SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya”.

Kata-kata Presiden I RI, Soekarno, saat Pidato Kenegaraan pada Peringatan Hari Pahlawan, 10 November 1961 itu terus memberikan inspirasi bagi generasi muda agar tidak melupakan budaya maupun sejarah bangsanya.

Promosi Peringati Hari Raya Nyepi, BRI Peduli Bagikan 1.000 Paket Sembako di Bali

Salah satu cara untuk mengenang sejarah masa lampau, yakni dengan berkunjung ke museum. Di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) ada salah satu museum yang memiliki koleksi lengkap. Museum itu tak lain ada paling lengkap adalah Museum Ranggawarsita yang terletak di Jl. Abdul Rahman Saleh No.1, Kalibanteng Kidul, Semarang Barat.

Menurut pemandu Museum Ranggawarsita, Tri Lestari Budi Rahayu, ada 59.802 benda bersejarah yang tersimpan rapi di museum tersebut. Koleksi sebanyak itu terbagi dalam 10 kategori mulai jenis geologi, biologi, etnografi, arkeologi, histori, hingga numismatika.

Ekspedisi Mudik 2024

“Koleksi yang paling banyak adalah jenis numismatika. Ada sekitar 44.966 keping mata uang kuno. Mata uang yang paling tua merupakan peninggalan abad VIII pada masa Kerajaan Majapahit. Bentuknya mirip uang kuno Tiongkok, tapi lebih besar dan ada gambar wayangnya,” ujar perempuan yang akrab disapa Tata itu saat berbincang dengan Semarangpos.com di Museum Ranggawarsita, Selasa (27/8/2019).

Kendati banyak menyimpan benda numismatika,koleksi yang menjadi daya tarik Museum Ranggawarsita justru merupakan benda-benda peninggalan peradaban Islam dan Hindu kuno.

Pemandu Museum Ranggawarsita, Tri Lestari Budi Rahayu, menjelaskan ke pengunjung salah satu koleksi museum, Selasa (27/8/2019). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Setidaknya ada dua benda peninggalan Hindu kuno dan masuknya Islam di Jawa yang menjadi koleksi favorit Museum Ranggawarsita. Benda itu adalah ornamen Masjid Mantingan dan Arca Kudu.

Ornamen masjid yang berdiri di Jepara pada tahun 1559 itu terbilang unik. Satu sisi ornamen itu menggambarkan budaya Hindu dengan corak sulur atau daun yang menjulai. Sementara di sisi lain bercorak gambar manusia, yang menjadi ciri khas ukiran budaya Islam.

“Ornamen ini menjadi penanda masuknya budaya Hindu dan Islam. Ada perpaduan budaya Hindu dan Islam dalam ornamen ini yang menandakan kerukunan masyarakat pada zaman dahulu,” jelas Tata.

Sementara itu, Arca Kudu juga tak kalah unik. Arca yang ditemukan di Candi Bima, dataran tinggi Dieng, itu berbentuk kepala manusia, lengkap dengan wajah, bibir, dan telingga yang menggunakan anting.

“Selama ini jarang ditemukan arca peninggalan Hindu kuno yang berbentuk kepala manusia seperti karya seni patung modern. Makanya, Arca Kudu ini terbilang unik dan hanya ada sekitar 7-9 buah di Indonesia, salah satunya di Museum Ranggawarsita,” ujar alumnus Universitas Diponegoro (Undip) itu.

Daya tarik Museum Ranggawarsita juga terdapat pada koleksi benda-benda alam atau prasejarah yang tersimpan di Gedung B. Di tempat itu, pengunjung bisa melihat replika benda potensi alam mulai dari batu-batuan, hingga fosil kayu, tanduk kerbau, hingga replika Candi Borobudur dan Prambanan.

P0emandu Museum Ranggawarsita, Tri Lestari Budi Rahayu, menunjukkan salah satu koleksi museum, Selasa (27/8/2019). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Banyaknya benda bersejarah yang menjadi koleksi itu pun membuat tingkat kunjungan Museum Ranggawarsita semakin meningkat. Dalam dua tahun terakhir, tingkat kunjungan wisata di museum milik Pemprov Jateng ini mengalami kenaikan sekitar 25%. Jika pada 2017 lalu jumlah pengunjung di Museum Ranggawarsita berkisar 64.046 orang, maka di 2018 jumlahnya naik menjadi 80.550 orang.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya