SOLOPOS.COM - PAHLAWAN -- Foto Adi Soemarmo, salah satu perintis TNI AU yang namanya diabadikan sebagai nama Pangkalan TNI AU dan Bandara di Solo. Adi Soemarmo gugur bersama dua tokoh perintis TNI AU lainnya yaitu Adisutjipto dan Abdulrachman Saleh saat pesawat yang mereka tumpangi ditembak jatuh oleh pesawattempur Belanda menjelang mendarat di Lanud Maguwo, Jogja, atau yang kini lebih dikenal sebagai Bandara dan Lanud Adisutjipto. (JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris Sasangka)

Belum terlalu lama, Komandan Komando Pendidikan TNI AU (Kodikau) Marsda TNI Bagus Puruhito meresmikan Museum Sejarah Adi Soemarmo yang terletak di dalam kompleks Pangkalan TNI AU Adi Soemarmo di Colomadu, Karanganyar. Karena penasaran dengan museum ini, Espos pun mengunjunginya.

MUSEUM SEJARAH -- Bangunan Museum Sejarah Adi Soemarmo di dalam kompleks Pangkalan TNI AU Adi Soemarmo di Colomadu, Karanganyar. (JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris Sasangka)

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Lantaran letaknya yang terselip di dalam kompleks militer, prosedur masuknya pun rada ribet. Penulis harus melapor dulu ke pos penjagaan Polisi Militer TNI AU dari pintu masuk di sebelah timur. Setelah meninggalkan tanda pengenal di pos, baru ditunjukkan jalan menuju museum, yang terletak bersebelahan dengan kantor Penerangan dan Perpustakaan (Pentak) Lanud Adi Soemarmo.

SEPEDA PATROLI -- Sebuah sepeda tua yang dulu dipakai prajurit TNI AU berpatroli atau melaksanakan tugas lain. (JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris Sasangka)

Bangunannya tak terlalu besar, mungkin seukuran rumah tipe 54. Koleksinya pun masih terlalu sederhana dan sedikit bagi sebuah museum. Barang yang terpajang di antaranya replika sepeda kayuh yang dulu biasa dipakai prajurit TNI AU untuk berpatroli. Ada juga contoh kursi kayu yang biasa dipakai di ruang kelas sekolah bintara atau tamtama. Selain itu juga ada dudukan senjata senapan mesin berat yang menurut keterangan biasa dipakai untuk latihan.

DOKUMENTASI FOTO -- Foto-foto lama kegiatan di Lanud Adi Soemarmo atau yang dulu dikenal sebagai Lanud Panasan juga dipajang di museum ini. Sayangnya penataan foto dan keterangan pendampingnya masih kurang memadai dan kurang informatif. (JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris Sasangka)

Dijumpai pula contoh lemari kayu yang dipergunakan para siswa sekolah bintara dan tamtama di asrama mereka. Di atas lemari itu ada radio komunikasi yang berasal dari tahun 1940-an. Terdapat pula beberapa manekin yang mengenakan seragam dengan emblem yang berbeda. Ada seragam prajurit sekolah bintara, tamtama, seragam siswa Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) dan pakaian overall oranye siswa sekolah penerbang.

PAHLAWAN -- Adi Soemarmo, yang namanya diabadikan sebagai nama Pangkalan TNI AU dan Bandara di Solo. Adi Soemarmo gugur bersama dua tokoh perintis TNI AU lainnya yaitu Adisutjipto dan Abdulrachman Saleh saat pesawat yang mereka tumpangi ditembak jatuh oleh pesawat tempur Belanda menjelang mendarat di Lanud Maguwo, Jogja, atau yang kini lebih dikenal sebagai Bandara dan Lanud Adisutjipto. (JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris Sasangka)

Selain barang-barang itu, ruangan museum lebih banyak diisi pajangan foto-foto sejarah umum TNI AU dan kliping majalah kedirgantaraan tentang TNI AU. Terpasang pula foto dan keterangan mengenai sejumlah monumen yang berkait dengan sejarah Lanud Adi Soemarmo.

Memang masih sangat sederhana museum ini. Masih dibutuhkan lebih banyak upaya dari pengelolanya untuk menambah koleksi barang atau memorabilia agar pengunjung bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih lengkap mengenai sejarah TNI AU dan lebih khusus lagi, sejarah Lanud Adi Soemarmo dan sosok Opsir Muda Udara Adi Soemarmo yang namanya diabadikan di pangkalan itu.

R Bambang Aris Sasangka

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya