SOLOPOS.COM - ilustrasi celurit madura. (istiemwa)

Solopos.com, MADURA — Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki senjata tradisional khas. Begitu juga di Pulau Madura, juga memiliki senjata tradisioanl khas yakni celurit. Senjata ini kerap disebut sabit, karena memang dari sisi bentuk mirip bulan sabit.

Sebagai sebuah senjata trdisional, celurit sebenarnya tergolong baru. Celurit baru dikenal sebagai senjata tajam sekitar abad 18. Celurit ini pun memiliki sejarah panjang dan menjadi simbol perlawanan masyarakat terhadap penjajah Belanda.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Informasi dari salah satu penilitian ilmiah yang diakses melalui digilib.uin-suka.ac.id, Jumat (15/4/2022), selain digunakan sebagai senjata tajam untuk membela diri, sebenarnya celurit ini juga dipergunakan sebagai alat-alat pertanian dan rumah tangga. Celurit ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari bagi masyarakat Madura.

Baca Juga: Mengenal Alun-Alun Utara Jogja, Sejarah dan Pergeseran Fungsinya

Menurut berbagai sumber, celurit ini menjadi senjata hingga menjadi simbol perlawanan pada abad ke-18, tepatnya saat terjadi peristiwa yang melibatkan sesosok Sakera. Sakera ini merupakan salah satu pejuang pra-kemerdekaan yang waktu itu merupakan mandor tebu di Pasuran, Jawa Timur.

Dikutip dari  warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Jumat, Sakera yang merupakan mandor tebu beretnis Madura ini melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda dengan menggunakan celurit yang biasanya hanya digunakan sebagai alat pertanian.

Hinga akhirnya saat lelasi asal Bangkalan itu dihukum mati oleh penjajah, warga Pasuruan yang mayoritas dari suku Madura marah dan mulai berani melakukan perlawanan pada penjajah dengan senjata andalan mereka, celurit.

Baca Juga: Tunjungan Plaza 5 Surabaya Diduga Tak Miliki Izin Layak Fungsi

Pada waktu itu, celurit beralih fungsi menjadi simbol perlawanan, simbol harga diri, hingga strata sosial. Pihak Belanda saat itu juga menyewa jagoan-jagoan dari kaum Blater Madura untuk menghadapi sang mandor. Tetapi, tidak ada satu pun yang mampu mengalahkan Sakera yang saat itu menggunakan celurit untuk mempertahankan diri.

Simbol Kejantanan

Menurut budayawan Madura, D. Zawami Imron, senjata celurit ini memiliki filosofi dari bentuknya yang mirip tanda tanya. Dari sisi bentuk bisa dimaknai sebagai salah satu bentuk kepribadian masyarakat Madura yang selalu ingin tahu.

Tetapi juga ada penafsiran lain yang menyebut bahwa celurit itu bentuknya bengkok mirip seperti tulang rusuk manusia yang berkurang itu. Untuk itu, agar kejantanan laki-laki tidak berkurang maka mengganti tulang rusuk yang hilang itu dengan celurit yang diselipkan di pinggang bagian kiri.

Celurit ini juga bisa dikatakan sebagai identitas orang Madura. Kemana pun orang Madura pergi tidak terlepas dari celurit. Alat ini juga memiliki relasi kuat dengan faktir budaya, struktur sosial, kondisi perekonomian, agama, dan pendidikan yang sudah dibangun masyarakat.

Senjata tradisional ini memiliki bilah terbuat dari besi berbentuk melengkung mirip sabit sebagai ciri khasnya. Biasanya celurit ini diwadahi sarung yang terbuat dari kulit sapi atay kerbau yang tebal, memiliki gagang terbuat dari kayu. Bilah celurit ini memiliki ikatan yang melekat pada gagang kayu serta menembus sampai ujung gagang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya