SOLOPOS.COM - Bangker Kaliadem sesaat sebelum Warsito ditemukan, Minggu (25/2/2018) masih dikunjungi banyak wisatawan. (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, SLEMAN — Beberapa hari lalu, Bunker Kaliadem yang ada di Dusun Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, viral di media sosial. Tempat wisata ini viral karena adanya ulah oknum yang memaksa wisatawan menggunakan jasa mobil jip untuk sampai ke bunker tersebut.

Sebenarnya bagaimana sejarah Bunker Kaliadem tersebut? Bukan hanya itu, ternyata di bunker tersebut sempat terjadi tragedi yang mengenaskan saat erupsi Gunung Merapi terjadi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bunker Kaliadem ini menjadi salah satu tempat wisata favorit yang ada di Sleman. Banyak wisatawan yang datang untuk melihat bunker tersebut sekaligus melihat gagahnya Gunung Merapi dari dekat.

Namun, siapa sangka Bunker Kaliadem menjadi saksi pilu atas tewasnya dua orang yang sedang berlindung dari ganasnya erupsi Gunung Merapi.

Baca Juga: Viral! Cerita Wisatawan Dipaksa Naik Jip ke Bunker Kaliadem Merapi

Dikutip dari jurnal berjudul Desa Kepuharjo sebagai Daya Tarik Wisata Pasca Erupsi Merapi karya Aldi Edo Nugroho, Minggu (29/5/2022), Bunker Kaliadem menjadi salah satu daya tarik wisata di kawasan tersebut. Bunker tersebut dibangun pemerintah yang difungsikan sebagai tempat persembunyian bagi bagi warga setempat ketika terjadi erupsi Gunung Merapi.

Pada saat erupsi Gunung Merapi pada 2006 silam, tercatat ada dua korban yang terjebak di dalam bunker dan ditemukan tewas. Penyebab dua orang tewas di dalam bunker karena suhu udara yang sangat tinggi hingga 200 derajat Celcius pada saat erupsi terjadi.

Sejak tragedi itu, Bunker Kaliadem tidak lagi difungsikan sebagai tempat berlindung saat erupsi terjadi. Penyebanya karena tempat tersebut tidak aman untuk melindungi warga saat erupsi terjadi. Bahkan disebut risikonya sangat tinggi.

Baca Juga: Misteri Gunung Merapi: Pasar Bubrah – Bunker Kaliadem, Angker Gaes!

Kemudian pada 2010, Gunung Merapi meletus lagi. Gunung Merapi mengeluarkan awan panas dan banjir lahar dingin. Bahkan peristiwa ini disebut-sebut sebagai erupsi terbesar dalam 100 tahun terakhir.

Pada peristiwa itu, lebih dari 200 orang termasuk Juru Kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan, meninggal dunia. Selain itu, sebanyak 400.000 jiwa diungsikan, terutama bagi mereka yang tinggal dengan radius 20 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Setelah erupsi itu, Bunker Kaliadem sempat tertimbun material pasir setebal 4 meter. Bunker ini sempat disebut hilang.  Beberapa tanda yang menjaid petunjuk keberadaan bunker ikut hilang bersamaan dengan diterjang awan panas.

Baca Juga: Perkelahian Antar Kelompok Pelajar di Jogja, 1 Orang Meninggal Dianiaya

Setidaknya membutuhkan waktu sekitar dua hari untuk merekonstruksi jalan. Selain itu membutuhkan waktu 54 jam untuk melakukan pengerukan dengan menggunakan alat berat. Jalan menuju bunker sendiri tertutup material setebal 1,5 meter.

Setelah keberadaan bunker berhasil ditemukan, pemerintah dan warga setempat bersepakat untuk mengelola dan menjadikan bunker tersebut sebagai tempat wisata karena Bunker Kaliadem sendiri menyimpan begitu banyak kedahsyatan erupsi Merapi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya