<p><span><strong>Semarangpos.com, SEMARANG —</strong> Sebagai salah satu klub bulu tangkis terbaik di Tanah Air, PB Djarum, banyak melahirkan atlet papan atas dunia. Mulai dari Christian Hadinata, Liem Swie King, Hariyanto Arbi, Tontowi Ahmad, hingga Kevin Sanjaya Sukamuljo, lahir dari klub ini.</span></p><p><span>Oleh karena itu tak heran banyak pebulu tangkis muda yang ingin bergabung dengan klub yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah (Jateng) itu. Tahun ini saja ada sekitar 5.979 pebulu tangkis muda dari berbagai penjuru Tanah Air yang ingin bergabung dengan PB Djarum melalui jalur Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2018.</span></p><p><span>Jika lolos audisi, para pebulu tangkis muda itu akan digembleng di asrama Djarum yang memiliki segudang fasilitas mewah. Ada dua asrama yang dimilik Djarum di Kudus, yakni di Jalan Raya Kudus Km 3, Kecamatan Jati, dan di Desa Kaliputhu.</span></p><p><span><img src="http://img.solopos.com/upload/img/GOR%20Djarum.jpg" alt="Gedung GOR yang terletak di kompleks Asrama PB Djarum saat digunakan Audisi Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2018. (Istimewa-Djarum Foundation)" style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" width="600" height="400" /></span></p><p><em>Semarangpos.com</em><span><em> </em>berkesempatan melihat asrama Djarum di Kecamatan Jati, dalam sebuah tur yang digelar Djarum Foundation, Jumat (7/9/2018). Asrama yang berdiri di atas lahan seluas 49.207 meter persegi itu terdiri dari bangunan GOR, 2 asrama atlet, 2 asrama pelatih, dan taman.</span></p><p><span>Asrama yang mulai beroperasi pada 2006 silam itu terletak di belakang GOR Djarum Jati. Patung berbentuk pebulu tangkis yang sedang mengangkat raket seperti hendak melakukan smash berdiri kukuh menyambut pengunjung hendak memasuki GOR.</span></p><p><span><img src="http://img.solopos.com/upload/img/asrama3.jpg" alt="Beberapa pengunjung tengah melihat ruang dinding ranking di Asrama PB Djarum, Jati, Kudus, Jumat (7/9/2018). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)" style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" width="600" height="400" /></span></p><p><span>Sebelum memasuki GOR, pengunjung akan disuguhi dinding <em>hall of fame </em>para atlet Djarum yang berprestasi di kancah dunia. Di dinding itu tertempel foto para legenda Djarum, seperti Liem Swie King, Haryanto Arbi, Alan Budi Kusumo, dan Christian Hadinata, lengkap dengan keterangan perjalanan kariernya.</span></p><p><span>Di dalam GOR tersedia 15 lapangan bulu tangkis yang beralaskan kayu yang dilapisi karet sintetis berwarna hijau. Di GOR tersebut juga terdapat fasilitas kebugaran yang lengkap untuk menempa fisik para atlet.</span></p><p><span>Selain fasilitas kebugaran, di GOR tersebut juga terdapat ruang fisioterapi untuk penyembuhan atlet pascacedera. Ruang fisioterapi itu bersebelahan dengan dinding prestasi yang dimanfaatkan untuk meng-update ranking pebulu tangkis nasional maupun dunia.</span></p><p><span>Di belakang GOR sebelah utara, terdapat asrama atlet putri. Gedung asrama itu berdiri di atas bangunan dua lantai yang terdiri dari 20 kamar.</span></p><p><span><img src="http://img.solopos.com/upload/img/asrama4.jpg" alt="Kamar yang ditempati Kevin Sanjaya Sukamuljo saat berlatih di PB Djarum, Kudus, Jawa Tengah (Jateng). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)" style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" width="600" height="400" /></span></p><p><span>Program Associated Bhakti Olahraga Djarum, Carvey Sandro, menyebutkan ada sekitar 40 atlet putri yang tinggal di asrama. Setiap kamar dihuni sekitar dua hingga tiga atlet dengan pengawasan yang cukup ketat dari para pelatih.</span></p><p><span>“Ada peraturan yang diterapkan untuk menjaga kedisiplinan pemain. Seperti tidak boleh keluar malam. Kalau mau keluar pun harus seizin pelatih, itu pun hanya diizinkan maksimal dua kali dalam sepekan,” ujar Carvey.</span></p><p><span>Selain dilarang keluar malam, para atlet juga wajib menyerahkan telepon pintar saat malam hari. Batas waktu yang diberikan pelatih untuk para atlet mengumpulkan handphone adalah pukul 21.00 WIB.</span></p><p><span>“Kami enggak mau para atlet tidur larut malam hanya gara-gara bermain hp. Makanya, kami minta sebelum pukul 21.00 WIB semua hp sudah diserahkan. Selama ini sih jam setengah sembilan malam sudah pada mengumpulkan,” timpal Manager PB Djarum, Fung Permadi.</span></p><p><span>Di sisi sebelah utara asrama putri terdapat taman yang disebut Plaza All England, Plaza Thomas dan Uber Cup, serta Plaza Juara Duna. Di taman itu terdapat lantai yang bertuliskan nama-nama atlet binaan Djarum yang menjuarai sukses menjuarai turnamen internasional bergengsi itu.</span></p><p><span><img src="http://img.solopos.com/upload/img/asrama2.jpg" alt="Para awak media tengah melihat taman Plaza All England di kompleks Asrama PB Djarum, Jati, Kudus, Jumat (7/9/2018). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)" style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" width="600" height="400" /></span></p><p><span>Ada nama-nama Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir serta Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon yang pernah berjaya di All England. Selain itu juga terdapat tulisan ‘Who Next’ di salah satu lantai sebagai pemicu para atlet agar mengikuti jejak pendahulunya.</span></p><p><span>Selain kamar yang cukup luas, di asrama itu juga terdapat ruang pantry, dapur, ruang televisi, ruang makan, ruang laundry, dan ruang<em> white trainning.</em> Seluruh fasilitas itu diberikan agar para atlet fokus menempa kemampuannya dalam olahraga tepuk bulu.</span></p><p><span>Jika tak mampu meningkatkan kualitas atau melanggar peraturan yang diterapkan, atlet pun harus siap dikeluarkan. Praktis mereka pun akan dicoret dari daftar binaan atlet PB Djarum.</span></p><p><span><img src="http://img.solopos.com/upload/img/ruang%20makan.jpg" alt="Ruang makan di Asrama PB Djarum, Jati, Kudus, Jateng. (Semarangpos.com-Imam Yuda S,)" style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" width="600" height="400" /></span></p><p><span>“Sanksi terberat atau dikeluarkan biasanya diberikan pada atlet yang terlibat kriminal atau mabuk-mabukan. Selain itu, atlet yang enggak menunjukkan perkembangan juga akan dikeluarkan. Biasanya kami adakan evaluasi selama satu tahun,” terang Fung.</span></p><p><span>Fung menambahkan Asrama Jati diperuntukkan bagi atlet putri usia di bawah 11 tahun (U-11), U-13, U-15 dan U-17, serta U-15 dan U-17 putra. Untuk atlet U-11 putra dan U-13 putra tinggal di Asrama Kaliputhu. Di Asrama Kaliputhu juga terdapat GOR yang berisi 10 lapangan bulu tangkis dengan fasilitas yang tak kalah lengkap dari yang ada di Jati, Kudus.</span></p><p><em><strong><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</strong></em></p>
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
