Solopos.com, SOLO – Sarung batik Lar Gurda dikenal banyak kalangan setelah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengenakannya.
Foto salah satu kandidat calon presiden yang elektabilitasnya terpopuler itu beredar di dunia maya.
Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius
Ternyata sarung batik Lar Gurda berasal dari Kota Solo. Berikut liputan Solopos.com, Senin (18/4/2022).
Sarung batik kini cukup digemari berbagai kalangan. Pemakaian sarung batik kini justru menjadi inovasi baru dengan memadukan kemeja atau kaos.
Sebelum populer, sarung batik lebih banyak digunakan oleh kalangan santri putri. Hal itu juga yang dirasakan oleh Irfan Nuruddin. Irfan merupakan pemilik usaha rumahan sarung batik Lar Gurda yang cukup dikenal oleh kalangan masyarakat mau pun warga twitter.
Baca Juga: Bercelana pendek, pengunjung Borobudur wajib kenakan sarung batik
Gus Irfan, panggilan akrabnya mengatakan sempat berfikir mengapa sarung batik banyak dipakai oleh kalangan santriwati saja.
Hal itu mengingat Irfan sendiri merupakan pribadi yang besar di kalangan pondok pesantren. Dan hingga kini masih menjadi pengajar di salah satu pondok pesantren di Solo.
“Dulu berfikir mau usaha apa. Awalnya bikin batik biasa, akhirnya ada ide sesuatu yang unik yang belum digarap,” kata dia saat ditemui Solopos.com, Senin (18/4/2022).
Irfan menilai sejauh pengamatannya selama ini, sarung batik masih identik dipakai wanita, di daerah Jawa Timuran.
Ia kemudian berpikir agar sarung batik bisa dikenakan oleh semua kalangan. Kemudian pada 2017, ia mencoba bereksperiman membuat sarung batik.
Baca Juga: Sarung Batik Cap Kudus Diminati saat Ramadan
Usaha tersebut dulunya ia mulai dengan dua pekerja saja. Kini ada sekitar 15 pekerja yang turut menyelesaikan produksi sarung batik di tempatnya. Ia bekerja sama dengan seorang kawannya yang mempunyai usaha produksi kain jarit juga.
Mulanya, Irfan pernah mengajak santri-santrinya untuk bersama-sama menggarap produksi sarung batik. Namun hal itu tak berlangsung lama.
Irfan justru takut mengganggu aktivitas belajar para santrinya. Akhirnya, proses tersebut hanya berlangsung selama beberapa kali saja.
“Iya, dulu awalnya sempat [ngajak santri]. Tapi kan takutnya mereka terganggu, bosan, mereka ke sini untuk belajar,” jelas dia.
Baca Juga: Mas Nganten Juragan Batik di Laweyan Solo, Suka Bersarung & Main Burung
Penamaan Lar Gurda sendiri ia adopsi dari nama motif batik. Lar Gurda merupakan motif bak burung garuda. Irfan mengatakan nama tersebut bermakna sayap burung garuda.
“Sebetulnya nama motif. Di Solo kan banyak motif. Saya bikin sarung dengan motif Lar Gurda, dan laku. Saya sering sebut oh motif Lar Gurda, makanya saya jadikan merek,” jelas Irfan.
Irfan kemudian memodifikasi motif Lar Gurda dengan motif primer lain. Misalnya sulur, parang, tumbuhan atau garis.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga pernah mengenakan sarung Lar Gurda buatan warga Solo tersebut, Oktober lalu di Rumah Dinas Puri Gedeh.
Selain itu berdasar informasi yang diperoleh Solopos.com, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf juga pernah mengenakannya.