SOLOPOS.COM - Tangkapan layar Mendikbud Nadiem Makarim. (Antara-Indriani)

Solopos.com, JAKARTA — Di tengah terpaan sikap kontra masyarakat atas wacana penghapusan mata pelajaran Sejarah untuk jenjang SMA dan SMK, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim melontarkan pernyataan berbeda. Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan penyederhanaan kurikulum belum akan dilakukan hingga 2022.

"Penyederhanaan kurikulum tidak akan dilakukan sampai tahun 2022. Pada 2021, kami akan melakukan berbagai macam prototyping di Sekolah Penggerak yang terpilih dan bukan dalam skala nasional. Jadi, sekali lagi tidak ada kebijakan apapun yang akan keluar di 2021 dalam skala kurikulum nasional. Apalagi, penghapusan mata pelajaran sejarah," ujar Nadiem dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (21/9/2020).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Perhatikan Cara Cek IMEI Ini, Vital Saat Beli Ponsel Baru!

Dia pun meminta masyarakat tidak meragukan komitmennya akan sejarah kebangsaan, karena misinya adalah untuk memajukan pendidikan Sejarah agar kembali relevan dan menarik bagi anak-anak.

"Kakek saya adalah salah satu tokoh perjuangan dalam kemerdekaan Indonesia pada 1945. Ayah dan ibu saya aktivis nasional untuk membela hak asasi rakyat Indonesia dan berjuang melawan korupsi. Anak-anak saya tidak mengetahui bagaimana melangkah ke masa depan tanpa mengetahui dari mana mereka datang," tutur Nadiem.

Tuding Hanya Isu

Nadiem menegaskan bahwa misinya sebagai Mendikbud kebalikan dari isu yang timbul. Dia mengklaim penghapusan mata pelajaran Sejarah yang belakangan hari memicu kehebohan di masyarakat hanya isu.

"Saya ingin menjadikan sejarah menjadi suatu hal yang relevan untuk generasi muda dengan penggunaan media yang menarik dan relevan untuk generasi baru kita agar bisa menginspirasi mereka," ucapnya.

Nama Pemain Sudah Pasti, Tunggu Meteor Garden Thailand!

Identitas generasi baru yang nasionalis hanya bisa terbentuk dari suatu kenangan bersama yang membanggakan dan menginspirasi. "Sekali lagi saya imbau masyarakat, jangan biarkan informasi yang tidak benar menjadi liar. Semoga klarifikasi ini bisa menenangkan masyarakat. Sejarah adalah tulang punggung dari identitas nasional kita. Tidak mungkin kami hilangkan," tegas Nadiem.

Nadiem menambahkan isu itu keluar karena ada presentasi internal yang keluar ke masyarakat dengan salah satu permutasi penyederhanaan kurikulum. Dia mengatakan pihaknya memiliki puluhan versi berbeda, sekarang yang sedang melalui FGD dan uji publik. Semuanya belum tentu permutasi tersebut yang menjadi final.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya