SOLOPOS.COM - Petugas membawa kantung jenazah korban yang tertimbun akibat longsor di Mangunkerta, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Petugas menyatakan, hingga pukul 14.00 diperkirakan masih ada 30 korban jiwa yang belum ditemukan di areal tersebut. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.

Solopos.com, CIANJUR – Meskipun hanya berskala sedang yakni magnitudo 5,6, gempa bumi yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022), mempunyai daya rusak yang dahsyat.

Data per Selasa (22/11/2022) pukul 17.00 WIB, sudah 268 warga yang meninggal dunia. Sebanyak 151 orang masih hilang, korban luka sebanyak 1.083 orang, dan 58.362 warga mengungsi dari rumah mereka ke tempat aman.

Promosi BRI Peduli Salurkan Bantuan bagi Warga Terdampak Banjir di Sumbar dan Jabar

Data meninggalnya 268 orang itu diunggah di akun media sosial Instagram milik Pemkab Cianjur, @diskominfocianjur.

Ekspedisi Mudik 2024

Selain itu, sebanyak 12.641 rumah dalam kondisi rusak berat, 6.570 rumah rusak ringan serta 2.071 sarana pendidikan rusak.

Baca Juga: Terjadi 145 Kali Gempa, Cianjur Waspada hingga Empat Hari ke Depan

Gempa berkekuatan sedang yang terjadi di darat itu berdampak ke 12 kecamatan di Kabupaten Cianjur.

Masing-masing Kecamatan Cianjur, Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Warung Kondang, Kecamatan Gekbrong, Kecamatan Cugenang, Kecamatan Cilaku, Kecamatan Cibeber, Kecamatan Sukaresmi, Kecamatan Bojongpicung, Kecamatan Cikalongkulon, Kecamatan Sukaluyu dan Kecamatan Pacet.

Sesar Cimandiri

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut penyebab gempa di Cianjur adalha karena adanya Sesar Cimandiri.

Menurut situs ESDM, sesar adalah bidang rekahan yang disertai adanya pergeseran relatif satu blok terhadap blok batuan lainnya. Istilah sesar disebut juga dengan patahan.

Sementara pengertian Sesar Cimandiri adalah patahan atau sesar aktif terletak di Jawa Barat dengan orientasi arah Timur Laut dan Barat Daya.

Baca Juga: Korban Meninggal Gempa Cianjur Bertambah jadi 268 Jiwa, 151 Orang Hilang

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan gempa Cianjur kekuatannya M 5,6 tapi dampaknya sangat merusak.

Daryono menjelaskan beberapa wilayah di Jawa Barat, termasuk Cianjur, masuk dalam kawasan seismik aktif dan kompleks yang menyebabkan rawan dan sering terjadi gempa.

Wilayah Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakarta, juga Bandung secara tektonik merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks.

Baca Juga: 17 Gempa Besar Guncang Indonesia dalam 10 Hari Terakhir

Wilayah-wilayah tersebut juga cenderung sering terdampak gempa dangkal akibat adanya beberapa sesar yang ditemukan di wilayah tersebut.

“Jadi kompleksitas tektonik ini berpotensi memicu terjadinya gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake. Fakta tektonik semacam ini menjadikan kawasan tersebut menjadi kawasan rawan gempa secara permanen, dan dengan karakteristik gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake ini,” katanya.

Karakteristik gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake adalah, gempanya tidak harus berkekuatan besar untuk menimbulkan kerusakan. Misalnya, Gempa Cianjur 21 November 2022 dengan kekuatan magnitudo 5,6 bisa merusak secara signifikan karena dangkal, hanya kedalaman 10 km saja.

Baca Juga: Update Korban Gempa Cianjur Pukul 22.00 WIB, 162 Orang Meninggal Dunia

“Karena gempanya rata-rata dangkal ya, bisa kurang dari 10 kilometer, bisa kurang dari 15 kilometer, dan itu tidak butuh kekuatan besar misalnya di atas (magnitudo) 7, tapi kekuatan (magnitudo) 4, 5, 6 itu bisa timbulkan kerusakan yang signifikan,” jelasnya.

Berikut informasi lengkap tentang gempa Cianjur akibat Sesar Cimandiri, seperti dikutip Solopos.com dari situs resmi Kementerian ESDM, https://geologi.esdm.go.id/, Selasa (22/11/2022).

1. Informasi gempa bumi

Gempa bumi terjadi pada Senin (21/11/2022) pukul 13:21:10 WIB. Lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada koordinat 107,05 BT dan 6,84 LS, berjarak sekitar 9,65 km barat daya Kota Cianjur atau 16,8 km timur laut Kota Sukabumi, dengan magnitudo M5,6 pada kedalaman 10 km.

2. Kondisi geologi dan penyebab gempa bumi

Lokasi pusat gempa bumi terletak di darat di wilayah Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.

Morfologi wilayah tersebut pada umumnya berupa dataran hingga dataran bergelombang, perbukitan bergelombang hingga terjal yang terletak pada bagian tenggara gunung api Gede.

Baca Juga: Puluhan Korban Gempa Cianjur Alami Patah Tulang

Wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan kuarter berupa batuan rombakan gunung api muda dan aluvial sungai.

Sebagian batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan.

Endapan Kuarter tersebut pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

3. Dampak gempa bumi

Menurut data BMKG, guncangan gempa bumi dirasakan pada wilayah sekitar lokasi pusat gempa bumi di Kabupaten Cianjur pada skala V-VI MMI (Modified Mercalli Intensity).

Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat.

4. Rekomendasi

– Masyarakat diimbau tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi.

– Bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman sesuai dengan arahan dari BPBD setempat.

– Bangunan di Kabupaten Cianjur harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan.

Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.

Baca Juga: Lesti Kejora Sedih Keluarganya di Cianjur Jadi Korban Gempa

– Oleh karena wilayah Kabupaten Cianjur tergolong rawan gempa bumi, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural.

– Kejadian gempa bumi ini diperkirakan berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya sesar permukaan dan bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

– Badan Geologi akan mengirim Tim Tanggap Darurat (TTD) ke lokasi bencana guna melakukan pemetaan dampak gempa bumi dan memberikan rekomendasi teknis guna membantu Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi lokasi bencana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya