SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelajar. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Belum banyak sekolah khususnya SMA di Indonesia yang menerapkan sistem moving class.  Sistem ini diyakini punya banyak keunggulan salah satunya bisa mendongkrak kreativitas siswa.

Di Indonesia ada beberapa SMA unggulan yang menerapkan sistem moving class di antaranya SMA Pradita Dirgantara Boyolali, SMAN 1 Tibawa Gorontalo, hingga SMAN 17 Plus Palembang Sumatra Selatan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam Potret Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Atas menyebutkan SMAN 1 Tibawa sudah menerapkan konsep moving class.

Konsep ini membuat suasana pembelajaran sangat disenangi oleh siswa dan guru karena memberi suasana baru bagi mereka. Hal ini menjadikan siswa menjadi lebih segar setelah menerima mata pelajaran sebelumnya untuk memasuki mata pelajaran selanjutnya.

Baca Juga: Fakta-Fakta SMA Pradita Dirgantara hingga Ratusan Siswanya Bisa Diterima di Kampus Top Dalam dan Luar Negeri

”Bagi siswa ini menjadi sangat mengasyikkan karena pada saat pergantian jam pelajaran semua siswa bergerak menuju kelas mata pelajaran sesuai dengan bidang studi masing-masing sehingga suasana menjadi riuh dan interaksi antarsiswa lebih terbuka,” sebut Kemendikbud sebagaimana dikutip, beberapa waktu lalu.

SMA Pradita Dirgantara Boyolali yang juga menerapkan sistem ini menyebutkan waktu pergantian mata pelajaran siswa harus berpindah dalam kelas yang berbeda.

”Kemampuan untuk belajar melalui kegiatan kerja sama kelompok kecil akan memungkinkan siswa untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan khusus. Dengan adanya pembelajaran tematik melalui moving class diharapkan siswa belajar berinteraksi dengan yang lain, sehingga terciptanya kerja sama yang sinergis,” sebagaimana tertulis di laman SMA Pradita Dirgantara.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, moving class merupakan belajar mengajar yang bercirikan siswa yang mendatangi guru di kelas bukan sebaliknya.

Baca Juga: 13 SMA Negeri Terbaik DIY Ada di Bumi Sembada Sleman

Dengan kondisi ini terdapat penamaan kelas berdasarkan bidang studi misalnya kelas kompetensi matematika, kelas kompetensi agama, dan lain sebagainya.

Sistem ini mengemuka setelah mencuatnya kelemahan model pembelajaran dengan kelas permanen. Kelas permanen seperti yang banyak diterapkan sekolah di Indonesia memicu kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran.

Alasan Penerapan Moving Class

Kejenuhan ini bisa menyebabkan siswa malas untuk menerima pelajaran. Dalam Sekolah Kategori Mandiri, ada beberapa alasan penerapan moving class harus diterapkan:

1. Mendekatkan siswa dengan kelas mata pelajaran

2. Karakteristik mata pelajaran yang berbeda-beda

3. Keleluasaan desain kelas, mengurangi kejenuhan

4. Hubungan lebih harmonis antara guru dengan siswa

5. Kemajuan belajar siswa lebih mudah terpantau

6. Mengurangi konflik antarsiswa

Model pembelajaran ini juga sering disebut dengan moving student ataupun running class. Sistem ini akan menempatkan siswa sebagai subjek bukan sebagai objek.  Siswa dalam proses pelajaran menempati ruangan-ruangan yang telah ditetapkan untuk setiap mata pelajaran.

”Penerapan pembelajaran ini di sekolah membutuhkan berbagai persiapan. Guru memiliki waktu yang lebih banyak untuk mendesain, menata dan melengkapi semua sarana dan prasarana pembelajaran di kelasnya,” sebut Sinung Rahayu dari Univeritas Negeri Yogyakarta dalam penelitian berjudul Pembelajaran Sejarah dengan Moving Class di SMA Negeri 2 Wates Kulonprogo pada 2014.

Baca Juga: 5 SMA Swasta Terbaik di Kota Solo 

Dia menyebutkan berbagai sarana dan prasarana pembelajaran harus bisa disiapkan oleh sekolah atau guru secara maksimal dalam moving class. Sistem ini menjadi menarik karena tiap ruang kelas sesuai mata pelajaran sehingga alat peraga berada dalam ruang mata pelajaran.

Ruang kelas juga bisa dibuat bercirikan kekhasan mata pelajaran sehingga siswa akan menemui ruang kelas yang memiliki kekhasan masing-masing. Lalu bagaimana dengan waktu yang ”terbuang” saat siswa pindah ruang kelas. Ternyata moving class lebih efisien dibandingkan kelas permanen.



Disebutkan waktu yang terbuang setiap pergantian pelajaran rata -rata 1,9 menit. Sedangkan untuk kelas permanen waktu yang terbuang rata-rata 9,9 menit. Meski menarik, moving class di sekolah perlu persiapan matang, salah satunya ketersediaan ruang kelas yang akan menjadi ruang mata pelajaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya