SOLOPOS.COM - Aksi surfer DPSC (JIBI/Harian Jogja/Intaningrum)

Aksi surfer DPSC (JIBI/Harian Jogja/Intaningrum)

Ombak yang besar justru menjadi kesenangan bagi kelompok penggemar surfing ini. Penggemar surfing yang tergabung dalam Dolphin Parangtritis Surf Community (DPSC) pada 9 April 2012 ini tak pernah absen untuk bergelut dengan ombak setiap harinya, terutama ketika ombak tinggi.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Sebelum membentuk klub, masing-masing anggota telah aktif melakukan surfing. Tak hanya di kawasan Pantai Parangtritis saja. Makin banyak yang suka, tertarik dan surfing di Pantai Parangtritis menjadi alasan terbentuknya DPSC.

“Dengan adanya klub akan lebih terorganisasi dengan baik,” kata Ketua Klub DPSC, Paryanta saat ditemui Minggu (5/5) lalu.

Saat ini, ada sekitar 20 surfer yang bergabung di DPSC dan didominasi para anggota SAR. Tim SAR memang pelopor terbentuknya klub ini.

Ia mengaku para tim SAR di waktu senggang tak pernah lepas dari pantai dan mengisinya dengan bermain di atas papan surfing. Diakuinya, ombak di Pantai Parantritis memang tidak biasa. Adanya palung dan laut yang dalam memang berbahaya bagi yang belum ahli.

“Kalau untuk yang coba-coba dan masih belajar, kami sarankan di pinggiran saja,” imbuh dia. Syarat utama untuk bisa surfing, lanjutnya, adalah bisa berenang dan mahir membaca arus.

“Membaca arus inilah yang tidak semua orang punya. Kemampuan ini diperoleh dari pengalaman,” kata dia. Jika ombak sedang bagus, para surfer ini biasa latihan pagi dan sore hari.

Tak hanya untuk mengasah kemampuan dan melakukan hobi, tapi surfing juga menjadi ajang untuk menorehkan prestasi. Beberapa surfer anggota bahkan sudah ikut beberapa kejuaraan surfing tingkat nasional.

Untuk melakukan hobi ini memang harus berani modal. Pasalnya, papan surfing terbilang tak murah. Untuk satu papan harganya sekitar Rp4 juta. Tak semua anggota klub punya papan, alhasil saat ini 14 papan yang ada digunakan secara bergantian.

Romy, salah satu anggota klub mengaku memilih surfing karena ada kepuasan tersendiri saat bermain dengan bahaya. “Selain itu, karena hobi dan untuk olahraga,” akunya.

Selain memiliki misi sebagai wadah para surfer, klub ini pun ingin ikut membantu meramaikan pariwisata di Pantai Parangtritis. Kehadiran klub surfing dan fasilitas untuk mencoba surfing menjadi daya tarik bagi wisatawan dalam maupun luar negeri.

Surfing memang belum begitu populer di Jogja. Maka dari itu, klub ini juga memiliki niatan untuk merakyatkan surfing baik ke warga sekitar pantai Parangtritis maupun wisatawan.

“Kami ada surf school untuk belajar dengan tarif mulai dari Rp50.000,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya