SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong> — Tiga penari akan beraksi nonstop selama 24 jam dalam acara <a title="3 Penari bakal Beraksi Nonstop di Solo Menari 24 Jam Hari Ini" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180429/489/913299/3-penari-bakal-beraksi-nonstop-di-solo-menari-24-jam-hari-ini">Solo Menari 24 Jam </a>&nbsp;yang digelar Institut Seni Indonesia (ISI) Solo untuk memperingati Hari Tari Sedunia 2018 di kompleks kampus tersebut, Minggu (29/4/2018) pagi sampai Senin (30/4/2018) pagi.</p><p>Kegiatan itu juga dimeriahkan ribuan peserta umum. Memasuki tahun ke-12, Solo Menari 24 Jam menyuguhkan konsep berbeda. Panitia menggandeng tiga penari perempuan muda dari Solo, Yogyakarta, dan Bandung sebagai ikon utama.</p><p>Ketiganya adalah Wirastuti Susilaningtyas, 35, (Solo), Agatha Irena Praditya, 23, (Yogyakarta), dan paling muda, Sri Anjani Safitri, 21, (Bandung). &ldquo;Masih muda bahkan ada yang masih kuliah semester awal di Bandung. Ini merupakan salah satu cara kami untuk memberikan ruang bagi perempuan dan anak muda [di Solo 24 Jam Menari],&rdquo; terang Ketua Panitia <a title="Solo Menari 2018 Pecahkan Rekor Muri" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180429/489/913304/solo-menari-2018-pecahkan-rekor-muri">Solo Menari </a>&nbsp;24 Jam, Tubagus Mulyadi, beberapa waktu lalu.</p><p>Lalu siapakah sosok ketiga penari itu? Wirastuti atau Tutut mengenal dan mempelajari tari sejak usia delapan tahun di sanggar Soeryo Soemirat Puro Mangkunegaran Solo. Alumnus ISI Solo telah berkolaborasi dengan sejumlah seniman lokal maupun internasional. Sebut saja Eko Supriyanto, Fajar Satriadi, Soeprapto Suryodarmo, Chen Shi-Zeng, dan Gondrong Gunarto.</p><p>Beberapa karya yang pernah digarap antara lain <em>Hunter and Hunted</em> (Solo, 2005), <em>Rendezvous</em> (Jakarta, 2017), <em>Dawai Sunyi</em> (Solo, 2017), dan <em>The Lady</em> (Jakarta, 2018). Agatha yang sekarang menjadi pengajar beberapa kali mengikuti workshop program tari di dalam dan luar negeri.</p><p>Ia juga berpartisipasi sebagai pengisi dan instruktur <em>workshop</em> dalam acara <em>The 7th Asian Youth</em> tahun lalu. Karya tari Agatha di antaranya <em>Badut</em> (2011), <em>Appa (</em>2015), dan <em>Adhidaiva</em> (2017).</p><p>Sementara Sri Anjani Safitri atau Anjani masih menjalani pendidikan di Jurusan Tari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Meski masih muda ia aktif menggarap tari sejak 2015. Tutut saat diwawancarai <em>Solopos.com</em>, Selasa, mengatakan salah satu tarian yang akan dibawakan Dawai Sunyi.</p><p>Ia juga akan menampilkan pentas kolaborasi Salju bersama komposer Gondrong Gunarto. &ldquo;Selebihnya saya akan tetap bergerak dengan konten menari sesuai interpretasi saya menyambut 24 jam menari. Di sini saya menempatkan diri saya sebagai bentuk loyalitas kepada dunia seni tari yang telah memberikan pengalaman empiris yang luar biasa dari mulai umur delapan tahun hingga 35 tahun. Itu sih motivasi saya menari 24 jam tahun ini,&rdquo; terangnya.</p><p>Acara <a title="Wali Kota Solo Ikut Menari Gambyong di Gladag" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180429/489/913300/wali-kota-solo-ikut-menari-gambyong-di-gladag">Solo Menari </a>&nbsp;24 Jam dibuka Rektor ISI, Guntur, Minggu pukul 06.00 WIB dengan diiringi tarian massal yang melibatkan 500 orang. Ada 160-an kelompok tari dalam dan luar negeri yang bakal memeriahkan acara. Pentas tahunan tersebut kemudian ditutup pada Senin pagi dengan orasi budaya oleh Garin Nugroho. <br /><br /><br /></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya