SOLOPOS.COM - Pemilik sapi jumbo, Marmin, 56, saat merawat sapi-sapi jumbonya di kandangnya Dukuh Semaran, Desa Jurug, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali pada Minggu (3/7/2022). Ia mengatakan pada Iduladha 2022 berniat menjual tiga sapinya yang berjenis PO. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI–Salah satu warga Dukuh Semaran, Desa Jurug, Kecamatan Mojosongo, menjual tiga sapi-sapi jumbonya menjelang Iduladha 2022.

Dua dari tiga ekor sapinya telah laku, bahkan hingga menyentuh harga Rp85 juta.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Warga Dukuh Semaran tersebut adalah Marmin. Pria berumur 56 tahun tersebut mengaku sudah berjualan sapi-sapi jumbo untuk Iduladha sejak sepuluhan tahun yang lalu.

“Sapi yang namanya Gatotkaca bobotnya 900-an kilogram. Bisa laku ini hingga Rp85 juta, ini laku hingga Jakarta. Kemudian sapi yang namanya Bagong, laku ke Solo, bobotnya 800-an kilogram, laku Rp62,5 juta,” terang dia saat ditemui Solopos.com di kandangnya, Minggu (3/7/2022).

Ia mengatakan Gatotkaca akan diambil pembeli pada Kamis (7/7/2022) dan Bagong akan ia antarkan pada Sabtu (9/7/2022).

Baca Juga: Tantangan Mi Ayam Jumbo Bu Piyati Boyolali: Makan 3 Porsi Habis, Gratis

Ia mengatakan ada satu sapi yang belum terjual bernama Semar. Marmin mengungkapkan bobot Semar hampir satu ton. Ia pun membandrol Semar dengan harga Rp80 juta.

“Semoga cepat laku, semisal Pak Presiden Jokowi atau Pak Gubernur Ganjar masih membutuhkan sapi ya semoga berminat beli,” kata dia.

Marmin mengungkapkan sapi-sapi yang ia jual adalah jenis sapi Peranakan Ongole (PO). Ia mengatakan sapi-sapi tersebut ia pelihara sejak masih bakalan.

Dalam sehari, Marmin mengatakan habis uang Rp50.000 untuk memelihara per sapinya.

“Saya kasih makan comboran bekatul dan tela [ubi jalar] untuk sapi tiap pagi dan sore, kemudian siang itu pakan hijau yang banyak. Lebih banyak yang pakan hijau alami biar sehat. Terus tiap sore saya juga ajak jalan-jalan keliling kampung sama cucu, biar sapi-sapinya enggak stress,” kata dia.

Baca Juga: Mantap! Mancing Ikan, Pria Madiun Malah Dapat Sapi

Marmin juga mengatakan sapi-sapinya sedari awal belum pernah terkena penyakit mulut dan kuku atau PMK. Ia mengatakan kuncinya terhindar dari PMK adalah setop tidak berinteraksi dengan membeli sapi dari luar.

“Saya juga rutin membersihkan kandang tiap pagi agar terhindar dari PMK,” terang dia.

Sementara itu, anak Marmin, Nur Hidayati, mengatakan sapi-sapi jumbo tersebut diajak jalan-jalan setiap sore agar sehat. Ia mengatakan dipilihnya sore hari karena cuaca tidak terlalu panas dan pekerjaan kandang telah selesai.

“Sapi-sapi jumbo begitu kan berbeda dengan sapi biasa. Jadi tiap sore kami ajak jalan-jalan supaya badannya tidak kaku di dalam kandang. Selain itu untuk melenturkan otot dan kaku,” kata dia.

Sementara itu, Kepada Desa Jurug Edi Nugroho, mengungkapkan sebelumnya pemerintah desa telah memberikan sosialisasi untuk peternak dan pedagang tentang PMK.

Ia juga meminta kerja sama peternak untuk menjaga kebersihan kandang dengan disinfektan. Selain itu, ia meminta peternak untuk memberikan vitamin untuk sapi-sapi mereka.

“Desa juga bekerja sama dan dibantu Dinas Peternakan dan Perikanan [Disnakkan] dan Puskeswan memberikan vaksin-vaksin untuk sapi di wilayah kami,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya