-Antara/Anis Efizudin)

Solopos.com, TEMANGGUNG — Kabupaten Temanggung yang berada di wilayah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) selama ini dikenal sebagai daerah penghasil tembakau berkualitas. Salah satu tembakau berkualitas dari Temanggung yang namanya sudah melegenda adalah tembakau srintil.

Dikutip dari laman Pertanian.go.id, tembakau srintil dari Temanggung kerap digunakan dalam industri rokok sigaret kretek. Tembakau jenis ini kerap digunakan sebagai campuran karena kadar nikotin yang tinggi dan aromanya yang khas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Oleh karena sangat dibutuhkan dalam industri rokok, tembakau srintil pun dibanderol dengan harga yang cukup tinggi. Bahkan, tembakau ini tergolong jenis tembakau yang harganya paling mahal.

Sebagai contoh, pada tahun 1976 silam, satu kilogram (kg) tembakau srintil dibanderol dengan harga Rp120.000. Sedangkan pada tahun 2015 lalu, harga tembakau srintil dari Temanggung ini mampu mencapai Rp1 juta per kg. Sedangkan pada 2018 lalu, tembakau jenis ini dihargai Rp550.000 per kg.

Meski memiliki harga pasaran yang tinggi, namun tidak semua lahan pertanian di Temanggung mampu menghasilkan tembakau srintil. Tembakau srintil biasanya hanya ditemukan di daerah-daerah tertentu seperti Lamuk Legok dan Dampit Losari yang berada di lereng Gunung Sumbing. Selain itu, tembakau srintil juga bisa dijumpai di daerah Kwadungan dan Bansari yang berada di lereng Gunung Sindoro.

Baca juga: Harus Tahu! Ini Alasan Temanggung Dijuluki Kota Tembakau

Lokasi tumbuh yang tidak bisa di sembarang tempat inilah yang membuat tembakau Srintil menjadi istimewa. Petani yang lahannya menghasilkan tembakau srintil pun seolah-olah seperti mendapat durian runtuh.

Asal Usul

Tembakau ini dianggap sebagai hasil panen yang paling mendatangkan rezeki bagi petani tembakau di Temanggung. Nama Srintil diambil dari kata ‘Sri’ dan ‘Ngintil’. Sri merujuk pada nama dewi kesuburan atau keberuntungan. Sedangkan ‘ngintil’ berasal dari bahasa Jawa yang artinya mengikuti. Jadi, bisa diartikan srintil sebagai tembakau yang dinaungi dewi keberuntungan.

Oleh karena dianggap istimewa, perlakuan tembakau srintil ini pun tidak sama dengan tembakau lain pada umumnya. Tembakau srintil biasanya mengeluarkan bau yang menyengat seperti busuk dan berwarna kuning. Hal ini diakibatkan kadar nikotin tembakau jenis ini yang cukup tinggi.

Baca juga: Bupati Wanti-Wanti Pabrik Rokok Beri Harga Wajar Tembakau Temanggung

Kalau dijemur, tembakau srintil juga membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni 4-5 hari. Berbeda dengan tembakau pada umumnya yang hanya membutuhkan waktu sekitar 1-3 hari untuk pengeringan.

Keberadaan tembakau srintil dari Temanggung ini juga tak bisa dilepaskan dari legenda atau mitos yang sudah mengakar di kalangan masyarakat. Konon, tembakau Srintil berasal dari hewan capung emas peliharaan Sunan Kudus, seorang tokoh penyebar agama Islam di Pulau Jawa yang merupakan anggota Wali Songo.

Alkisah, kala itu Sunan Kudus mendapat laporan dari Sunan Kedu jika bibit tembakau tidak bisa ditanam di wilayahnya. Mendengar hal itu, Sunan Kudus pun melepas hewan capung emas peliharaannya yang jatuh di lereng Gunung Sumbing. Tempat jatuhnya, hewan capung emas itulah yang saat ini menjadi lokasi tumbuhnya tanaman tembakau Srintil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya