SOLOPOS.COM - Salah satu pengendara tidak mengenakan helm saat Operasi Zebra Progo di Simpang tiga Selokan Mataram, Depok, Sleman, Selasa (23/11/2016). ( Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, SOLO – Nama Operasi Zebra tentu tak asing di telinga kita. Istilah ini dipakai Kepolisian Republik Indonesia (Polri) saat menggelar razia lalu lintas di Tanah Air.

Namun, siapa sangka ternyata nama “Zebra” ini sudah dipakai lebih dari 40 tahun yang lalu oleh Polri. Istilah ini kali pertama dicetuskan oleh Brigjen Pol Sudarmadji saat menjabat Kapolda Irian Jaya pada 1978.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Arab Saudi Terancam Kehilangan Triliunan Rupiah Dari Umrah

Dikutip Solopos.com dari buku Rekaman Peristiwa ’85 yang diterbitkan Sinar Harapan (1986), diceritakan Sudarmadji berinisiatif melakukan operasi penertiban lalu lintas di Irian Jaya (saat ini terbagi dua menjadi Papua dan Papua Barat). Ia menamainya dengan sandi “Zebra”.

Dalam buku itu tidak dijelaskan secara terang mengapa Sudarmadji memilih nama “Zebra.” Namun, istilah zebra dalam lalu lintas lebih dekat dengan penyebutan zona penyeberangan untuk pejalan kaki, zebra cross.

Isu Korupsi Di Balik Politik Dinasti

Kembali ke cerita, situasi lalu lintas di Irian Jaya saat itu tidak seramai kini. Saat itu, jumlah kendaraan di pulau Kepala Burung itu tak lebih dari 20.000 unit dan didominasi oleh sepeda motor.

Operasi ini menyasar soal batas kecepatan kendaraan, penggunaan helm, tertib markah jalan, hingga jalur sesuai jenis kendaraan yang diperbolehkan melintas. Ternyata, upaya Sudarmadji ini menuai sukses. Ia berhasil membikin pengguna kendaraan bermotor lebih tertib berlalu lintas.

Konsumsi Listrik Dan Transportasi Sumbang Emisi Terbesar Kota Solo

“Pemakai kendaraan khususnya yang ada di Jayapura Ibukota Provinsi Irian Jaya berangsur-angsur tertib,” tulis jurnalis Sinar Harapan, Upa Labuhari, dalam laporannya.

Sukses di Irian Jaya, operasi ini lalu diperkenalkan di Bali dan Nusa Tenggara saat Sudarmadji menjabat Kapolda Nusa Tenggara (Nusra). Masyarakat Bali yang semula tidak menyukai operasi ini lama-lama menyadari manfaatnya. Bahkan, Gubernur Bali saat itu memberikan bantuan kendaraan bermotor untuk mendukung Operasi Zebra.

Bukan Cukai Minuman Manis, Cukai Emisi Karbon Jauh Lebih Penting

Dalam acara serah terima jabatan jabatan Kapolda Bali dari Sudarmadji kepada Brigjen Pol Drs Achmad Djuaeni pada 1982, kendaraan Operasi Zebra diperkenalkan kepada masyarakat Bali. Nama operasi ini pun makin terkenal.

Sudarmadji lalu menjabat Kapolda Jawa Timur (Jatim). Sama seperti di Irian Jaya, Bali, dan Nusa Tenggara, di Jatim juga digelar operasi serupa. Meski awalnya ditentang, operasi ini lama-lama diterima juga oleh masyarakat Kota Surabaya.

Serunya Bocah-Bocah SD Belajar Lalu Lintas Bareng Zebi

“Sopir truk maupun bis antarkota yang memadati jalan utama ini banyak yang tertangkap sehingga akhirnya mereka mulai menaati peraturan yang sudah ditetapkan itu. Di sepanjang jalan tersebut selama berlangsungnya Operasi Zebra tidak terlihat kendaraan yang saling mendahului atau melanggar markah jalan,” tulis Upa.

Keberhasilan Operasi Zebra di Jawa Timur mendapat sorotan media secara luar biasa. Operasi ini lalu terkenal ke seluruh penjuru Tanah Air. Sudarmadji, oleh wartawan Jatim, lantas dijuluki sebagai “Bapak Zebra.”

Kota Solo Supermacet, Inilah Beberapa Strategi Mengurai Macet Di Sejumlah Negara

Pada 1984, Sudarmadji lalu dipindahkan ke Ibukota menjabat Kapolda Metro Jaya. Pangkatnya pun naik menjadi Mayor Jenderal.

Nama Operasi Zebra ini lalu dipakai secara nasional oleh petinggi Polri pada Maret 1985. Hingga kini, kita masih menjumpai Operasi Zebra di jalanan kota pada waktu-waktu tertentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya