SOLOPOS.COM - Sejumlah pedagang berjualan di Jl Solo-Purwodadi tepat di bawah jalan tol Solo-Kertosono, di Gondangrejo, Karanganyar, Rabu (3/4/2013). (Binti Sholikah/JIBI/SOLOPOS)


Sejumlah pedagang berjualan di Jl Solo-Purwodadi tepat di bawah jalan tol Solo-Kertosono, di Gondangrejo, Karanganyar, Rabu (3/4/2013). (Binti Sholikah/JIBI/SOLOPOS)

Hawa panas saat melintasi di Jl Solo-Purwodadi langsung lenyap tatkala sampai di bawah jalan tol Solo-Kertosono (Soker) yang masih dalam tahap pembangunan. Sejuk dan teduh berada di bawah jalan yang terletak di Dusun Jetak, Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Beberapa pedagang tampak menggelar lapak dagangan di sepanjang jalur yang teduh itu.  Salah satunya Surati, 43, yang barjualan es dawet . Sudah sepekan wanita asal Jetis, Ketitang, Nogosari, Boyolali tersebut mengais rezeki pinggir jalan tersebut. Sejak pukul 10.00 WIB dia mulai berjualan es dawet cendol gula Jawa. Ia mengaku sengaja memanfaatkan kesempatan di tengah cuaca panas untuk berjualan es dawet. Selain itu menurutnya lokasi tersebut tepat untuk orang istirahat dan bersantai.

Selain es dawet, wanita yang sehari-hari berjualan di Pasar Nusukan, Solo, itu juga berjualan rambutan yang dibawanya dengan beronjong. Dia mengaku sering mangkal di lokasi tertentu untuk berjualan buah musiman.   Tidak sampai sehari, rambutan yang dia bawa ludes dibeli orang yang melintas di jalan tersebut. Tak tanggung-tanggung dia membawa serta suami dan anaknya untuk membantu melayani pembeli serta cucunya yang masih balita.

“Dulunya cuma jualan rambutan, tapi banyak yang minta saya jualan minuman jadinya jual es dawet juga,” katanya sembari tertawa.

Tak jauh dari Surati, berdiri tenda terpal pedagang hik milik Paijo, 30. Pria yang tinggal di Jetak RT 003/RW 004, Wonorejo, Gondangrejo itu mengaku sudah sepekan berjualan di tempat tersebut. Dia tertarik dengan suasana teduh di bawah bangunan beton jalan tol Soker.  Apalagi di sekitar lokasi terdapat beberapa tukang bangunan yang sedang menyelesaikan pembangunan masjid kecil tak jauh dari proyek tol.

Sajian di gerobak hik Paijo beragam, berbagai gorengan, nasi kucing, sate tusuk, kerupuk hingga aneka minuman kemasan tersedia. Dalam sehari, Paijo mengaku mendapat penghasilan lumayan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Biasanya Paijo mulai berdagang pukul 08.00 WIB hingga malam hari.

“Lumayan buat nambah penghasilan. Kalau di sini kan strategis, banyak buruh bangunan dan orang yang lewat juga ramai,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya