SOLOPOS.COM - Warga Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Teniyarti Cahyaning Mawarti, 58, menunjukkan kokedama buatannya di rumahnya, pada Kamis (24/11/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN — Menyukai kegiatan bercocok tanam, ibu rumah tangga asal Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Teniyarti Cahyaning Mawarti, 58, sukses membuat kokedama. Tak perlu lahan yang luas dan perawatan mudah menjadi salah satu daya tarik seni menanam asal Jepang ini.

Dikutip dari cybex.pertanian.go.id, kokedama merupakan seni membuat pot praktik yang unik dan murah. Selain sebagai penghias rumah, kokedama bisa jadi peluang bisnis.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Istilah kokedama berasal dari bahasa Jepang yaitu koke yang berarti lumut dan dama berarti bola. Seperti namanya, seni menanam dari Jepang ini memanfaatkan lumut yang dipadatkan lalu dibentuk bulat layaknya bola sebagai pembungkus media tanam.

Saat Solopos.com mengunjungi rumah Teniyarti pada Kamis (24/11/2022) terlihat puluhan kokedama terpajang rapi di dinding rumah. Di sebelah pintu masuk terdapat rak kayu yang juga berisi kokedama. Halaman rumah Teniyarti terlihat asri dengan berbagai jenis tanaman hias tersebut. Lahan kosong di samping rumahnya ia jadikan tempat pembibitan tanaman hias.

Baca Juga: Pandemi Covid Beri Berkah, Pria Sendangijo Wonogiri Berhasil Budi Daya Anggur

“Dasarnya saya suka tanam menanam, tapi rumahnya sempit, jadi kepikiran gimana caranya tetap bisa menanam tapi tidak membutuhkan lahan yang luas. Kemudian saya tertarik dengan kokedama. Awalnya belajar melalui internet serta diajari oleh teman dari Malang,” terang ibu dua anak ini.

Ia tidak mengadopsi seluruh teknik kokedama dari Jepang dan modifikasinya. Lumut sebagai media tanam ia ganti dengan serabut kelapa. Teniyarti mengatakan lumut susah dicari dan mahal, berbeda dengan serabut kelapa yang relatif mudah dicari. Namun kadangkala ia juga menggunakan lumut.

kokedama
Koleksi kokedama milik warga Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Teniyarti Cahyaning Mawarti, 58, di rumahnya, pada Kamis (24/11/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Serabut kelapa yang dipilih juga tidak sembarangan. Harus yang berserat dengan ukuran paling tidak satu jengkal tangan atau sekitar 10 sentimeter. Kalau serabut kelapa yang lembut tidak bisa menahan air.

“Kalau menanam dengan teknik kokedama ini tentu tidak mengurangi tempat. Bisa dilakukan di lahan terbatas. Selain itu juga mengurangi media tanam plastik, yaitu pot,” terang ibu rumah tangga ini.

Baca Juga: Bisnis Tanaman Hias Beromzet Ratusan Miliar Rupiah di Karanganyar Terganggu

Teniyarti menjelaskan perawatan kokedama lebih mudah karena tak harus menyiram setiap hari, cukup 4-5 hari sekali. Caranya, tanaman kokedama cukup dicelupkan kemudian ditiriskan sebelum dipajang kembali.

Pemupukan dilakukan bersamaan dengan penyiraman. Untuk mengetahui kokedama cukup air atau tidak adalah ketika bobot tanaman kokedama terasa enteng, maka kadar air di serabut kelapa tersebut kurang.

Peluang Bisnis

Media tanam kokedama lama kelamaan bisa kempis, namun bisa bertahan paling tidak setahun. Media tanam tersebut bisa diganti atau tetap dibiarkan, namun akar tanaman akan terlihat menjuntai.

“Cara untuk membuat kokedama sendiri, pertama adalah menyiapkan media tanam. Cari jenis tanah yang bisa menyerap dan menahan air. Campuran media tanam tersebut adalah pasir, pupuk kandang, sekam bakar, perbandingan satu banding satu. Kemudian diaduk, ditali bersama serabut kelapa,” tambahnya.

Baca Juga: Kreatif! Pemuda Boyolali Bikin Coffee Shop Berjalan, Harga Dijamin Miring

Semua jenis tanaman bisa ditanam dengan teknik kokedama, namun ia menjelaskan bukan untuk tanaman yang sekali panen selesai. Kokedama tersebut bisa diletakkan di meja, digantung, ataupun dipajang pada dinding rumah.

Selain untuk hobi, ia juga menjual kokedama ini dengan brand Ten’s Collection. Kokedama buatannya laku ketika ada pameran. Ketika pameran ia bisa mendapatkan omzet minimal Rp500.000 hingga Rp2 juta.

“Harga tersebut tergantung tanaman yang ditanam, besar kecilnya, susah atau tidaknya pembuatannya, serta estetika penampilan. Harga jual kokedama berkisar Rp25.000/batang hingga Rp200.000/batang. Kemarin waktu pameran di Solo, Walikota Solo Gibran juga beli kokedama anggrek,” terang Teniyarti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya