SOLOPOS.COM - Sego asin khas Dukuh Wonosegoro, Cepogo, Boyolali. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Dukuh Wonosegoro, Desa/Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali masih menyimpan kuliner unik selain kopi klopo, yaitu sego asin atau nasi asin uran-uran.

Salah satu sesepuh desa, Muryani, 65, mengungkapkan penamaan uran-uran diwariskan dari orang-orang terdahulu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Cara pembuatannya dari tiga bahan. Jadi ada dari beras ketan, jagung, dan kelapa,” ujar dia kepada Solopos.com, Sabtu (27/5/2023).

Muryani mengungkapkan cara pembuatan sego asin seperti memasak beras pada umumnya. Pertama, jagung dilembutkan kemudian dimasak setengah matang. Mur mengungkapkan warga di dukuhnya biasa menyebutnya dengan karon.

Ia juga menambahkan garam secukupnya untuk menambahkan rasa asin. Lalu, jagung tersebut dicampur nasi ketan dan parutan kelapa.

“Jadi cita rasanya asin-asin pliket begitu. Dulu makanan ini disajikan saat masyarakat bergotong royong, jadi biar wareg begitu. Kami menyebutnya sego asin uran-uran,” kata dia.

Ketua Boyolali Heritage Society, Kusworo Rahadyan, menjelaskan pada zaman dahulu, orang-orang di Dukuh Wonosegoro suka dengan gotong royong atau sambatan, baik di rumah atau di ladang.

Untuk menjamu orang-orang yang telah membantu, warga membuat sego asin yang terdiri dari tiga bahan, yaitu beras ketan, jagung, dan kelapa.

“Jadi dulu nasi itu sesuatu yang langka di desa. Adanya jagung dan kelapa, akhirnya masyarakat berkreasi,” cerita dia.

Kusworo mengatakan semua bahan yang digunakan berjenis karbohidrat dengan harapan pemakannya merasa kenyang. Pada zaman dahulu, sego asin juga disajikan tanpa lauk. Seiring waktu berjalan, masyarakat menambahkan lauk pauk untuk dimakan mendampingi sego asin.

“Sekarang sudah ditambah lauk pauk, seperti tempe, dan yang lain-lain,” kata dia.

Sego asin juga ditampilkan dari peringatan 1.122 Prasasti Sarungga di Dukuh Wonosegoro pada Kamis (25/5/2023).

Ketua Karang Taruna Madewa Dukuh Wonosegoro, Misdiyanto, mengungkapkan Sarungga Fest selain untuk memperingati 1.122 tahun Prasasti Sarungga, juga untuk memperkenalkan potensi yang ada di Wonosegoro, salah satunya sego asin.

“Jadi ini lebih menonjolkan potensi di dukuh kami, ada kopi klopo. Jadi kopi dicampur kelapa, ada aroma khas santen begitu. Ini yang mau kami naikkan. Terus ada juga sego asin khas Wonosegoro,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di sela-sela acara.

Ia berharap dengan munculnya sego asin dan kopi klopo di Sarungga Fest dapat membuat kuliner khas Dukuh Wonosegoro tersebut dikenal khalayak luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya