SOLOPOS.COM - Pendamping budidaya melon inthanon, Jumar Santoso, saat merawat pohon melon Inthanon di green house Ponpes Kyai Ageng Selo, Jumat (19/8/2022). Budidaya melon ini menjadi salah satu destinasi Ekspedisi UMKM 2022. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Di perbatasan Kabupaten Klaten dan Boyolali, tepatnya di salah green house milik Pondok Pesantren (Ponpes) Kyai Ageng Selo area Dukuh Selogringging, Desa Tulung, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten terdapat lahan budidaya melon sultan.

Pengasuh Ponpes Kyai Ageng Selo, Ahmad Ihwan Heri Sarwoko, mengungkapkan penambahan kata “sultan” di dalam budidaya melonnya karena kualitas buah yang premium. Dia mengungkapkan buah yang ia budidayakan bersama santri-santrinya tersebut adalah melon inthanon.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“Keunggulannya adalah rasa manisnya ini yang tidak dimiliki melon yang lain. Tingkat kemanisan di sini kadarnya 16 brix, standarnya 12,” kata Heri saat berbincang dengan Solopos.com di green house miliknya, Jumat (19/8/2022).

Selain itu, Heri mengungkapkan melon inthanon hasil budidayanya juga lebih awet dibandingkan melon biasa. Ia mengatakan melon sultannya dapat bertahan selama 15 hari ketika tidak disimpan di dalam kulkas.

Selain itu, keunggulan yang dimiliki oleh green house-nya adalah teknologi pengairan yang sudah otomatis tanpa harus penyiraman manual tenaga manusia.

Baca Juga: PT Gatraco Inti Semesta Boyolali, Modal Rp100 Juta Kini Beromzet Miliaran

“Jadi harganya dibanding melon biasanya berbeda, ini melon premium kalau grade A begitu harganya Rp30.000 per buah kalau dari sini, kalau di luar bisa lebih,” kata dia.

Heri mengaku dirinya baru memulai membuat green house seluas 500 meter persegi pada Desember 2021. Kemudian, ia mulai menanam melon pada Februari 2022 dan menuai panen pada Mei 2022.

Ia mengaku mendapatkan satu ton melon inthanon dalam panen perdananya. Jumlah tersebut ia dapat dari sekitar 1.000 pohon melon dalam green house miliknya.

“Melon inthanon ini panennya tiga bulan sekali dan kami termasuk berhasil karena panen perdana bisa satu ton, kalau yang lain rata-rata panennya di bawah satu ton. Paling hanya 500 – 600, bahkan ada yang hanya 200 – 300 ton,” kata dia.

Baca Juga: Kain Lukis Nasrafa Solo: Digemari Pasar Lokal, Makin Laris di Pasar Global

Ia mengatakan hasil panen melon sultannya sudah tersalurkan ke tempat mentornya yang berada di Bandung, Jawa Barat. Heri mengaku timnya sempat mendapatkan pelatihan di Bandung, Jawa Barat, selama 15 hari.

Ia mengungkapkan pelatihan tersebut dari Bank Indonesia (BI) yang bekerja sama dengan bekerja sama dengan Ponpes Al-Ittifaq, Bandung.

Saat ini, Heri menambah jumlah tanaman melon menjadi 2.000 pohon, untuk mendapatkan panen yang lebih banyak. Ia menargetkan panen kedua mendapatkan tiga hingga empat ton melon inthanon.

“Panen kedua perkiraan September 2022 dan rencananya akan ada orang yang mau ekspor ke Singapura. Jadi alasannya kami memilih budidaya melon karena dari hasil produk, secara ekonomi hasilnya lebih unggul dibanding yang lain,” kata dia.

Merawat Melon Sambil Berselawat

Petani budidaya melon inthanon saat merawat pohon melon Inthanon di green house Ponpes Kyai Ageng Selo, Jumat (19/8/2022). (Solopos/Ni’matul Faizah)
Petani budidaya melon inthanon saat merawat pohon melon Inthanon di green house Ponpes Kyai Ageng Selo, Jumat (19/8/2022). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Lebih lanjut, Heri mengatakan dia melibatkan santri-santrinya untuk budidaya melon sultan tersebut.

“Selama ini image santri kan hanya mengaji. Namun, di sini kami edukasi life skill seperti usaha pertanian. Selain itu ada juga bengkel dan unit pertokoan,” kata dia.

Selain merawat dengan teknik-teknik biasa, Heri mengaku dirinya bersama santri-santrinya sepekan sekali mengadakan mujahadah di green house-nya. Tak hanya itu, setiap pagi dan sore, para santrinya juga merawat melon sambil berselawat.

“Kami ajak bicara tanamannya, caranya dengan salawat,” kata dia.

Sementara itu, pendamping budidaya melon Ponpes Kyai Ageng Selo, Jumar Santoso, mengungkapkan keunggulan lain buah budidaya melon Inthanon di tempatnya selain rasa yang manis dan keawetannya adalah lebih sehat.

Baca Juga: Menengok Rumah Produksi Kimi Bag, Produk Klaten yang Mendunia

Jumar mengatakan perawatan melon Inthanon Ponpes Kyai Ageng Selo Klaten menggunakan bahan pestisida non-kimia.

“Jadi tidak ada residu yang membahayakan untuk kesehatan. Untuk kendala yang kami hadapi di musim ini adalah cuaca panas dan dingin yang berubah cepat. Jadi kami mengatasinya dengan memberikan nutrisi,” kata dia.

Jumar berharap dengan adanya usaha budidaya melon Inthanon di lingkungan pesantren dapat meningkatkan ekonomi pesantren.



“Semoga juga dapat memberikan edukasi untuk para santri. Jadi setelah mereka lulus dari pondok, selain punya ilmu agama juga punya ilmu di bidang bisnis, misalnya agrobisnis seperti ini,” harap Jumat.

Banner Ekspedisi UMKM 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya