SOLOPOS.COM - Kepala Desa Sukorejo, Sukrisno membawa penghargaan Sragen Awards 2023. Desa Sukorejo berhasil menyabet juara satu dalam kategori lomba evaluasi perkembangan desa/kelurahan. (Istimewa/dok. Sukrisno)

Solopos.com, SOLO — Desa Sukorejo yang terletak di Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, terkenal sebagai sentra beras organik. Selain berpredikat sebagai desa wisata organik, saat ini Desa Sukorejo terus mengembangkan potensi lain.

Kepala Desa Sukorejo, Sukrisno, menguraikan ada empat potensi yang tengah dikembangkan di sana, meliputi sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan pariwisata. Desa yang memiliki luas lahan 412,85 hektare dan dihuni oleh 2.642 jiwa penduduk ini dikenal dengan nama Desa Wisata Organik Sukorejo (Deworejo).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Terdapat 140 hektare lahan pertanian yang telah tersertifikasi lembaga sertifikasi organik, INOFICE. Kekuatan Desa Sukorejo ada pada sektor agrowisata seperti tanaman padi organik, sentra durian, serta tanaman jali. Meski begitu, ada pula potensi di sektor peternakan dengan populasi 399 ekor sapi. Sektor perikanan pun ada meski tak menonjol. Luas lahan perikanan hanya 0,2 hektare.

Dari hal tersebut melahirkan setidaknya enam inovasi, yaitu integrasi potensi, biogas, tanaman jali, pestisida organik, sentra durian, dan congyang.

Sukrisno menjelaskan biogas merupakan salah satu energi terbarukan, yaitu energi yang bersumber dari alam yang dapat digunakan dengan bebas, mampu diperbarui terus menerus dan tidak terbatas. Setidaknya ada 49 unit biogas yang dimanfaatkan oleh 64 keluarga di sana.

Kemudian ada pestisida organik, yang merupakan keberlanjutan dari sektor padi organik. Pestisida organik tersebut dimanfaatkan untuk pengendalian hama di sektor pertanian organik.

Ada juga sentra durian yang dengan target luas lahan sebesar 40 hektare. Saat ini telah ada 12 hektare yang ditanami 1.200 pohon durian. Dalam tiga tahun lagi, Sukrisno menguraikan pohon-pohon durian ini sudah mulai berbuah. Selanjutnya pengembangan tanaman jali yang merupakan alternatif dari padi sehingga bisa memperkokoh ketahanan pangan. Selain itu ada Congyang Deworejo, yaitu inovasi di bidang seni budaya antara keroncong dan wayang.

Maksud dari integrasi potensi adalah menyatukan empat unsur dari pertanian, peternakan, perikanan, dan pariwisata. Dengan alur dari jerami hasil limbah padi yang dipanen dan sisa penggilingan berupa bekatul diberikan kepada ternak sapi.

Kemudian limbah kotoran yang dihasilkan dari ternak sapi dimasukan pada digester biogas. Hasil dari biogas, berupa gas metan digunakan untuk bahan bakar mesin pompa air di sawah. Sementara sisa kotoran padat digunakan untuk budidaya maggot, dan kotoran cair digunakan sebagai bahan untuk penyemprotan tanaman padi.

Juara I Sragen Awards 2023

Pada momen Sragen Awards 2023 lalu, Desa Sukorejo berhasil menyabet juara I dalam kategori lomba evaluasi perkembangan desa/kelurahan. Desa Sukorejo juga pernah meraih predikat Desa Mandiri Energi kategori mapan tingkat Jawa Tengah pada 2021.

“Yang penting jalan gitu saja, biogas kami Mulai nya di 2015. kami dapat bantuan dari Kemendes waktu itu ada 11 unit digester. Kemudian terus kami kembangkan melalui dana desa tahun 2017-2018,” terang Sukrisno saat dihubungi Solopos.com, pada Rabu (7/6/2023).

Pada kurun waktu 2021-2022 mereka mendapatkan dukungan corporate social responsibility (CSR) dari PT SPJT Jawa Tengah. Bantuan tersebut tidak hanya untuk pengembangan biogas, namun juga untuk integrasi pertanian yang tengah mereka kembangkan.

Konsep integrasi potensi tersebut telah dilakukan di lahan 2.000 meter, nantinya Sukrisno menargetkan 140 hektare lahan yang telah tersertifikasi mampu terkaver.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya