SOLOPOS.COM - Yunita Surya Rahmawati, 26, warga Gunung RT 001/RW 012, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo, menenangkan putrinya Nadira, 1,5, yang menderita kelainan jantung bocor, Kamis (7/10/2021). (Solopos/ Candra Putra Mantovani)

Solopos.com, SOLO-Ada Ada beberapa jenis kelainan jantung bocor yang dialami anak sejak lahir seperti terjadi pada bocah Sukoharjo, Nadira. Bocah yang tinggal di Gunung RT 001/ RW 012, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo, itu mengidap kelainan ini sejak masih lahir.

Dua kelainan jantung bocor bawaan adalah ASD dan VSD. Kedua penyakit jantung tersebut termasuk dalam kelainan jantung bawaan lahir, yaitu kelainan jantung berupa struktur atau fungsi jantung sejak bayi dalam kandungan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari berbagai jenis kelainan jantung bocor bawaan, ASD dan VSD merupakan penyakit yang umum terjadi. Oleh karena itu, orangtua perlu mengetahui beberapa hal yang mengarah pada gejala dan kondisi tersebut, agar kemunculannya dapat dengan segera mendapat penanganan, sehingga tingkat kesembuhan jadi lebih tinggi.

Berikut ini perbedaan kelainan jantung bocor VSD dan ASD seperti dikutip dari halodoc, Kamis (7/10/2021):

Ekspedisi Mudik 2024

1. VSD : sekat antarbilik berlubang

VSD merupakan kelainan jantung yang ditandai dengan lubang pada sekat antarbilik jantung. Lubang tersebut menyebabkan jantung bocor pada bilik kiri dan kanan jantung, sehingga sebagian darah yang kaya oksigen kembali ke paru-paru. Jika berukuaran kecil, VSD bukanlah masalah yang berarti. Namun, waspadai jika lubang yang dihasilkan cukup besar.

Baca Juga: Kisah Pilu Nadira, Bocah Sukoharjo yang Alami Jantung Bocor Sejak Lahir

VSD menyebabkan gagal jantung, ritme jantung yang tidak teratur atau hipertensi pulmonal, yaitu kondisi yang terjadi saat tekanan di dalam pembuluh darah yang berasal dari jantung menuju paru-paru terlalu tinggi. Penyakit jantung VSD pada anak usia 2 tahun biasanya hanya memicu lubang berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala. Lubang biasanya akan tertutup dengan sendirinya setelah beberapa waktu.

Masalah baru akan timbul pada anak yang menunjukkan tanda gagal jantung, yang merupakan komplikasi dari penyakit jantung bawaan. Pada kasus tersebut, pengidap harus segera mendapatkan pengobatan. Gejala pada pengidap gagal jantung, akan ditandai dengan:

– Sesak napas.
– Cepat merasa lelah.
– Batuk terus-menerus.
– Perubahan berat badan secara drastis.
– Gelisah.
– Nafsu makan berkurang.
– Perut kembung.

2. ASD: sekat serambi jantung berlubang

Berbeda dengan VSD, ASD merupakan kondisi yang terjadi ketika adanya lubang di antara dua serambi jantung. Gambarannya, antara atrium kanan dengan kiri tidak ditutup oleh katup. Sama seperti VSD, lubang yang memisahkan atrium kiri dan kanan akan membuat darah yang kaya oksigen mengalir kembali ke paru-paru. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada pembuluh darah paru-paru.

Jika kebocoran jantung ASD berukuran besar dan tidak segera ditangani, aliran darah dapat merusak jantung dan paru-paru, sehingga menyebabkan gagal jantung. Penyakit jantung bawaan merupakan penyakit yang perlu dihindari, karena tidak hanya membahayakan kesehatan si buah hati, tapi juga menyebabkan pertumbuhan dan perkembangannya terhambat.

Baca Juga: Heboh Isu Wanita Muslim Boleh Tak Pakai Bra, Apa Dampaknya bagi Tubuh?

Apa sajakah yang memicu risiko terkena jantung bocor?  Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti kelainan jantung bawaan lahir. Namun, beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung bawaan pada anak:

1. Merokok

Merokok akan menimbulkan sederet masalah pada kehamilan. Sekitar 60 persen kasus bayi dengan penyakit jantung bawaan dipicu oleh kandungan rokok yang memengaruhi perkembangan janin.

2. Mengidap Infeksi

Ibu yang terinfeksi rubella (campak Jerman) saat masa kehamilan akan membahayakan pertumbuhan janin, termasuk organ jantung. Terutama pada 8-10 minggu pertama kehamilan.

Baca Juga:  Dokter Isyaratkan Tukul Arwana Diizinkan Pulang Pekan Depan

3. Mengonsumsi Obat-Obatan

Obat yang dikonsumsi ibu hamil, seperti anti kejang, anti jerawat, dan ibuprofen tanpa petunjuk dokter akan membahayakan pertumbuhan janin. Khususnya di trimester pertama kehamilan.

4. Genetik

Penyakit jantung bawaan kemungkinan dapat diturunkan dari salah satu atau kedua orangtua. Bukan hanya itu, kromosom atau gen pada anak yang mengalami kelainan, akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung bawaan.

Baca Juga: Perempuan Lebih Mudah Kedinginan? Ini Penjelasan Para Ahli

5. Konsumsi Alkohol

Risiko melahirkan bayi dengan kelainan struktur arteri atau ventrikel jantung akan semakin meningkat jika ibu hamil nekat mengonsumsi minuman beralkohol.

Setelah mengetahui berbagai faktor risiko yang menjadi pemicu dari ASD dan VSD diharapkan orangtua lebih berhati-hati dalam mengonsumsi apapun. Jangan lupa untuk penuhi asupan gizi dan nutrisi ibu dan si buah hati dengan mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya