SOLOPOS.COM - Anak sikat gigi. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Membersihkan gigi merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi anak. Dengan gigi yang bersih juga akan terhindar dari masalah karies gigi. Namun bagaimana jika anak susah jika diajak untuk menggosok gigi?

Dokter Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Anak Rumah Sakit (RS) JIH Solo, drg. Lasmi Dewi Nurnaini, Sp.KGA., dalam Health Talk berjudul Karies Gigi Pada Anak: Penyebab dan Cara Cerdas Mengatasinya, menyampaikan untuk mau menggosok gigi, butuh pembiasaan pada anak.

“Memang untuk menggosok gigi harus dilakukan pembiasaan, sejak pertama kali gigi muncul pada anak, sekitar usia enam bulan. Dibiasakan memebrsihkan gigi,” kata dia pada acara yang disiarkan di Youtube RS JIH Solo tersebut.

Ketika anak sudah dibiasakan dengan kegiatan membersihkan gigi sejak dini, maka seiring perkembangan usianya, anak akan semakin terbiasa.

Namun jika ternyata pembiasaan membersihkan gigi baru dilakukan saat usia anak dua atau tiga tahun atau saat gigi susunya sudah tumbuh lengkap, maka orang tua harus melakukannya dengan kesabaran yang lebih. Sebab pada usia tersebut kemungkinan besar anak sudah mulai melakukan penolakan.

Dalam kondisi seperti itu biasanya yang dilakukan orang tua adalah dengan memberikan pasta gigi aneka rasa pada anaknya. Harapannya agar anak tertarik dan mau menyikat gigi.

Menurut drg, Lasmi, hal itu mungkin saja berhasil. Namun tetap harus diwaspadai. “Itu [pasta gigi aneka rasa] juga bisa mengguntungkan tapi juga bisa merugikan,” jelas dia.

Menurutnya jika menggunakan pasta gigi berasa, hal yang harus diwaspadai adalah aksi menelan pasta gigi oleh anak. Hal itu kemungkinan dapat terjadi karena anak merasakan pasta gigi tersebut enak. Dia pun mengaatakan kasus tersebut sering terjadi di lapangan.

Untuk mengatasinya, selain memberikan pengawasan, juga dapat dilakukan dengan hanya memberikan pasta gigi secukupnya. “Berikan pasta gigi sedikit mungkin, hanya selapis tipis pada ujung bulu sikat itu,” lanjut dia.

Selain itu penggunaan jenis pasta gigi juga harus diperhatikan sesuai dengan kemampuan anak dalam berkumur. Menurutnya, untuk pada anak yang sudah bisa berkumur dengan baik, sangat dianjurkan menggunakan pasta gigi ber-fluoride. Dimana untuk pasta gigi dengan kandungan fluoride standar, kini sudah banyak ditemui di pasaran.

Tapi jika anak belum bisa berkumur dengan baik, besar kemungkinan pasta gigi atau air kumur tertelan. Untuk itu sebaiknya diberikan pasta gigi yang non-fluoride. Dimana saat ini juga sudah ada di pasaran. Para orang tua dapat memastikan kandungan pasta gigi tersebutu dalam keterangan kandungan pada setiap kemasan pasta gigi. Selain menghindari kandungan fluoride, untuk anak yang belum dapat berkumur juga disarankan untuk tidak menggunakan pasta gigi dengan kandungan detergen.

Dengan menggunakan pasta gigi dengan kriteria tersebut diharapkan pembersihan gigi pada anak dapat dilakukan dengan baik dan aman. Deiring dengan itu anak dapat diajari untuk berkumur.

Untuk belajar berkumur pada anak, dapat dilakukan di luar kegiatan menggosok gigi. Dengan menggunakan air putih matang, anak bisa dilatih berkumur kemudian air bekas kumurannya dibuang. Selanjutnya anak dilatih berkumur saat melakukan sikat gigi. Namun tetap dengan air matang. Tujuannya agar ketika anak menelan air kumur tersebut tetap aman.

Selain itu dalam melakukan pembiasaan membersihkan gigi, dia menyarankan agar membuat kegiatan gosok gigi tersebut menyenangkan. Meskipun untuk menumbuhkan ketertarikan anak menggosok gigi tersebut membutuhkan kesabaran.

Rekomendasi
Berita Lainnya