SOLOPOS.COM - Ilustrasi bersalam-salaman saat Lebaran. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Halalbihalal menjadi tradisi bersejarah turun temurun yang kerap dilaksanakan setelah Hari Raya Idulfitri. Tradisi ini pun terus membudaya di masyarakat Indonesia.

Tradisi ini rutin dilakukan setiap tahunnya beberapa hari setelah Lebaran untuk mempererat silaturahm serta saling memaafkan bersama dengan keluarga, kerabat, dan sahabat.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Mengutip laman resmi Nahdlatul Ulama (NU online), tokoh yang pertama kali menggagas halalbihalal adalah KH Abdul Wahab Chasbullah atau Kiai Wahab.

Dalam sejarah halalbihalal disebutkan setelah Indonesia merdeka 1945, pada 1948, Indonesia dilanda gejala disintegrasi bangsa. Para elit politik saling bertengkar, tidak mau duduk dalam satu forum. Sementara pemberontakan terjadi di mana-mana, di antaranya gerakan Darul Islam (DI) atau Tentara Islam Indonesia (TII), Partai Komunis Indonesia atau PKI Madiun.

Pada 1948, yaitu di pertengahan bulan Ramadan, Bung Karno memanggil KH Abd Wahab Chasbullah ke Istana Negara, untuk dimintai pendapat dan sarannya untuk mengatasi situasi politik Indonesia yang tidak sehat. Kemudian Kiai Wahab memberi saran kepada Bung Karno untuk menyelenggarakan silaturahmi, sebab sebentar lagi Hari Raya Idulfitri, di mana seluruh umat Islam disunahkan bersilaturahmi.

Lalu Bung Karno menjawab: “Silaturahmi kan biasa, saya ingin istilah yang lain.” “Itu gampang,” kata Kiai Wahab. “Begini, para elit politik tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu kan dosa. Dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan. Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturahim nanti kita pakai istilah ‘halalbihalal,” jelas Kiai Wahab.

Mendengar saran dari Kiai Wahab tersebut, Bung Karno pada Hari Raya Idulfitri mengundang semua tokoh politik untuk datang ke Istana Negara untuk menghadiri silaturahmi dengan judul Halalbihalal dan duduk dalam satu meja. Peristiwa sejarah tersebut yang membuat halalbihalal terus dilakukan setiap tahunnya di berbagai daerah di Indonesia.

Namun, untuk kegiatan halalbihalal sendiri dimulai sejak KGPAA Mangkunegara I atau yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa. Setelah Lebaran, Pangeran Sambernyawa menyelenggarakan pertemuan antara raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana.

Semua punggawa dan prajurit dengan tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri. Kemudian budaya seperti ini ditiru oleh masyarakat luas termasuk organisasi keagamaan dan instansi pemerintah.akan tetapi itu baru kegiatannya bukan nama dari kegiatannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya