SOLOPOS.COM - Ilustrasi Banjir (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo sudah sejaka 2016 mengajukan permohonan bantuan pengadaan 16 pompa air untuk penanganan banjir ke Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).

Namun, hingga akhir 2020 ini atau empat tahun kemudian, permohonan itu belum juga dikabulkan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Sri Maryanto mengatakan saat ini untuk penanganan banjir Sukoharjo hanya tersedia empat pompa air.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dua dari empat unit pompa air tidak hanya untuk Sukoharjo, namun juga Kota Solo. "Empat itu semuanya di wilayah Grogol. Tapi yang dua pompa digunakan barengan antara Solo dan Sukoharjo,” katanya, Senin (7/12/2020).

Mobil Tabrak Motor Di Jalan Tawangmangu-Karanganyar, Kakek-Kakek Terpental ke Jalan

Ekspedisi Mudik 2024

Maryanto mengatakan dari pemetaan Sukoharjo butuh bantuan setidaknya 16 pompa air untuk mengatasi persoalan banjir tahunan. Permohonan bantuan pompa air pun sudah diajukan ke BBWSBS sejak 2016 lalu.

Namun hingga kini belum ada realisasinya. Kebutuhan pompa air ini mendesak untuk menangani banjir tahunan seperti wilayah Kecamatan Mojolaban. Mojolaban menjadi langganan banjir tahunan akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo.

Lebih lanjut, Sri Maryanto memerinci 16 pompa air itu yakni empat pompa untuk wilayah Grogol, dua untuk wilayah Polokarto dan 10 unit pompa air untuk penanganan banjir Mojolaban.

Siap-Siap! Mulai 15 Desember, Semua Pendatang Masuk Kota Solo Wajib Karantina Di Benteng Vastenburg

Berdasarkan fungsinya, bantuan mesin pompa ini akan bekerja memompa air banjir yang menggenang pada permukiman warga Sukoharjo kemudian dibuang ke aliran sungai. "Targetnya air cepat menyusut. Karena mesin pompa air ini sangat efektif untuk meminimalkan kerugian yang lebih besar," katanya.

Evakuasi Warga

Pemkab berharap BBWSBS bisa merealisasikan bantuan pompa air tersebut. Sebagai solusi sementara penanganan banjir Sukoharjo, pemkab hanya mengevakuasi warga ke lokasi pengungsian selama bencana banjir.

Pemkab juga membangun dapur umum serta penyediaan logistik dan obat-obatan bagi korban banjir. Sri Maryanto mengimbau warga dekat aliran Sungai Bengawan Solo dan anak sungainya untuk mewaspadai potensi banjir hingga akhir Desember mendatang.

Tambah 254 Kasus Dalam 3 Hari, Kumulatif Positif Covid-19 Solo Kini Capai 2.880 Orang

Hal ini seiring tingginya intensitas hujan deras yang mengguyur wilayah Sukoharjo dan sekitarnya. Camat Mojolaban, Sukoharjo, Iwan Setiyono, mengatakan karena belum ada bantuan, saat ini warga kawasan rawan banjir Desa Laban terpaksa swadaya untuk membangun rumah dan pompa air untuk antisipasi banjir.

Keberadaan pompa air ini mampu mengurangi dampak bencana banjir yang selalu melanda wilayah tersebut saat memasuki musim penghujan. ”Meski belum maksimal, setidaknya banjir bisa berkurang dampaknya. Misalnya biasa banjir sampai setinggi satu meter, dengan adanya mesin pompa itu berkurang hanya setinggi 10 sentimeter,” katanya.

Tutup Hampir 9 Jam, Akses Tawangmangu Via Karangpandan Karanganyar Akhirnya Kembali Dibuka

Ia menilai kebutuhan pompa air sangat mendesak untuk penanganan banjir wilayahnya. Berdasar pemetaan ada ratusan hunian yang berpotensi banjir saat musim penghujan.

Hunian tersebut berada pada wilayah bantaran Sungai Bengawan Solo maupun aliran anak sungai yang menjadi langganan banjir. Beberapa wilayah langganan banjir ini adalah Desa Tegalmade, Plumbon, Gadingan, Palur, dan Laban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya