SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Jumiyati alias Mbok Jum, pengelola kantin legendaris di Universitas Sebelas Maret (UNS) memang telah tiada. Mbok Jum meninggal dunia pada Rabu (13/3/2019). Namun, jasa Mbok Jum sebagai “penyelamat” mahasiswa saat lagi bokek akan selalu dikenang.

Kantin Mbok Jum terletak di belakang gedung Koperasi Mahasiswa UNS. Sejak tahun 1979, kantin tersebut dikelola orang yang sama yaitu Jumiyati atau yang terkenal dengan nama Mbok Jum.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mbok Jum adalah seorang ibu rumah tangga asal Jebres, Solo. Ibu tiga orang anak ini mulai berjualan di UNS sejak kampus itu mulai dibangun tahun 1979.

Sebelum berjualan makanan di UNS, Mbok Jum telah berjualan makanan di rumah. Lalu ia ditawari untuk berjualan di UNS. Mbok Jum kala itu menceritakan awalnya ia melayani para pekerja proyek pembangunan kampus UNS. Saat itu, hanya ia yang berjualan makanan di lingkungan kampus UNS.

“Sejak awal berjualan, tempatnya ya di sini. Tidak pernah pindah. Saya sewa tempat Rp2 juta/bulan. Bangunan ini saya yang membangun,” ujarnya kepada Solopos.com pada 2015 silam.

Kantin Mbok Jum menyediakan menu pecel, gudeg sambel goreng, soto, nasi urap, aneka lauk dan minuman. Lauk yang disediakan antara lain tempe goreng, bandeng, galantin, telur dadar, telur coklat, ayam goreng, usus goreng, dan lele goreng.

 Kondisi Kantin Mbok Jum di UNS Solo, Rabu (13/3/2019) pagi. (Istimewa)

Mbok Jum mengungkapkan jika sedang ramai omzet penjualannya bisa mencapai Rp3 juta/hari. Jika agak sepi, biasanya mendapatkan Rp1,5 juta/hari. Ketika ditanya apa resepnya sehingga bisa bertahan lama berjualan di UNS, Mbok Jum mengatakan masakan yang enak dimakan menjadi kuncinya. Karena segmen pasarnya mahasiswa, Mbok Jum tidak mematok harga mahal.

“Kalau harganya mahal, pelanggan lari ke tempat lain. Karena harganya murah, untungnya memang sedikit. Tapi cukup untuk menggaji enam karyawan dan kebutuhan keluarga saya,” ujar Mbok Jum kala itu.

Selain itu, ungkapnya, Mbok Jum juga bersedia memberikan utangan kepada pelanggan yang mengaku tidak punya uang. Mbok Jum menceritakan, kadang ada mahasiswa yang jujur bilang minta utang dulu untuk makanan yang dinikmati.

Mendiang Mbok Jum juga pernah memiliki pengalaman menarik ketika puluhan mahasiswa UNS mengadakan reuni. Saat itu, mereka memberikan uang kepada Mbok Jum Rp2 juta. Awalnya, Mbok Jum menolak. Tapi salah satu dari alumni itu yang mengatakan bahwa uang itu sebagai pengganti karena semasa menjadi mahasiswa dulu, ada di antara mereka yang terpaksa makan di kantin Mbok Jum tapi tidak membayar karena tidak punya uang.

“Entah mereka bercanda atau serius saya tidak tahu. Selama ini saya percaya saja sama mereka,” kata Mbok Jum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya