SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Belum lama ini kita telah memperingati peristiwa lahirnya Nabi Muhammad SAW. Ada yang memperingatinya dengan pengajian, dengan membaca riwayat hidup nabi seperti sya'ir Al-Barzanji, diba', qasidah burdah dan syair-syair lainnya. Banyak cara yang dilakukan orang untuk memperingatinya. Bahkan, akhir-akhir ini karena momennya menjelang Pemilu, banyak para caleg (calon legislative) atau partai politik tertentu yang memberikan ucapan peringatan atas kelahiran Nabi Muhammad saw dalam iklan-iklan baik media cetak, elektronik, baliho, spanduk dan lain-lain meskipun sebelumnya hal tersebut kurang lazim terjadi.

Sebetulnya peringatan Maulid Nabi bukanlah hal yang secara nash dianjurkan (masyru'). Meski demikian, tidak berarti peringatan tersebut dilarang tetapi tergantung pada konteksnya. Konteks yang paling tepat dalam memperingati maulid nabi adalah dalam konteks mencintai nabi Muhammad agar kita senantiasa ingat dan dapat meniru teladannya. Karena mencintai nabi adalah hal yang sangat dianjurkan.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Kata cinta akan melahirkan tiga hal, yaitu, pertama, senantiasa mengingat yang dicintai. Membaca riwayat Nabi dan senantiasa membaca shalawat adalah salah satu bentuk cinta nabi dengan mengingat nama Nabi.

Kedua, berani berkorban untuk yang dicintai. Sebagaimana kisah salah seorang sahabat Nabi yang bernama Syuhair Ar-Rumi. Syuhair Ar-Rumi adalah salah seorang sahabat Rasulullah. Mulanya dia adalah seorang saudagar yang ulet dalam berdagang dan kemudian menjadi kaya raya di kota Makkah. Pada saat sahabat yang lain ikut hijrah ke Madinah Syuhair juga ingin ikut berhijrah dan meminta ijin kepada Rasulullah. Rasulpun memberinya ijin. Di tengah perjalanan hijrah Syuhair dihadang oleh kelompok kafir Quraisy. Kafir Quraisy mengatakan "kamu tidak boleh ikut hijrah ke madinah karena hijrahmu hanyalah kedok untuk melarikan hartamu. Kalau kamu tetap ingin hijrah maka berikan seluruh harta kekayaanmu untuk kami,"

Syuhair pun memberikan memberikan seluruh harta kekayaannya dengan mengatakan "aku berikan seluruh harta kekayaanku. Aku lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya"

Jika bukan karena didasari rasa cinta mungkin Syuhair tak kan mungkin ikut hijrah, apalagi sampai mau mengorbankan harta kekayaannya.

Ketiga, meneladani orang yang dicintai. Meneladani Rasulullah adalah hal yang mutlak dilakukan oleh setiap orang yang mengaku sebagai umatnya. Karena segala yang ada pada diri Rasulullah adalah suri tauladan yang baik. Dan segala kebaikan adalah dengan mencontoh Rasulullah. Pedagang jika ingin menjadi pedagang yang baik maka harus meniru Rasulullah bagaimana cara berdagang yang benar seperti tidak mengecewakan pembeli, tidak mengurangi timbangan alias tidak curang.

Jika menjadi pemimpin maka jadilah pemimpin yang dapat meiru kepemimpinan Rasulullah. Rasulullah tidak pernah memerintahkan sesuatu yang Rasulullah tidak melakukannya terlebih dahulu dari pada umatnya.

Dalam berkeluarga Rasulullah adalah orang yang memperlakukan keluarganya dengan baik. Anas Bin Malik mengatakan ; "Aku tidak pernah mendengar Rasulullah berkata dengan suara keras dan kasar".

Demikianlah makna maulid nabi yang sebenarnya, bahwa peringatan Maulid Nabi bukanlah ketepatan tanggal yang diperingati secara ritual saja, namun peringatan Maulid Nabi harus dapat menjadikan siapapun yang mengaku sebagai umatnya senantiasa mencintainya, berani berkorban dan meneladani Rasulullah dalam keadaan bagaimanapun. Wallahu Alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya