Rabu, 29 Juni 2011 - 18:39 WIB

Meneropong kehidupan anak di Solo

Redaksi Solopos.com  /  Aksara Solopos  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

internet

Advertisement

[SPFM], Dalam tiga hari mendatang,  Kota Solo menjadi tuan rumah Konferensi Kota Layak Anak bertaraf Internasional.  Konferensi Kota Layak Anak se-Asia dan Pasifik. Sebuah catatan yang membanggakan untuk warga kota, karena untuk mencapai hal itu dibutuhkan kerja keras dan harus mampu meyakinkan sejumlah pihak atas keberpihakan Kota Solo pada kehidupan anak-anak.

Namun, di tengah situasi seperti ini, di sejumlah perempatan masih terlihat anak-anak jalanan meminta belas kasihan pada pengguna jalan. Tidak haya itu, di beberapa taman kota seperti Taman Sekartaji di bagian timur Kota Solo juga acapkali digunakan sebagai tempat mangkal anak-anak punk. Mereka tidak hanya mangkal, tetapi juga mengamen di jalan-jalan. Bahkan, dalam taraf tertentu kehadiran mereka acapkali dinilai ‘mengganggu’.

Tidak hanya itu, gizi buruk masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkot Solo. Berdasar catatan Spek-HAM  masih ada 1 hingga 5 anak-anak mengalami gizi buruk di setiap keluruhan. Masih dari catatan Spek-HAM,  tahun 2006 terdapat 36 kasus kekerasan seksual pada anak.

Advertisement

Nah, menurut Anda, apakah Solo benar-benar menjadi Kota Layak Anak. Apakah kota ini sudah memperlakukan anak dengan baik?  Pendapat dan komentar Anda bisa disampaikan saat Dinamika 103 edisi Kamis  (29/6) pukul 08.10-10.00 WIB dengan mengirim SMS ke 0817444103, 081226103103, atau telpon [0271] 739389, 739367. [SPFM/ary]

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif