Solopos.com, SOLO – Terapi auditori verbal atau auditory verbal therapy (AVT) sering digunakan untuk membantu anak yang kesulitan dalam berbicara. Meski begitu kesuksesan AVT untuk menjadikan anak mendapatkan kemampuan berbicara dengan baik juga harus didukung oleh beberapa hal.
Dokter Spesialis THT Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Dimas Adi Nugroho, Sp.THT-KL., mengatakan AVT merupakan terapi yang sering diberikan kepada pasien kasus gangguan pendengaran sejak lahir. Anak yang mengalami gangguan pendengaran sejak lahir, biasanya mengalami hambatan untuk berkomunikasi.
“Harapannya anak tersebut nantinya bisa berbahasa dengan orang di sekitarnya dengan bantuan alat dengar dan AVT. Ini kasus khusus yang perlu penanganan komprehensif dan terus-menerus agar hasilnya baik,” kata dia dalam program Health Talk RS JIH Solo.
Untuk kasus gangguan pendengaran sejak lahir, tentunya yang harus dilakukan pertama kali adalah diagnosis. Tujuannya untuk memastikan kondisi pendengaran anak. Termasuk mengenai seberapa berat gangguan pendengarannya. Sangat memungkinkan setiap kasus akan memiliki kondisi yang berbeda-beda.
Dengan kondisi berbeda-beda itu tentu akan menentukan tindakan yang sesuai kondisinya. Biasanya untuk terapi yang dilakukan untuk kasus tersebut akan mengombinasikan penggunaan alat bantu dengar dengan AVT.
Meski begitu dalam penanganannya juga dibutuhkan kerja sama dengan banyak pihak. Seperti dengan dokter anak, dokter rehabilitasi medik, hingga psikologi anak untuk penanganan lebih baik.
Terapis Wicara RS JIH Solo, Avista Wahyu Ardiningtyas, A.Md.Kes., mengatakan AVT merupakan sebuah terapi dengan strategi menggunakan bahasa lisan untuk mengakses suara dari berbagai bahasa dengan bantuan alat bantu dengar. Dia juga mengatakan dalam terapi tersebut juga dibutuhkan peran dari pihak keluarga.
Dengan begitu diharapkan anak akan mendapatkan konsep bahasa, kosa kata, perbendaharaan kata lebih cepat dan optimal. Sebab dalam keseharian, keluarga adalah pihak yang paling dengan dengan anak tersebut.
ATV dapat dilakukan dengan berbagai strategi. Misalnya strategi penonjolan akustik, atau penekanan kosa kata. Ada juga strategi pengulangan atau dengan melatih artikulasi.
Terapi membutuhkan waktu dan tidak bisa didapatkan hasil secara instan. Waktu yang dibutuhkan juga sangat tergantung dengan kondisi pasien dan peran aktif serta dukungan keluarga dalam ikut mendampingi. Minimal satu tahun, itu pun kosakata masih terbatas.
