SOLOPOS.COM - Webinar Reach For a Great Halal Lifestyle Through Sharia Insurance, Wujudkan Gaya Hidup Halal dengan Asuransi Syariah digelar Solopos bersama Great Eastern Life Indonesia, Jumat (21/10/2022). (Tangkapan Layar Youtube)

Solopos.com, SOLO — Gaya hidup halal, belakang semakin ramai diminati masyarakat. Ada beragam produk keuangan syariah yang saat ini bisa dimanfaatkan untuk mendukung gaya hidup halal tersebut. Salah satunya produk asuransi syariah. Namun apa sebenarnya asuransi syariah itu?

Hal tersebut menjadi pembahasan dalam webinar literasi finansial bertajuk Reach For a Great Halal Lifestyle Through Sharia Insurance, Wujudkan Gaya Hidup Halal dengan Asuransi Syariah. Webinar tersebut digelar Solopos bersama Great Eastern Life Indonesia untuk memberikan pemahaman lebih kepada masyarakat tentang asuransi syariah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam ekosistem ekonomi syariah, gaya hidup halal menjadi sebuah daya tarik dan berpotensi besar dalam aspek bisnis. Implementasinya pun sudah menyentuh kehidupan sehari-hari. Dalam perwujudannya, gaya hidup halal mesti diimbangi dengan berbagai literasi serta akses yang memadai tentang produk-produk syariah.

Pemateri dalam wabinar tersebut adalah pakar dan pegiat dalam bidang keuangan serta asuransi syariah, sekaligus pelaku bisnis yang menjadikan prinsip tolong menolong sebagai fondasi dalam keberlangsungan usahanya. Dia adalah Rista Zwestika S.Sos, CFP., Financial Planner dan Founder Finante; Sangkut Wijaya, Head of Sharia Unit Great Eastern Life Indonesia, serta Ardhiana Iffa Farida, Owner Snack Cavatoz.

Rista menyampaikan, dalam kehidupan terkadang banyak situasi yang mengharuskan pengeluaran keuangan kita meningkat. Banyak faktor yang mendukung kondisi itu, mulai dari biaya kesehatan yang meningkat, biaya hidup lainnya yang juga meningkat, dampak inflasi dan sebagainya. Sementara pendapatan atau gaji, belum tentu mengikutinya. Untuk itu dibutuhkan perencanaan keuangan.

Baca Juga: Bisnis Hebat di Tangan Wanita Hebat

Perencanaan keuangan dapat dilakukan dengan berbagai instrumen. Terlebih saat ini produk dan layanan sektor keuangan lebih beragam. Baik yang konvensional maupun syariah. Berbicara mengenai keuangan syariah, menurutnya ke depan akan sangat digandrungi. Baik mulai dari cara menabungnya, berinvestasi hingga perlindungannya.

“Salah satu yang diminati adalah mengenai keberkahannya. Berkah dalam kehidupan di dunia maupun setelah meninggal nanti,” tutur Rista.

Begitu juga ketika berbicara mengenai asuransi syariah atau perencanaan keuangan syariah, artinya kita bicara bukan hanya soal kehidupan saat ini tapi juga mengenai kehidupan berikutnya. Mengenai apa yang akan kita bawa dan apa yang akan kita tinggalkan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan keuangan. Menurut Rista, keuangan bisa dikatakan sehat ketika terus mengalami surplus. Jika hal itu terjadi sebaliknya, terus defisit, itu artinya keuangan dalam kondisi tidak sehat.

Untuk mengamankan keuangan, perlu membangun jaringan pengaman. Misalnya saja dengan membuat dana darurat, menumbuhkan tabungan, melindungi diri dengan asuransi dan sebagainya. Setelah pondasi keuangan kuat, barulah mengumpulkan kekayaan, melestarikan kekayaan dan meninggalkan warisan.

Baca Juga: Butuh Strategi Agar Pinjaman Usaha Lancar tapi Kantong Tetap Aman

Perencanaan Keuangan

Fondasi kuat dalam mengelola keuangan agar terhindar dari bencana keuangan di antaranya bisa didapat dengan membuat anggaran. Perencanaan dibuat berdasarkan prioritas yakni untuk memenuhi kewajiban, baru untuk kebutuhan dan terakhir baru memikirkan keinginan.

Tidak kalah penting adalah menyiapkan dana darurat, yakni dana yang dicadangkan terpisah untuk dana cadangan dan pengeluaran tak terduga. Jika harus berhutang, cermati dulu kebutuhan yang ada. Menurutnya, berhutang boleh saja, tapi agar pondasi keuangan aman, hutang tidak boleh lebih dari 20%-35%. Baik untuk hutang konsumtif maupun produktif. Kemudian lakukan proteksi atau mitigasi risiko baik mitigasi personal maupun aset. Mitigasi risiko personal yang diperlukan misalnya saja dengan asuransi kesehatan, asuransi penyakit kritis maupun asuransi jiwa. Selian itu ada juga mitigasi aset.

