SOLOPOS.COM - Ilustrasi ayam (ugm.ac.id)

Solopos.com, SOLO -- Ayam lokal di Indonesia terancam mengalami kepunahan. Para peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) kemudian mengembangkan ayam hibrida yang diberi naa Gama Ayam.

Gama Ayam merupakan persilangan ayam lokal dengan ayam dengan tingkat perkembangbiakkan tinggi. Ayam yang dipersilangkan adalah ayam lokal Pelung dari Cianjur dan Ayam Broiler. Penelitian ini sudah dikembangkan UGM sejak 2009.

Promosi BRI Microfinance Outlook 2024 akan Bahas Strategi Memperkuat Inklusi Keuangan

Setelah dilakukan penelitian selama lebih kurang 7 tahun lamanya, Gama Ayam berhasil menjadi seekor “ayam super” yang dalam waktu 7 pekan sudah bisa mencapai bobot 1,5 kg, atau sudah bisa dipanen.

Sejak tahun 2016, “Ayam Super” Gama Ayam ini telah diserahkan pengembangbiakkan serta pengolahan-nya kepada masyarakat desa binaan Fakultas Biologi UGM, yakni Desa Beji di Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Pencetus Gama Ayam adalah Prof. Budi Setiadi Daryono.

Baca Juga: Budaya Minum Jamu Muncul Sejak Zaman Kerajaan Mataram

"Kalau kita mengandalkan ayam kampung dan ayam lokal kita yang kemampuan reproduksinya juga rendah, kemampuan pertumbuhan dan perkembangan-nya juga rendah, bisa-bisa, ayam kampung kita dan ayam lokal kita habis, kalau digunakan untuk ayam konsumsi,” tutur Budi sebagaimana dikutip dari laman resmi UGM, Minggu (20/6/2021).

Keunggulan Gama Ayam dibandingkan ayam buras yang sekarang banyak beredar adalah rasanya yang gurih menyerupai rasa ayam kampung dan memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan ayam kampung biasa.

Selain itu, ayam ini lebih adaptif terhadap lingkungan di Indonesia serta toleran terhadap penyakit. Disebutkan, ayam kampung asal Indonesia jarang yang terjangkit oleh virus Flu Burung (H5N1), sedangkan ayam broiler lebih mudah terjangkitnya karena daya adaptasi dan ketahanannya terhadap penyakit.

Baca Juga: Sudah Bisa Dibudidayakan, Ini Alasan Ayam Cemani Tetap Mahal

Keunggulan lainnya dari Gama Ayam juga memiliki kelebihan bisa diberi pakan apa saja, sehingga tidak memerlukan kosentrat atau makanan pabrikan.

Menurut Budi, penelitian Gama Ayam ini karena prihatin bahwa produksi ayam nasional 83,8 % masih dipenuhi oleh ayam ras dan hanya 16,2 % dari jenis ayam lokal. Padahal, Indonesia berpotensi untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan bibit ayam pedaging karena memiliki biodiversitas ayam lokal yang tinggi.

Selama ini daging ayam merupakan sumber protein hewani terbesar masyarakat Indonesia dengan konsumsi sebesar 4,01 kg/orang/tahun atau 85 % dari konsumsi per kapita daging segar nasional. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi daging sapi yang hanya 0,37 Kg/orang/tahun (7,8%).

Baca Juga: Indonesia Punya 33 Jenis Ayam Lokal, Induknya Ayam Hutan Merah Thailand

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya