Solopos.com, SRAGEN — Kapas pernah menjadi komoditas unggulan penunjang perekonomian di Kerajaan Pajang (1568–1587). Pada abad ke-16 ini, kapas yang kala itu biasa disebut lawe diperdagangkan di Pasar Laweyan. Komoditas ini dibudidayakan dari sejumlah perkebunan seperti Pedan, Juwiring, Gawok, Wedi, Bayat. Hal ini seperti dilaporkan laman resmi Cagar Budaya Kemendikbud, Rabu (7/9/2022).
Perkebunan kapas yang akan dibuka di Bumi Sukowati ternyata pernah menjadi barang berharga oleh nenek moyang kita. Sebagai bahan baku pembuatan kain, kapas menjadi komoditas unggulan yang banyak diburu industri. Walau industri tekstil banyak ditemui di Indonesia, luasan area perkebunan kapas justru kian mengecil.