Perlu melihat empat hal sebelum memiliki asuransi, yakni mengenai kebutuhan asuransi (untuk personal atau aset), Premi, legal dan logis serta protection. Pada asuransi syariah, ada beberapa keuntungan yang bisa didapat. Di antaranya bisa saling menolong sesama peserta asuransi melalui dana tabarru’. Kemudian ada pembagian hasil sesuai akad, bebas riba, transparansi mengelola dana dan alokasi surplus underwriting.

Investasi dengan menerapkan prinsip syariah merupakan kendaraan mencapai tujuan keuangan karena investasi bertujuan untuk mendapatkan perkembangan modal yang reasonable dengan tetap mempertahankan modal awal.

Baca Juga: Wujudkan Gaya Hidup Halal dengan Asuransi Syariah

Head of Sharia Unit Great Eastern Life Indonesia, Sangkut Wijaya, menyampaikan dalam asuransi syariah terdapat konsep tolong-menolong, dimana tolong-menolong telah menjadi nilai luhur bangsa. Berdasarkan The World Giving Index by Charities Aid Findation di tahun 2021, Indonesia adalah negara paling dermawan di dunia.

Dia menjelaskan perbedaan konsep yang ada pada asuransi syariah dan konvensional. Pada asuransi konvensional, pihak Tertanggung membayar Premi ke perusahaan sehingga Tertanggung mengalihkan risiko kepada perusahaan asuransi sebagai penanggung. Premi yang masuk ke perusahaan asuransi, 100% menjadi milik perusahaan asuransi. Dana tersebut nantinya bisa untuk biaya operasional perusahaan, untuk membayar manfaat, klaim dan sebagainya. Kemudian dari situ juga muncul laba dan rugi perusahaan.

Sedangkan di asuransi syariah, tidak ada konsep Tertanggung dan Penanggung. Sebab konsep yang diterapkan adalah saling menolong, saling membantu atau saling berbagi. Maka dikenal adanya risk sharing atau berbagi risiko kepada sesama peserta asuransi.

“Karena itu kita perlu meluruskan niat ketika menjadi peserta asuransi syariah, yakni untuk saling menolong atau ta’awwun. Ketika musibah terjadi pada orang lain, Alhamdulillah kita bisa menolong. Namun ketika musibah terjadi pada diri kita, Alhamdulillah kita atau ahli waris kita yang tertolong,” jelas dia.

Kemudian sebagai peserta, di syariah dikenal dengan kontribusi. Dimana peserta membayar kepada perusahaan asuransi itu sebagai pengelola dana. Ada dana ujrah atau fee dan ada tabarru’ atau dana untuk menolong. Dana tabarru’ itulah yang digunakan untuk klaim atau menolong pihak yang mengalami musibah. Sedangkan dana ujrah atau fee diberikan ke perusahaan yang telah mengelola dana tadi. Di sini tidak ada laba rugi namun surplus atau defisit, sebab ini dana sosial.

Baca Juga: Wanita Hebat Ciptakan Bisnis Hebat

Dia menegaskan, perusahaan asuransi syariah bukan sebagai pemilik dana tabarru’ namun sebagai pengelola. Dengan begitu di asuransi syariah hanya ada istilah peserta dan pengelola, bukan tertanggung dan penanggung seperti asuransi konvensional.



Dalam asuransi syariah juga tidak ada maysir, gharar, riba, dan yang lain yang bertentangan dengan syariah. Asuransi syariah juga diawasi Dewan Pengawas Syariah, selain juga OJK.

Seperti menguatkan mengenai budaya saling menolong yang kuat di Indonesia, pada webinar tersebut juga didatangkan pelaku usaha yang menerapkan kegiatan saling berbagi di dalam kegiatan usahanya. Dia adalah Owner Snack Cavatoz, Ardhiana Iffa Farida.

Pada usaha yang bergerak di bidang makanan ada cemilan, Ardhiana memiliki pola yang unik. Sebab setiap pembelian satu kemasan produknya, konsumen sudah masuk dalam program saling berbagi. “Produk kami camilan, jadi identik suasana senang. Misalnya untuk kasih kado, memberi ke tetangga, saudara dan sebagainya. Kami ingin ketika konsumen itu sedang merasakan senang, boleh dong kesenangannya dibagikan ke orang-orang yang membutuhkan. Maka kami buat program setiap membeli satu kemasan, konsumen langsung ikut donasi Rp500,” kata dia.

Dari donasi itu kemudian dikelola untuk kegiatan berbagi, seperti berbagi nasi boks atau berbagi ke panti asuhan. Dengan membeli akan berbagi ke orang lain. Itu juga memberi keuntungan pada konsumen. Sebab secara Islam, orang yang bersedekah akan dilipatkan rezekinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya