SOLOPOS.COM - Jembatan Ploso yang membentang di atas Sungai Brantas di Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. ANTARA/HO-Kementerian PUPR/am.

Solopos.com, MADIUN — Provinsi Jawa Timur memiliki banyak aliran sungai yang membentang dari sisi timur hingga barat. Satu sungai yang terpanjang yakni Sungai Brantas.

Sungai Brantas ini bahkan menjadi sungai terpanjang kedua di pulau Jawa setelah sungai Bengawan Solo.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Berdasarkan data dari buku yang dikeluarkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2020, sebagai sungai terpanjang di Jawa Timur, Sungai Brantas ini memiliki panjang sekitar 320 km. Sedangkan luas total Sungai Brantas ini sekitar 14.103 km persegi.

Sungai Brantas memiliki 220 daerah aliran sungai (DAS). Sungai terpanjang di Jawa Timur ini juga tersebar di 22 kota/kabupaten, seperti Kabupaten Gresik, Bojonegoro, Kota Surabaya, Kota Kediri, Kota Batu, Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Blitar, dan lainnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Kondisi topografi di Wilayah Sungai Brantas meliputi dari wilayah pegunungan, perbukitan, maupun dataran rendah. Sedangkan berdasarkan peta topografi, WS Brantas ini berada antara 250 meter di atas permukaan laut (mdpl) sampai 750 mdpl.

Baca Juga: Cek Namamu! 55.454 Keluarga di Ponorogo Bakal Terima STB TV Digital Gratis

Sungai Brantas ini memiliki mata air di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

Sebagai sumber kehidupan, aliran sungai Brantas ini digunakan berbagai kegiatan masyarakat, baik untuk kegiatan ekonomi, sosial, maupun yang lain. Seperti di Desa Ngunut, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, banyak masyarakat memanfaatkan aliran Sungai Brantas untuk kegiatan pertambangan pasir dan ada yang menyalahgunakannya untuk tempat pembuangan sampah.

Sejarah Sungai Brantas

Sebagai sungai terpanjang di Jawa Timur, ternyata Sungai Brantas ini memiliki peran yang besar dalam dinamika kehidupan dan kebudayaan masyarakat di Pulau Jawa.

Dilansir dari arkeologijawa.kemdikbud.go.id, bukti arkeologis tertua yang berkaitan dengan Sungai Brantas ini adalah Prasasti Kamalagyan (1037 M). Dalam prasarti ini mencatat bahwa para pedagang dari jauh datang ke Jawa melalui jalur sungai ini.

Baca Juga: Mengenal Putri Gempa, Perempuan Pejuang Lingkungan di Ponorogo

Setelah itu, kebudayaan terus berkembang di sepanjang delta Sungai Brantas. Sudah banyak penelitian arkeologi dengan Sungai Brantas. Salah satunya penelitian yang dilakukan pada 2019 dan difokuskan di Kali Porong yang merupakan wilayah hilir Sungai Brantas serta wilayah muaranya di Selat Madura. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri peranan Sungai Brantas sebagai penghubung daerah pedalaman Jawa dengan daerah-daerah lain di luar Jawa.

Hasil dari penelitian itu menunjukkan tingginya dinamika aktivitas di sepanjang Kali Porong sejak abad XI M hingga abad XX M. Hal itu diindikasikan oleh variasi tinggalan arkeologi mulai dari candi hingga rumah-rumah Indies di sepanjang aliran Kali Porong.

Hasil tumpang susun peta menunjukkan adanya pergeseran garis pantai menjadi lebih ke timur, menunjukkan pada masa lalu Kali Porong bermuara di sebuah teluk yang cukup besar, ideal sebagai lokasi pelabuhan.

Baca Juga: Berkunjung ke Madiun, Presiden PKS Dukung Karier Politik Maidi: Kan Baru Sekali

Selain itu, jalur Kali Porong, baik alitan lama maupun aliran sekarang merupakan sungai yang lebar dan cukup dalam sehingga sangat mungkin dilalui perahu-perahu untuk berlayar hingga ke percabangan Sungai Brantas di daerah Mojokerto sekarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya