SOLOPOS.COM - Pekerja memeriksa stok beras di gudang Bulog Indramayu, Jawa Barat, Kamis (9/12/2021). Meskipun disebut sudah tidak mengimpor beras selama 3 tahun, namun berdasarkan Indonesia masih mengimpor beras khusus hingga 2022. (Antara/Dedhez Anggara).

Solopos.com, JAKARTA  Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengeluarkan izin impor beras sebanyak 500.000 ton kepada Perum Bulog untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) yang menipis menjelang akhir 2022. Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menanggapi kebijakan impor beras itu.

Dia mengaku tidak mempermasalahkan soal kebijakan impor beras, tapi bagaimana mengatasi masalah harga beras. “Yang masalah kan bukan impor atau tidak, tapi kenapa harga ini kita sikapi secara bersama. Saya, Mendag [Menteri Perdagangan], dan semua agar menyikapi, mungkin saja kan ini masalah perdagangan yang harus kita selesaikan,” kata Syahrul di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta seperti dilansir Bisnis.com, Selasa (6/12/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, mengaku sudah mengeluarkan izin impor beras sebanyak 500.000 ton kepada Perum Bulog. Pasalnya, Bulog terancam hanya memiliki stok sekitar 200.000 ton beras hingga akhir 2022.

Stok beras yang ada di Bulog per 22 November 2022, tercatat sebanyak 594.856 ton yang terdiri atas 168.283 ton (28,29 persen) beras komersial dan 426.573 (71.71 persen) stok cadangan beras pemerintah (CBP). Padahal, Kementerian Pertanian menyebut data stok beras di penggilingan mencapai 610.632 ton yang tersebar di 24 provinsi dengan rentang harga Rp9.359 hingga Rp11.700 per kilogram.

Kan kesepakatan negara, data negara itu ada di BPS dan standing crop kita, data dari satelit juga aman, kemudian laporan dari gubernur dan bupati juga aman. Kalau ada dinamika harga seperti itu, penyikapannya harus bersama,” ujarnya.

Baca Juga: Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Siap Layani Impor Produk Holtikultura

Dia menyebut soal CBP adalah soal kebijakan, bukan masalah ada atau tiadanya beras. “Sebaiknya yang menjawab itu adalah data bahwa secara faktual di lapangan, rakyat mau menjual dengan harga yang lebih mahal karena cost produksi ada kenaikan,” ucap Syahrul.

Namun, Syahrul menyebut Presiden Jokowi sudah memerintahkan agar ada faktualisasi data dan bukan hanya melihat data di atas kertas. “Kenapa harganya mahal? negara harus ada (untuk) mem-backup harga, ketersediaan cukup, harga juga terjangkau,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa pihaknya sudah menyiapkan beras dari luar negeri sebanyak 200.000 ton. “Kita siapkan 200.000 ton di luar negeri, nanti begitu diperlukan waktunya, kita masukkan,” kata Arief.

Baca Juga: Perusahaan Belanda akan Impor Produk Pertanian Indonesia

Arief mengatakan CBP saat ini adalah 514.000 ton sehingga dengan stok dari luar, jumlah tersebut akan bertambah. Langkah tersebut dilakukan untuk menjalankan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memastikan pasokan pangan mencukupi.

“Kita masih mengharapkan dari dalam plus impor itu tapi seperti biasa kita utamakan pasti dari dalam negeri duluan, yang ini kita cadangkan. Jadi Pak Presiden perintahnya kita tidak boleh kekurangan, jadi disiapkan saja, kita siapkan cadangan pangan pemerintah Bulog dan kita taruh 200.000 ton dulu kalau diperlukan akan masuk,” jelas Arief.

Artinya, menurut Arief, impor beras 200.000 ton itu tidak akan dijual melainkan sebagai cadangan. “Kita simpan dulu untuk cadangan, tidak dijual sembarangan, tidak boleh rembes ke pasar, bahaya,” ungkap Arief.

Baca Juga: Songsong Nataru, Harga Pangan Kompak Naik

BPS mencatat, harga beras mengalami inflasi lima bulan terakhir. Pada November 2022, rata-rata harga beras mencapai Rp11.877 per kg. Sebelumnya, Bulog dan Badan Pangan Nasional menyepakati, harga beras yang dapat diserap maksimal Rp 10.200 per kg.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Mendag Beri Izin Impor 500.000 Ton Beras, Ini Respons Mentan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya