SOLOPOS.COM - Mohammad Nuh (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Mohammad Nuh (JIBI/SOLOPOS/Dok)

SURABAYA–Mendikbud Mohammad Nuh membantah tawuran antarpelajar yang terjadi di Jakarta merupakan bukti dari adanya kesalahan dalam sistem pendidikan nasional, namun pihaknya kini memang sedang merumuskan penguatan pendidikan karakter dalam kurikulum pendidikan.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

“Itu ‘case’ saja, bukan berarti sistem pendidikan yang salah, karena kalau sistem yang salah, berarti itu (tawuran) ada dimana-mana. Itu ‘kan cuma di Jakarta, tapi di Tulungagung ‘kan nggak ada. Di Jakarta pun tidak semua sekolah,” katanya di Surabaya, Minggu (30/9/2012).

Ekspedisi Mudik 2024

Setelah meresmikan tiang pancang Gedung “Menara Sains” ITS Surabaya, ia menjelaskan pihaknya sejak 2010 hingga saat ini memang sedang merumuskan pembenahan kurikulum untuk memperkuat pendidikan karakter dalam dunia pendidikan.

“Itu sudah kita lakukan sejak 2010, tapi pembenahan masih sedang dirumuskan, karena itu saya tidak bisa mengatakan sekarang. Apakah nanti ada pendidikan Pancasila lagi, perumusan (pembenahan kurikulum) itu masih sedang dalam proses, tunggu saja,” katanya.

Tentang kasus tawuran antarpelajar SMAN 6 dan SMAN 70 di Jakarta, mantan Rektor ITS Surabaya itu menyatakan kasus tawuran itu tidak berdiri sendiri, tapi melibatkan orang luar yang “memelihara” tawuran itu.

“Karena itu, saya sudah mengundang pihak sekolah dari SMAN 6 dan 70, OSIS, ikatan alumni, dan pihak terkait lainnya untuk memilih salah satu dari tiga opsi yakni dibiarkan terus dipelihara, dibiarkan untuk selesai secara alami, atau menghentikan dengan segala risiko,” katanya.

Dalam pertemuan itu, katanya, ada kesepakatan untuk memilih opsi ketiga dengan menyerahkan pada proses hukum untuk memidanakan siapa yang bersalah hingga kemungkinan ada pejabat di sekolah itu yang perlu dicopot untuk mengakhiri tawuran itu.

“Pertemuan juga menyepakati proses hukum itu diiringi dengan program kebersamaan antara SMAN 6 dan 70 yakni meningkatkan disiplin pada masing-masing siswa, dan melakukan joint activity seperti olahraga bersama atau kegiatan keagamaan bersama,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya