SOLOPOS.COM - Ilustrasi penipuan. (doc)

Solopos.com, WONOGIRI—Sejumlah Kepala SMK di Kabupaten Wonogiri dimintai uang orang tak dikenal yang mengaku sebagai wartawan, Rabu (3/11/2021).

Pelaku mengirim kata-kata kasar kepada mereka lantaran permintaannya tak digubris. Mereka meyakini hal tersebut penipuan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Rabu, pelaku meminta donasi dengan cara menelepon dan mengirim pesan singkat berformat short message service (SMS). Dari tangkapan layar telepon seluler (ponsel) yang berisi SMS tersebut yang diperoleh Solopos.com, pelaku meminta orang yang dihubunginya mengirim uang untuk biaya operasi tumor otak rekan pers bernama Hi di salah satu rumah sakit (RS) di Solo.

Baca Juga: Jadi Pioner, Lebih 700 Warga Ngerangan Klaten Buka Usaha Angkringan

Dia meminta uang dikirim ke nomor rekening bank atas nama Htn yang menurut pengirim pesan merupakan istri Hi.

Pelaku memperoleh nomor telepon para Kepala SMK setelah menelepon salah satu Kepala SMK di Kabupaten Wonogiri. Orang tersebut mengaku  sebagai pejabat berpangkat tinggi.

Lantaran percaya, Kepala SMK bersangkutan memberi nomor telepon sejumlah Kepala SMK kepada pelaku. Sesaat kemudian Kepala SMK bersangkutan baru menyadari bagaimana mungkin pejabat tinggi meneleponnya meminta nomor telepon para Kepala SMK.

Baca Juga: Cerita Warga Ngerangan Klaten Mengapa Angkringan di Solo Dikenal Hik

Salah satu orang yang dihubungi pelaku, Kepala SMKN 1 Jatiroto, Suyono, kepada Solopos.com, Rabu, menginformasikan awalnya pelaku meneleponnya. Dia mengangkat teleponnya tetapi tak bisa berbincang lebih lanjut karena sedang dalam perjalanan.

Orang tak dikenal itu mengaku bernama Bayu, tanpa menyebut identitas media. Orang tersebut menelepon tiga kali. Kali terakhir telepon pelaku meminta Suyono segera mengecek SMS yang dikirimnya.

SMS yang dimaksud berisi permintaan uang untuk biaya rekan pers lain bernama Hendri.

Baca Juga: Swadaya, Warga Ngerangan Klaten Dirikan Museum Sejarah Angkringan

“Kebetulan saat itu saya ada kegiatan sehingga saya tak terlalu memikirkannya. Kemudian dia mengirim SMS lagi yang berisi umpatan atau kata-kata kasar, karena saya tak memenuhi permintaannya,” ujar Suyono saat dihubungi.

Suyono meyakini hal tersebut penipuan. Dia menilai wartawan tidak mungkin meminta donasi seperti itu, terlebih mengirim pesan berisi kata-kata kasar.

“Ada beberapa Kepala SMK lainnya yang juga dihubungi orang tak dikenal meminta donasi. Alasannya sama. Kalau ada tidaknya Kepala SMK yang sampai mengirim uang, saya kurang tahu,” imbuh Suyono.

Baca Juga: Ngerangan dan Sejarah Cikal Bakal Warung Hik atau Angkringan

Informasi kejadian tersebut lalu tersebar. Kemudian ada pihak yang mengirim pesan berantai berisi imbauan agar para kepala sekolah waspada karena ada orang yang mengaku wartawan meminta uang. Pesan itu untuk menghindari ada korban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya