SOLOPOS.COM - Minyak goreng kemasan diperdagangkan di Pasar Kota Wonogiri, Jumat (7/1/2022). (Solopos/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI—Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi pernyataan sekaligus perintah kepada Menteri Perdagangan untuk menjamin stabilitas harga minyak goreng dalam negeri. Pernyataan Presiden Jokowi itu disiarkan langsung dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (3/1/2022).

“Karena harga CPO (crude palm oil) di pasar ekspor sedang tinggi, saya perintahkan Menteri Perdagangan untuk menjamin stabilitas harga minyak goreng dalam negeri. Sekali lagi, prioritas utama pemerintah adalah kebutuhan rakyat. Harga minyak goreng harus tetap terjangkau,” kata Jokowi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu kemudian direspons Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam jumpa persnya, Kamis (6/1/2022). Pada kesempatan itu Airlangga mengungkapkan pemerintah bakal menggelontorkan dana senilai Rp3,6 triliun untuk menyediakan minyak goreng murah seharga Rp14.000 per liter di pasaran.

Baca Juga: Penasaran, Masyarakat Wonogiri Ingin Bendungan Pidekso segera Dibuka

Ia menyebut dana akan disediakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Kebijakan tersebut diharapkan bakal membahagiakan masyarakat.

Dalam pantauan Solopos.com, hingga Kamis (6/1/2022), banyak pedagang di Pasar Kota Wonogiri mengeluhkan tingginya harga minyak goreng yang sudah berlangsung dalam dua bulan terakhir.

Salah satu pedagang di Pasar Kota Wonogiri, Tarmi, 60, mengatakan sudah sekitar satu bulan ini tak lagi menjual minyak goreng. Alasannya, ia tak mampu menjangkau tingginya harga jual yang mencapai Rp20.000 per liter.

Baca Juga: PPKM Kembali Diperpanjang, Klaten Masih Level 2

“Mahal soalnya. Sebelum ini memang bisa menjualnya karena kalau saya kulakan Rp10.000 per liter, masih dapat untung kalau dijual,” ujar Tarmi.

Tak seperti Tarmi yang terpaksa berhenti menjual minyak goreng, pedagang lain di Pasar Kota Wonogiri, Sukatni, 52, mengatakan masih menjual minyak goreng. “Soalnya mau enggak mau tetap ada yang butuh,” kata Sukatni ketika ditanyai alasannya.

Baik Sukatni maupun Tarmi mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab mahalnya harga minyak goreng yang sudah berlangsung dalam dua bulan terakhir. “Kalau masyarakat kecil seperti saya ini kan bisanya hanya nurut,” ujar Sukatni.

Baca Juga: Rombak Nomenklatur, Bupati Klaten Lantik 182 Pejabat

Kepala Bidang Perdagangan Dinas KUKM Perindag Wonogiri, Wahyu Widayati, mengatakan masih menunggu komunikasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terkait harga minyak goreng.

“Ya nanti kami akan bicarakan langkahnya dengan pemerintah provinsi mengenai stabilitas harga minyak goreng,” kata Wahyu saat dihubungi, Jumat (7/1).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya