SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, SEMARANG&nbsp;&ndash;</strong> Bagi sebagian masyarakat Kota Semarang, nama komunitas Semarangker bukanlah sesuatu yang asing. Komunitas ini berisi orang-orang yang gemar menjelajah tempat-tempat horor atau menyeramkan di sekitar wilayah Kota Semarang.</p><p>Tempat-tempat seperti Bukit Gombel, yang masuk dalam daftar acara<a title="5 Acara Misteri yang Populer di Televisi Indonesia" href="http://viral.solopos.com/read/20180406/486/908251/5-acara-misteri-yang-populer-di-televisi-indonesia">&nbsp;<span><em>On The Spot</em> di Trans 7</span></a>&nbsp;sebagai salah satu lokasi paling menyeramkan di Indonesia hingga Hutan Tinjomoyo pun pernah komunitas itu datangi.</p><p><span>Ada sebuah kisah misteri nan&nbsp;<span>inspiratif&nbsp;</span>yang dilakukan komunitas yang memiliki anggota mencapai 86 orang itu saat mendatangi tempat-tempat angker. Setiap datang ke lokasi horor dan menemukan benda yang dianggap keramat, anggota komunitas Semarangker selalu membawanya pulang.</span></p><p><span>Benda-benda itu pun hingga kini tersimpan dengan rapi di salah satu ruangan di markas komunitas Semarangker yang terletak di Jl. Lamper Tengah, Semarang.</span></p><p><span>Saat <em>Semarangpos.com</em> mendatangi markas komunitas Semarangker, benda-benda itu tersusun rapi di ruangan berukuran 3×3. Ruangan itu sepintas memang tampak menyeramkan dan hanya diterangi lampu berkekuatan 5 watt.</span></p><p>Di ruangan itu tampak berbagai macam benda, seperti bambu gila, baju tidur berwarna putih yang konon bekas dipakai orang bunuh diri, kertas bertuliskan huruf china, hingga boneka yang didandani mirip<a title="5 Kasus Kesurupan Massal di Indonesia" href="http://viral.solopos.com/read/20180412/486/910004/5-kasus-kesurupan-massal-di-indonesia"> pocong.</a></p><p><span>&ldquo;Pocong [boneka] itu memang tidak asli, tapi talinya asli. Kami ambil dari salah satu makam di Karanggawang, Semarang. Sekarang makamnya sudah digusur dan dibangun indekos,&rdquo; aku salah satu anggota Semarangker, Slamet Wisnu Aji, kepada&nbsp;<span><em>Semarangpos.com</em>,</span>&nbsp;beberapa waktu lalu.</span></p><p><span>Slamet mengaku sudah menjadi kebiasaan anggotanya membawa pulang benda yang ditemui dan dianggap keramat. Hal itu dilakukan bukan semata-mata demi tujuan mistis atau musyrik.</span></p><p><span>&ldquo;Kami itu orang yang suka melanggar aturan selama tidak bertentangan dengan norma dan hukum. Saat ada yang berkata pantangan kalau mengambil benda di tempat keramat. Kami justru mengambilnya,&rdquo; terang anggota lain Semarangker yang akrab disapa Pakde Ari.</span></p><p><span>Pakde Ari menceritakan pengalamannya saat mendatangi sebuah bekas bangunan tua di Bukit Gombel. Saat itu dirinya dan beberapa anggota Semarangker tiba-tiba dilempar sebuah batu dari arah yang tidak diketahui.</span></p><p><span>Setelah dicari-cari sosok yang melempar tidak ditemukan. Batu itu pun lantas dibawa pulang dan disimpang di ruang koleksi Semarangker.</span></p><p><span>Begitu juga saat mendatangi rumah kuno yang konon menjadi lokasi pesugihan di kawasan Tanah Putih, Candisari, Semarang. Beberapa kali, anggota Semarangker menemukan kertas bertuliskan huruf China yang ditempel di salah satu sudut rumah.</span></p><p><span>&ldquo;Setelah kami tanya-tanya ke warga sekitar, enggak ada yang tahu. Bahkan, mereka bilang kalau rumah itu tak pernah lagi ada yang mengunjungi. Kertas-kertas itu pun lantas kami ambil dan bawa pulang. Bentuknya seperti kertas-kertas jimat yang ada di film-film vampir China,&rdquo;&nbsp; cerita Pakde Ari.</span></p><p>Ketua Semarangker, Parmuji, mengatakan selama menyimpan benda-benda keramat itu anggotanya tak pernah diganggu <a title="Pocong di Permakaman Manisan Kudus Sebenarnya…" href="http://old.solopos.com/2017/10/28/kisah-misteri-pocong-di-permakaman-manisan-kudus-sebenarnya-864153">makhluk halus.</a></p><p><span>&ldquo;Kami percaya sama Tuhan. Semua kami serahkan kepada Tuhan. Ya, alhamdulillah hingga kini kami enggak takut sama yang namanya hantu. Takutnya cuma kalau ditagih&nbsp;<span>debt collector</span>,&rdquo; kelakar pria yang akrab disapa Paredo itu.&nbsp;</span></p><p><span><em><strong><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</strong></em></span></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya