SOLOPOS.COM - Tugu Soeharto di Muara Kaligarang, Kecamaran Gajahmungkur, Kota Semarang, menjadi lokasi favorit masyarakat di Kota Semarang menggelar ritual malam 1 Sura. (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Tugu Soeharto yang berada di muara Sungai Kaligarang, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), selalu ramai didatangi orang saat malam 1 Sura. Mereka datang untuk menggelar tradisi bertapa atau ngalap berkah dengan cara berendam di muara Sungai Kaligarang, Semarang, atau di area Tugu Soeharto

Pun demikian dengan malam 1 Sura tahun ini yang jatuh pada Jumat (29/7/2022). Sekitar pukul 21.00 WIB, muara Sungai Kaligarang sudah ramai didatang puluhan orang yang berasal dari berbagai daerah di wilayah Semarang Raya. Tepat pukul 00.00 WIB, mereka pun silih berganti berendam atau kungkum di muara Sungai Kaligarang yang menjadi titik pertemuan dua arus sungai.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Puluhan orang itu kungkun dengan cara dan tujuan yang berbeda-beda. Ada yang berpakaian lengkap, bertelanjang dada, bahkan ada pula yang hanya memakai celana dalam. Namun, tujuan mereka hanya satu yakni mencari berkah di Tugu Soeharto, Kota Semarang.

Ekspedisi Mudik 2024

Tokoh masyarakat di sekitar kawasan Tugu Soeharto, Supadi, mengatakan tradisi malam 1 Sura dengan cara berendam di muara Sungai Kaligarang itu sudah ada sejak tahun 1965 silam. “Tapi sempat berhenti dua tahun karena Pandemi. Sebenarnya ada tapi tidak banyak [yang menggelar ritual],” ujar Supadi saat dijumpai Solopos.com, Sabtu (30/7/2022) dini hari.

Supadi juga menyampaikan, tradisi kungkum atau berendam malam 1 Sura di Tugu Soeharto Semarang memiliki kisah yang berbeda-beda. Ada yang menyebut jika tradisi itu terinspirasi dari kisah perjuangan Presiden Kedua RI, Soeharto, saat menghadapi Belanda. Konon, lokasi yang kini didirikan Tugu Soeharto di muara Kaligarang itu merupakan tempat persembunyian Soeharto dari kejaran tentara Belanda.

Baca juga: Tugu Soeharto, Lokasi Favorit Tirakatan Malam 1 Sura di Semarang

Sedangkan versi yang kedua, tradisi kungkum atau berendam di Tugu Soeharto itu dilakukan para pengikut Soeharto yang menganut aliran kejawen untuk mempertahankan tradisi ritual malam 1 Sura. Muara Kaligarang dipilih karena merupakan pertemuan dua arus sehingga dipercaya memiliki kekuatan magis.

“Jadi [muara Kaligarang] diambil manfaatnya oleh orang-orang kejawen untuk mandi kungkum, buat ngalap berkah mencari ilmu, mencuci pusaka, hingga menggelar ritual. Kegiatan ini terus bertahan hingga sekarang,” ujarnya.

Supadi menambahkan saat ini yang datang untuk menggelar ritual mandi kungkum di Tugu Soeharto kebanyakan warga luar Kota Semarang. Meski demikian, sepanjang jalan menuju Tugu Soeharto selalu ramai pada malam 1 Sura karena turut diadakan pasar tiban atau pasar malam.

Baca juga: Sebelum Jadi Presiden, Pak Harto Bertapa di Empat Puncak Gunung Lawu

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, Tugu Soeharto di Semarang ini didirikan seorang pengikut Soeharto saat menjabat sebagai Pangdam Diponegoro pada tahun 1956-1960, yakni Rama Diyat. Rama Diya merupakan tokoh atau guru spiritual kejawan yang kala itu cukup ternama di Kota Semarang. Ia mendirikan Tugu Soeharto bersama pengikutnya sekitar tahun 1965 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya